Konsultan properti internasional Jones Lang LaSalle (JLL) menyatakan pengembang saat ini lebih dominan meluncurkan apartemen kelas menengah-bawah sebagai upaya menangkap animo pasar yang kini sedang mengemuka.
"Peluncuran baru turun di kuartal III 2016, kebanyakan peluncuran baru itu di segmen menengah dan menengah-bawah," kata Head of Research JLL Indonesia James Taylor dalam paparan properti di Jakarta, Rabu (4/10/2016).
Menurut dia, pengembang meluncurkan unit yang lebih kecil dan lebih terjangkau dalam rangka menangkap pangsa pasar saat ini di mana pembeli lebih tertarik untuk membeli unit apartemen segmen tersebut.
Sementara itu, Head of Residential JLL Indonesia Luke Rowe mengemukakan, aktivitas pasar kondominium atau apartemen di Jakarta secara umum mengalami tingkat penjualan yang cukup stabil selama enam bulan terakhir.
"Pasar properti cenderung stagnan baik dari segi harga dan penjualan karena sentimen pasar yang belum merespons secara positif meski adanya ekspektasi yang tinggi setelah adanya program tax amnesty," kata Luke Rowe.
Dia memperkirakan efek dari program amnesti pajak terhadap sektor properti baru bisa terlihat mulai 2017.
Sebelumnya, konsultan properti lainnya, Colliers International menyatakan apartemen kelas menengah ke bawah mendapatkan manfaat terkait dengan kebijakan relaksasi rasio nilai pinjaman ("loan to value"/LTV) yang dikeluarkan Bank Indonesia.
"Proyek apartemen segmen menengah bawah dapat mengambil manfaat dari regulasi LTV baru," kata Senior Associate Director Research Colliers International Indonesia Ferry Salanto.
Sebagaimana diketahui, regulasi terbaru dari BI menyatakan bahwa batasan LTV diturunkan sehingga pembeli rumah yang pertama kali dapat menurunkan jumlah uang muka dari 20 persen menjadi 15 persen dari keseluruhan harga properti.
Dia mengemukakan, dengan kombinasi dari relaksasi LTV dan tingkat suku bunga yang lebih rendah, serta kesuksesan program amnesti pajak, akan berdampak kepada pasar properti di Tanah AIr setidaknya pada akhir tahun 2016 atau awal tahun 2017.
"Kami percaya setiap reformasi kebijakan akan membutuhkan waktu untuk diterapkan dan diterjemahkan menjadi peningkatan permintaan apartemen yang semakin signifikan dan berkelanjutan," katanya.
Sebagaimana diwartakan, Ekonom PT Bank Central Asia Tbk David Sumual mengatakan relaksasi rasio nilai pinjaman dari aset (loan to value/LTV) kredit perumahan dan kebijakan amnesti pajak akan membantu pertumbuhan kredit perbankan pada tahun ini mendekati dua digit.
Menurut David di Jakarta, Selasa (6/9), relaksasi LTV akan melengkapi minat wajib pajak yang mengalihkan dana miliknya ke sektor properti dalam negeri.
Dengan adanya relaksasi LTV yang menurunkan uang muka kredit pemilikan rumah (KPR), permintaan masyarakat ke bank untuk KPR bisa meningkat dan akan membantu laju pertumbuhan kredit.
"Sebagian kita harapkan dana amnesti yang masuk itu nantinya banyak masuk ke sektor properti. Pada 2012-2013, permintaan kredit di sektor properti turun salah satunya karena LTV makin ketat waktu itu," ujarnya.
David memproyeksikan pertumbuhan kredit perbankan hingga akhir tahun di rentang 8-10 persen. Kebijakan pelonggaran LTV, yang membuat beban uang muka KPR lebih rendah, ditambah ekspansi kredit karena amensti pajak, bisa membuat kredit perbankan tumbuh di 10 persen. (Antara)
Suara.com - BERITA MENARIK LAINNYA:
Jaksa Cecar Misteri Hilangnya Celana Robek, Ini Jawaban Jessica
Biadab, Bayi 1 Tahun Dimutilasi Ibu Kandungnya Sendiri
Ini Pengakuan Pengikut Dimas Kanjeng yang Sulit Dinalar
Tak Direstui Keluarga, Ini Alasan Asty Ananta Tetap Nikah di Bali
Inilah Pekerjaan Mario Teguh Sebelum Menjadi Motivator Terkenal
Berita Terkait
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- Seret Nama Mantan Bupati Sleman, Dana Hibah Pariwisata Dikorupsi, Negara Rugi Rp10,9 Miliar
Pilihan
-
Dapur MBG di Agam Dihentikan Sementara, Buntut Puluhan Pelajar Diduga Keracunan Makanan!
-
Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
-
Harga Emas Antam Terpeleset Jatuh, Kini Dibanderol Rp 2.235.000 per Gram
-
Roy Suryo Ikut 'Diseret' ke Skandal Pemalsuan Dokumen Pemain Naturalisasi Malaysia
-
Harga Emas Hari Ini: Antam Naik Lagi Jadi Rp 2.338.000, UBS di Pegadaian Cetak Rekor!
Terkini
-
Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
-
Neraca Dagang Surplus Terus Selama 64 Bulan, Bank Indonesia : Ekonomi Indonesia Makin Kuat
-
Pergerakan IHSG Hari Ini: Pasar Diuji, Faktor-faktor Ini Mungkin Jadi Penentu
-
Harga Emas Antam Terpeleset Jatuh, Kini Dibanderol Rp 2.235.000 per Gram
-
Subholding Gas Pertamina Integrasikan Energi Bersih dengan Pembangunan Desa Berkelanjutan
-
Hendi Prio Santoso dan Kontroversinya, Pernah Tunjuk Diri Sendiri Jadi Wakil Komisaris
-
Menko Muhaimin Tegaskan Pentingnya BPJS Ketenagakerjaan, Dengar Aspirasi Pekerja Kreatif di NTT
-
Cek NI PPPK di Mola BKN Terkendala Error? Ini Solusinya
-
Isi Revisi RUU P2SK Baru: Pejabat BI Tidak Bisa Diberhentikan, Kecuali Gara-gara Ini
-
IHSG Berbalik Menguat, Cek Daftar Saham yang Cuan Pagi Ini