Suara.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sepekan lalu melemah 15 point membentuk candle dengan body turun kecil dan shadow di bawah, mengindikasikan ada perlawanan atas tekanan turun. Pada Candle harian IHSG menguat 10 point membentuk candle dengan body kecil naik dan shadow panjang di bawah, mengindikasikan perlawanan atas tekanan turun. Volume rendah di bawah rata-rata 20 hari terakhir.
Penjelasan ini tertuang dalam keterangan pers dari Managing Partner PT Investa Saran Mandiri Kisowo Adi Joe, Minggu (8/5/2016).
IHSG telah bergerak dalam trend turun jangka panjang sejak 31 Maret 2015, harga sedang konsolidasi. Dalam jangka menegah IHSG dalam trend naik sejak 29 September 2015, harga memembus channel tengah kebawah, berpeluang konolidasi. Sedangkan jangka pendek membentuk tren sideways sejak tanggal 17 Maret 2016. "Harga mendekati channel bawah masih berpeluang konsolidasi menguat," kata Kiswoyo.
Terjadi dead cross pada indicator MACD pada 26 April 2016 dan garis MACD mendekati garis 0, berpeluang konsolidasi dijangka menegah. Indicator Stochastic oscillator (SO) terjadi golden cross, peluang penguatan dalam beberapa hari kedepan. Money flow mengindikasikan aliran dana cenderung menguat. Harga mendekati garis bawah bollinger band, berpeluang konsoldasi menguat di jangka pendek.
"IHSG kami perkirakan berpeluang konsolidasi menguat dengan Support di level 4757 sampai 4800 dan resistance 4877 sampai 4920. Cenderung akumulasi beli," ujar Kiswoyo.
USDIDR selama sepekan kemarin menguat 60 poin dengan membentuk candle dengan body naik dan shadow pendek, mengindikasikan kekuatan naik. Candle harian USDIDR membentuk candle dengan body naik kecil dan shadow di bawah, mengindikasikan perlawanan atas tekanan turun. USDIDR dalam pola trend naik di jangka panjang ditunjukan trend channel naik sejak 14 Maret 2014. Harga bergerak di luar channel bawah kembali mendekati channel bawah, telah terjadi perubahan trend naik menjadi trend turun. Jangka menegah dalam trend turun sejak 28 September 2015 dimana harga menembus channel tengah masih berpeluang konsolidasi menguat. Sedangkan jangka pendek dalam trend naik sejak 7 Maret 2016, harga menembus channel tengah berpeluang kondolidasi menguat di jangka pendek.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Motor Matic Paling Nyaman & Kuat Nanjak untuk Liburan Naik Gunung Berboncengan
- 5 Mobil Bekas yang Perawatannya Mahal, Ada SUV dan MPV
- 5 Perbedaan Toyota Avanza dan Daihatsu Xenia yang Sering Dianggap Sama
- 5 Mobil SUV Bekas Terbaik di Bawah Rp 100 Juta, Keluarga Nyaman Pergi Jauh
- 13 Promo Makanan Spesial Hari Natal 2025, Banyak Diskon dan Paket Hemat
Pilihan
-
Senjakala di Molineux: Nestapa Wolves yang Menulis Ulang Rekor Terburuk Liga Inggris
-
Live Sore Ini! Sriwijaya FC vs PSMS Medan di Jakabaring
-
Strategi Ngawur atau Pasar yang Lesu? Mengurai Misteri Rp2.509 Triliun Kredit Nganggur
-
Libur Nataru di Kota Solo: Volume Kendaraan Menurun, Rumah Jokowi Ramai Dikunjungi Wisatawan
-
Genjot Daya Beli Akhir Tahun, Pemerintah Percepat Penyaluran BLT Kesra untuk 29,9 Juta Keluarga
Terkini
-
Pemerintah Kucurkan Bantuan Bencana Sumatra: Korban Banjir Terima Rp8 Juta hingga Hunian Sementara
-
Apa Itu MADAS? Ormas Madura Viral Pasca Kasus Usir Lansia di Surabaya
-
Investasi Semakin Mudah, BRI Hadirkan Fitur Reksa Dana di Super Apps BRImo
-
IPO SUPA Sukses Besar, Grup Emtek Mau Apa Lagi?
-
Strategi Ngawur atau Pasar yang Lesu? Mengurai Misteri Rp2.509 Triliun Kredit Nganggur
-
BUMN Infrastruktur Targetkan Bangun 15 Ribu Huntara untuk Pemulihan Sumatra
-
Menpar Akui Wisatawan Domestik ke Bali Turun saat Nataru 2025, Ini Penyebabnya
-
Pemerintah Klaim Upah di Kawasan Industri Sudah di Atas UMP, Dorong Skema Berbasis Produktivitas
-
Anggaran Dikembalikan Makin Banyak, Purbaya Kantongi Rp 10 Triliun Dana Kementerian Tak Terserap
-
Genjot Daya Beli Akhir Tahun, Pemerintah Percepat Penyaluran BLT Kesra untuk 29,9 Juta Keluarga