Suara.com - Mulai 1 Oktober 2016, tarif pelayanan jasa penumpang pesawat udara (PJP2U) atau pajak bandara (airport tax) di Bandara Sepinggan, Balikpapan, naik menjadi Rp100.000 per penumpang dari sebelumnya Rp75.000 per penumpang. Tarif ini akan diintegrasikan dalam tiket penumpang seperti yang sudah berlaku selama ini.
"Kenaikan tarif ini juga untuk peningkatan layanan kami kepada para penumpang," kata General Manager (GM) PT Angkasa Pura I Cabang Bandara Sepinggan, Pujiono di Balikpapan, Minggu (2/10/2016).
Dengan mengenakan tarif Rp100.000 itu, Bandara Sepinggan menjadi salah satu bandara dengan tarif PJP2U termahal di Indonesia. Pujiono mengungkapkan, dari 4 bandara yang dikelola PT Angkasa Pura I, hanya Bandara Sepinggan yang disetujui Kementerian Perhubungan kenaikan tarif PJP2U-nya.
Tentu berbagai pihak dilibatkan dan ada survai lebih dahulu sebelum tarif diizinkan naik," ujarnya.
Sejak Mei 2014, Bandara Sepinggan memiliki terminal baru 4 lantai yang menggantikan terminal lama yang dirasakan sudah tidak memadai lagi. Terminal lama, yang mengenakan tarif hanya Rp25.000 per penumpang dirasakan sudah terlalu sempit untuk melayani jumlah penumpang mulai dari 6 juta orang per tahun.
"Sekarang kami melayani 8 juta penumpang per tahun," kata Pujiono.
Peningkatan tarif ini diharapkan juga meningkatkan pendapatan PT Angkasa Pura I, dari Rp480 miliar per tahun menjadi Rp600 miliar mulai 2017.
Sejak diresmikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 2014 tersebut, Bandara Sepinggan memang terus menerus berbenah. Bandara ini juga diganti namanya menjadi Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman oleh Gubernur Kaltim Awang Faroek Ishak, namun karena nama "Sepinggan" saja lebih praktis, nama baru itu tidak populer.
Peningkatan layanan yang bisa dirasakan langsung penumpang antara lain area pemeriksaan keamanan sebelum boarding yang lebih privasi. Pada area itu kini dipasangi sejumlah partisi.
Karena ada kewajiban melepas ikat pinggang sebelum melewati sensor logam, pemberian partisi untuk sedikit privasi itu dinilai bermanfaat.
Kini juga disediakan jasa shuttle cart, yaitu mobil listrik, dari mobil yang biasa dipakai di lapangan golf, yang berkeliling di hall boarding atau aula keberangkatan. Penumpang yang kebetulan harus naik pesawat dari gerbang 10 di ujung aula, misalnya, dapat memanfaatkan jasa mobil ini. (Antara)
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
- 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
- 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
Pilihan
-
Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
-
Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
-
Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
-
Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
-
Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
Terkini
-
Kenapa Proyek Jalan Trans Halmahera Disebut Hanya Untungkan Korporasi Tambang?
-
Bertemu Wapres Gibran, Komite Otsus Papua Minta Tambahan Anggaran Hingga Dana BLT Langsung ke Rakyat
-
Sambut Bryan Adams Live in Jakarta 2026, BRI Sediakan Tiket Eksklusif Lewat BRImo
-
Kuartal Panas Crypto 2025: Lonjakan Volume, Arus Institusional dan Minat Baru Investor
-
Proyek Waste to Energy Jangan Hanya Akal-akalan dan Timbulkan Masalah Baru
-
Geger Fraud Rp30 Miliar di Maybank Hingga Nasabah Meninggal Dunia, OJK: Kejadian Serius!
-
Laba PT Timah Anjlok 33 Persen di Kuartal III 2025
-
Kala Purbaya Ingin Rakyat Kaya
-
Didesak Pensiun, Ini Daftar 20 PLTU Paling Berbahaya di Indonesia
-
IHSG Berakhir Merosot Dipicu Aksi Jual Bersih Asing