Suara.com - Dalam berinvestasi, tentu kita pasti akan melihat potensi keuntungan yang akan diperoleh dibandingkan dengan risikonya. Namun, selain risiko dan keuntungan (return), ternyata kita juga harus memperhatikan biaya yang kita keluarkan untuk produk investasi tersebut.
Biaya investasi ini juga muncul pada produk reksa dana. Dalam berinvestasi reksa dana, terdapat biaya-biaya yang perlu dikeluarkan oleh investor. Besarnya biaya ini harus kita perhitungkan terlebih dahulu agar kita tahu return yang kita dapat dari berinvestasi dapat menutupi biaya tersebut dan memberikan pertumbuhan pada uang kita atau tidak.
Lantas, apa saja biaya yang menjadi tanggungan investor dalam berinvestasi reksa dana? Berikut ulasannya.
1. Biaya pembelian unit penyertaan (subscription fee)
Biaya pembelian ini dikenakan pada saat investor melakukan pemebelian reksa dana. Pembelian reksa dana ini pun terbagi menjadi beberapa jenis. Pertama, transaksi pembelian (subscription) yang dilakukan saat pertama kali membuka akun reksa dana atau biasa disebut (open account).
Jumlah pembelian minimal reksa dana pada setiap manajer investasi pun berbeda, oleh karena itu. Kedua hal tersebut perlu diperhatikan sebagai bahan pertimbangan investor sebelum berinvestasi pada reksa dana.
Transaksi kedua adalah transaksi penambahan (top up). Transaksi ini terjadi apabila investor ingin menambah investasinya pada reksa dana yang sama. Transaksi top up dapat dilakukan kapan saja. Untuk jumlah nominal top up-nya sesuai dengan ketentuan reksa dana tersebut. Ada reksa dana yang menetapkan minimum top up sama dengan minimum subscription. Ada pula yang menetapkan minimum lebih besar dari subscription awal.
Transaksi ketiga adalah autodebet. Transaksi autodebet merupakan transaksi top up reksa dana dengan memotong dana di tabungan secara otomatis setiap bulannya dengan nominal yang telah ditetapkan oleh investor. Melalui transaksi autodebet ini investor tidak perlu repot-repot mentransfer secara manual untuk melakukan top up reksa dana, sehingga memudahkan bagi investor yang ingin berinvestasi reksa dana secara rutin tiap bulannya.
Yang perlu diperhatikan oleh investor adalah transaksi autodebet pada reksa dana berbeda dengan autodebet pada asuransi. Jika suatu saat rekening tabungan Anda tidak cukup untuk melakukan autodebet, maka transaksi top up reksa dana pada bulan tersebut batal. Investornya pun tidak akan dikenakan denda ataupun pengurangan saldo investasi.
2. Biaya penjualan kembali unit penyertaan (redemption fee)
Transaksi penjualan atau pencairan investasi dalam reksa dana dikenal dengan istilah redemption. Pada reksa dana, transaksi penjualan dapat dilakukan kapan saja setelah memiliki reksa dana tersebut. Apabila investor melakukan redemption, dana dari transaksi tersebut akan masuk ke rekening investor maksimal 7 hari kerja.
Setiap melakukan redemption, investor akan dikenakan redemption fee. Besarnya redemption fee ini berbeda-beda pada tiap perusahaan manajer investasi . Biasanya redemption fee ini berlaku bagi investor yang memiliki reksa dana hingga tahun tertentu. Apabila investor memiliki reksa dana lebih lama dari tahun yang ditentukan, maka tidak akan dikenakan redemption fee.
3. Biaya pengalihan unit penyertaan (switching fee)
Biaya ini timbul pada saat investor melakukan pengalihan (switching) reksa dana. Transaksi pengalihan (switching) sendiri adalah transaksi yang dilakukan untuk memindahkan investasi dari satu jenis reksa dana ke reksa dana lain. Transaksi switching ini memudahkan investor sehingga tidak perlu melakukan redemption pada reksa dana untuk memindahkan dananya ke jenis reksa dana lainnya. Manajer Investasi memiliki kebijakan sendiri dalam biaya pengalihan (switching)
Transaksi yang dilakukan investor juga lebih efisien karena investor dapat menjual dan membeli dua reksa dana pada hari yang sama. Apabila investor menjual reksa dana yang satu untuk membeli reksa dana lainnya dinilai tidak efisien karena untuk transaksi jual beli reksa dana membutuhkan waktu yang lebih lama.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 3 Fakta Menarik Skuad Timnas Indonesia Jelang Duel Panas Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- 15 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 27 September 2025, Kesempatan Raih Pemain OVR 109-113
- 30 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 28 September: Raih Hadiah Prime Icon, Skill Boost dan Gems Gratis
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
Pilihan
-
Pilih Gabung Klub Antah Berantah, Persis Solo Kena Tipu Eks Gelandang Persib?
-
Tema dan Pedoman Peringatan Hari Kesaktian Pancasila 2025
-
Emas Antam Tembus Level Tertinggi Lagi, Hari Ini Dibanderol Rp 2.234.000 per Gram
-
Tata Cara Menaikkan Bendera Setengah Tiang dan Menurunkan Secara Resmi
-
Harga Emas Hari Ini: UBS dan Galeri 24 Naik, Emas Antam Sudah Tembus Rp 2.322.000
Terkini
-
Faktor Musiman, Minat Pembelian Apartemen di Jakarta Masih Stabil
-
Guru Penanggung Jawab MBG Dapat Insentif 100 Ribu per Hari, Ini Regulasinya
-
Gen Z Ogah Jadi Akuntan, Masa Depan Profesi di Ujung Tanduk
-
Sempat Demam, Rupiah Mulai Pulih di Level Rp16.673 terhadap Dolar AS
-
IHSG Bergerak Dua Arah di Perdagangan Selasa Pagi
-
Emas Antam Tembus Level Tertinggi Lagi, Hari Ini Dibanderol Rp 2.234.000 per Gram
-
Bank Mandiri Salurkan Rp 31,79 Triliun KUR ke 273.045 UMKM
-
Akhir Bulan September, Cek Rincian Bunga Deposito Dolar di BNI, Mandiri dan BNI
-
Ancam Kirim Kejaksaan & KPK, Prabowo Beri Waktu 4 Tahun ke Danantara untuk 'Bersihkan' BUMN
-
Jurus Bank Jakarta Gencarkan Inklusi Keuangan untuk Gen Z