Analis pasar modal Guntur Tri Hariyanto menilai bahwa tren pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang masih melambat mempengaruhi kinerja instrumen investasi reksa dana jenis saham dan campuran.
"Secara umum, kinerja saham di dalam negeri mengikuti kondisi global, situasi itu yang memberi pengaruh negatif pada kinerja reksa dana, terutama jenis saham," ujar Guntur Tri Hariyanto yang juga analis di Danareksa Capital di Jakarta, Jumat (3/6/2016).
Selama Mei, lanjut dia, industri reksa dana mengalami tekanan baik secara domestik maupun global. Namun, kinerja negatif reksa dana saham masih lebih baik dibandingkan estimasi pasar yang sekitar 1 persen.
Berdasarkan data perusahaan riset, PT Infovesta Utama, menunjukkan rata-rata kinerja Reksa dana Saham minus 0,08 persen pada periode Mei tahun ini.
Ke depan, ia optimistis kinerja IHSG BEI akan membaik seiring dengan fokus pemerintah yang terus mendorong pembangunan infrastruktur di berbagai wilayah agar mendorong ekonomi, yang akhirnya dapat berdampak positif pada instrumen reksa dana.
"Pembangunan infrastruktur yang merata di daerah akan menjaga pertumbuhan ekonomi nasional," kata Guntur Tri Hariyanto.
Ia mengharapkan bahwa langkah-langkah yang telah dikeluarkan pemerintah berupa paket kebijakan ekonomi dari I hingga XII dapat segera terealisasi sehingga dapat terasa pada instrumen investasi di dalam negeri.
Sementara itu Direktur Utama Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) Friderica Widyasari Dewi mengatakan bahwa pihaknya sebagai regulator akan membangun infrastruktur untuk pelaku industri reksa dana dengan mengimplementasikan S-Invest.
"Dalam waktu dekat salah satu rencana strategis KSEI yaitu pengembangan infrastruktur untuk pelaku industri reksa dana di Indonesia (S-Invest) akan diimplementasikan KSEI tahun ini," katanya.
Ia mengemukakan bahwa KSEI juga telah membentuk divisi khusus untuk S-Invest sejak tahun lalu yakni Divisi Jasa Penyedia Infrastruktur. (Antara)
Berita Terkait
-
Saham Bank Lapis Dua Kompak Rontok, Maybank Indonesia Ambles Paling Dalam
-
OJK Minta Generasi Muda Jangan Awali Investasi Saham dari Utang
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
Profil PT Cakra Buana Resources Energi Tbk (CBRE), Ini Sosok Pemiliknya
-
IHSG Tutup Pekan di Zona Hijau: Saham Milik Grup Djarum Masuk Top Losers
Terpopuler
- 6 Ramalan Shio Paling Beruntung di Akhir Pekan 4-5 Oktober 2025
- DANA Kaget Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cair Rp 255 Ribu
- Fakta-Fakta Korupsi Bupati HSS Kalsel, Diduga Minta Dana Proyek Puluhan Miliar
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 3 Oktober: Klaim Ballon d'Or 112 dan Gems
Pilihan
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
Terkini
-
Bukan Sekadar Bazaar, PNM Hadirkan Ruang Tumbuh dan Silaturahmi UMKM di PFL 2025
-
Perkuat Sport Tourism dan Ekonomi Lokal, BRI Dukung Indonesia Mendunia Melalui MotoGP Mandalika 2025
-
BRI Dorong UMKM Kuliner Padang Perkuat Branding dan Tembus Pasar Global Lewat Program Pengusaha Muda
-
Pertumbuhan Perbankan Syariah di Indonesia Masih Stagnan, BSI Genjot Digitalisasi
-
Bank Mega Syariah Bidik Target Penjualan Wakaf Investasi Senilai Rp 15 Miliar
-
Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
-
Saham Bank Lapis Dua Kompak Rontok, Maybank Indonesia Ambles Paling Dalam
-
OJK Minta Generasi Muda Jangan Awali Investasi Saham dari Utang
-
Daftar Harga Emas Antam Hari Ini, Naik Apa Turun?
-
Aliran Modal Asing yang Hengkang dari Pasar Keuangan Indonesia Tembus Rp 9,76 Triliun