Suara.com - Belakangan penggunaan plastik sebagai botol minuman terus meningkat. Peningkatan ini tentu saja akan berakibat buruk terhadap lingkungan, karena sampah plasik sangat sulit dihancurkan.
Ancaman tersebut, sepertinya ditanggapi serius oleh beberapa penggiat ramah lingkungan, salah satunya oleh Robert Bezeau' Lelaki asal Kanada ini membangun sebuah desa yang terbuat dari plastik di sebuah hutan di Pulau Colon Island, Bocas del Toro, Panama.
Seperti siaran pers yang dikirimkan portal properti Lamudi, desa tersebut diberi nama The Plastic Bottle Village dan dibuat di atas lahan lahan 33,6 hektar. Di sana, masing-masing rumah dibangun dengan luas 100 meter persegi menggunakan 14.000 plastik botol daur ulang.
Penggunaan bahan plastik ini ternyata lebih cepat diaplikasikan jika dibandingkan dengan menggunakan material batu bata dan beton. Keberadaan rumah ini juga dapat memberikan dampak positif terhadap lingkungan sekaligus meningkatkan kesadaran akan kebutuhan mengatasi ketergantungan pada produk plastik.
Kendati dibangun oleh plastik, desa ini ternyata juga dilengkapi dengan berbagai fasilitas yang menarik, seperti area untuk yoga, hiking, dan taman minimalis untuk barbeque. Tidak hanya itu, desa ini pun mampu meredam gempa bumi, sehingga sangat cocok diaplikasikan di Panama yang dalam waktu satu bulan terakhir mengalami empat kali gempa.
Desa ini adalah yang pertama mengembangkan teknik eco-building yang memungkinkan meminimalisir dampak negatif pada lingkungan.
Selain itu, bangunan ramah lingkungan ini pun sangat dingin untuk ditinggali, oleh karena itu penggunaan AC tidak diperlukan di sana, sehingga dapat meminimalisir konsumsi energi di desa. Rata-rata perbedaan suhu antara di luar dan di dalam rumah plastik ini adalah 17 Celsius, sehingga membuat mereka sangat hemat energi.
Di desa tersebut, setidaknya ada tiga jenis model rumah yang ditawarkan, semuanya dirancang oleh arsitek terkenal Panama. Masing-masing rumah juga dilengkapi dengan pipa resapan air, plumbing electrical, pintu, jendela dan septic tank.
Sebenarnya konsep pembangunan desa ini telah dimulai sejak 2012 dan botol-botol yang dikumpulkan oleh Robert berasal dari tong sampah. Selama program ini berlangsung Robert sangat terkejut karena ia bisa mengumpulkan sebanyak satu juta botol dalam waktu hanya 1,5 tahun.
Berita Terkait
Terpopuler
- Kecewa Kena PHP Ivan Gunawan, Ibu Peminjam Duit: Kirain Orang Baik, Ternyata Munafik
- Nasib Maxride di Yogyakarta di Ujung Tanduk: Izin Tak Jelas, Terancam Dilarang
- Rekam Jejak Brigjen Helfi Assegaf, Kapolda Lampung Baru Gantikan Helmy Santika
- Ahmad Sahroni Ternyata Ada di Rumah Saat Penjarahan, Terjebak 7 Jam di Toilet
- Gibran Dicap Langgar Privasi Saat Geledah Tas Murid Perempuan, Ternyata Ini Faktanya
Pilihan
-
Sidang Cerai Tasya Farasya: Dari Penampilan Jomplang Hingga Tuntutan Nafkah Rp 100!
-
Sultan Tanjung Priok Cosplay Jadi Gembel: Kisah Kocak Ahmad Sahroni Saat Rumah Dijarah Massa
-
Pajak E-commerce Ditunda, Menkeu Purbaya: Kita Gak Ganggu Daya Beli Dulu!
-
Dukungan Dua Periode Prabowo-Gibran Jadi Sorotan, Ini Respon Jokowi
-
Menkeu Purbaya Putuskan Cukai Rokok 2026 Tidak Naik: Tadinya Saya Mau Turunin!
Terkini
-
Menkeu Purbaya Yakin Rupiah Menguat Selasa Depan
-
Pertamina Luruskan 3 Kabar Bohong Viral Akhir Pekan Ini
-
Lakukan Restrukturisasi, Kimia Farma (KAEF) Mau Jual 38 Aset Senilai Rp 2,15 Triliun
-
Bank Tanah Serap Lahan Eks-HGU di Sulteng untuk Reforma Agraria
-
Pindah Lokasi, Kemenhub Minta Pemprov Pastikan Lahan Pembangunan Bandara Bali Utara Bebas Sengketa
-
PLTP Ulubelu Jadi Studi Kasus Organisasi Internasional Sebagai Energi Listrik Ramah Lingkungan
-
Tinjau Tol PalembangBetung, Wapres Gibran Targetkan Fungsional Lebaran 2026
-
Harga Emas Antam Naik Lagi Didorong Geopolitik: Waktunya Akumulasi?
-
Menkeu Purbaya: Bos Bank Himbara Terlalu Bersemangat Jalankan Ide Presiden
-
BPJS Ketenagakerjaan-Perbarindo Tandatangani MoU, Berikan Perlindungan Jaminan Sosial Pegawai