Suara.com - Menteri Keuangan Bambang Brojonegoro menargetkan, dalam beberapa tahun ke depan Pasar industri keuangan syariah bisa menjadi andalan sumber pembiayaan pembangunan di Indonesia. Pasalnya, pasar keuangan syariah telah menjadi salah satu potensi ekonomi yang patut dikembangkan.
Ia menilai pasar keuangan syariah sangat stabil di tengah perkembangan sektor keuangan konvensional saat ini sangat sangat bergantung pada kondisi perekonomian global.
Untuk mewujudkan impiannya tersebut, piahknya mengaku, Kementerian Keuangan telah menerbitkan berbagai produk sukuk berdenominasi dolar Amerika Serikat. Minat masyarakat terhadap sukuk pun terlihat semakin meningkat sebagai sarana investasi syariah. Sehingga para investor memiliki berbagai pilihan untuk investasi sukuk ini.
"Salah satu instrumen keuangan dalam Kemenkeu adalah keuangan berbasis syariah. Kita punya sukuk ritel, Surat Berharga Syariah Negara, sukuk berdenominasi dolar Amerika, sukuk dana haji. Saya ingin negara manapun di dunia nanti berpikir, kalau ingin memanfaatkan sukuk ingatnya langsung Indonesia," kata Bambang saat ditemui dalam sidang tahunan Islamic Development Bank di JCC, Senayan, Jakarta Selatan, Selasa (17/5/2016).
Dengan begitu, lanjut Bambang, industri keuangan syariah dapat menjadi motor perekonomian domestik. Hal ini tentunya juga akan memberikan efek multiplier bagi peningkatan kinerja perbankan syariah hingga nantinya dapat diperhitungkan ke dunia internasional.
Selain itu, hingga kini, pemerintah telah menerbitkan delapan seri retail sukuk yang terutama diperuntukkan bagi investor individual. Penerbitan tersebut dilakukan untuk mempermudah para investor yang bisa langsung mengakses secara langsung dalam instrument pasar modal.
“Penerbitan itu juga memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk menginvestasikan uangnya dengan aman dan menguntungkan dalam pembiayaan proyek-proyek infrastruktur. Jadi intinya sukuk ini sudah maju untuk mengakomodir berbagai macam struktur. Tujuannya satu, tujuannya supaya yang issuer dari sukuk itu lebih mudah, terutama dikaitkan dengan project financing,” tegasnya.
Berdasarkan data Kementerian Keuangan, total jumlah penerbitan sukuk mengalami peningkatan yang signifikan yakni dari Rp 5,5 triliun pada 2008 menjadi Rp 31,5 triliun tahun 2016. Selain itu, untuk jumlah investor juga meningkat dari 14.295 orang pada 2008 menjadi 48.444 orang tahun 2016.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Link DANA Kaget Khusus Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cuan Rp 345 Ribu
- Beda Biaya Masuk Ponpes Al Khoziny dan Ponpes Tebuireng, Kualitas Bangunan Dinilai Jomplang
- Owner Bake n Grind Terancam Penjara Hingga 5 Tahun Akibat Pasal Berlapis
- 5 Link DANA Kaget Terbaru Bernilai Rp 434 Ribu, Klaim Sekarang Sebelum Kehabisan!
- Unggahan Putri Anne di Tengah Momen Pernikahan Amanda Manopo-Kenny Austin Curi Perhatian
Pilihan
-
Grand Mall Bekasi Tutup, Netizen Cerita Kenangan Lawas: dari Beli Mainan Sampai Main di Aladdin
-
Jay Idzes Ngeluh, Kok Bisa-bisanya Diajak Podcast Jelang Timnas Indonesia vs Irak?
-
278 Hari Berlalu, Peringatan Media Asing Soal Borok Patrick Kluivert Mulai Jadi Kenyataan
-
10 HP dengan Kamera Terbaik Oktober 2025, Nomor Satu Bukan iPhone 17 Pro
-
Timnas Indonesia 57 Tahun Tanpa Kemenangan Lawan Irak, Saatnya Garuda Patahkan Kutukan?
Terkini
-
RDN BCA Dibobol Rp 70 Miliar, OJK Akui Ada Potensi Sistemik
-
ESDM Pastikan Revisi UU Migas Dorong Investasi Baru dan Pengelolaan Energi yang Berkelanjutan
-
Penyaluran Pupuk Subsidi Diingatkan Harus Sesuai HET, Jika Langgar Kios Kena Sanksi
-
Tak Mau Nanggung Beban, Purbaya Serahkan Utang Kereta Cepat ke Danantara
-
Modal Asing Rp 6,43 Triliun Masuk Deras ke Dalam Negeri Pada Pekan Ini, Paling Banyak ke SBN
-
Pertamina Beberkan Hasil Penggunaan AI dalam Penyaluran BBM Subsidi
-
Keluarkan Rp 176,95 Miliar, Aneka Tambang (ANTM) Ungkap Hasil Eksplorasi Tambang Emas Hingga Bauksit
-
Emiten PPRO Ubah Hunian Jadi Lifestyle Hub, Strategi Baru Genjot Pendapatan Berulang
-
Penumpang Kereta Api Tembus 369 Juta Hingga September 2025
-
Petrindo Akuisisi GDI, Siapkan Rp 10 Triliun untuk Bangun Pembangkit Listrik 680 MW di Halmahera