Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Senin (17/10/2016) ditutup naik sebesar 10 poin atau 0,19 persen ke level 5.410 setelah bergerak di antara 5.386-5.422. Sebanyak 159 saham naik, 131 saham turun, 89 saham tidak bergerak. Investor bertransaksi Rp6.562 triliun. Di pasar reguler, investor asing membukukan transaksi beli bersih (net buy) Rp122 miliar.
Penjelasan tersebut tertuang dalam keterangan resmi Direktur PT Investa Saran Mandiri, Hans Kwee, Selasa (18/10/2016).
Pasar Saham Amerika ditutup negative karena saham energi yang melemah bersamaan dengan harga minyak, sementara itu saham Amazon dan Netflix membebani di sektor kebutuhan konsumen. Pernyataan yang berlawanan terhadap waktu kenai-kan suku bunga dari beberapa pejabat Fed telah menambah ketidakpastian di pasar, yang telah bergulat dengan perubahan dinamika di dalam pemilihan Presiden AS yang penuh gejolak dan kegelisahan mengenai earnings kuartal ketiga.
"Dow Jones melemah 0.29 persen ke level 18,085. S&P melemah atau 0.30 persen, ke 2,126, dan indeks Nasdaq turun 0.26 persen ke level 4,796," kata Hans.
Pasar Eropa ditutup di zona merah pada hari Senin, karena investor yang masih waspada menjelang pertemuan European Central Bank, di saat investor juga mencerna earnings terbaru dan melihat pergerakan harga minyak. Pergerakan pasar ekuitas Eropa mengikuti pergerakan yang penuh hati-hati di Asia dan AS, ka-rena para trader yang sedang meraba keputusan kebijakan di masa depan oleh bank sentral utama.
"Indeks FTSE 100 berakhir turun 0.94 persen ke level 6,947. CAC turun 0,46 persen ke level 4,450 dan DAX berakhir turun 0.73 persen ke level 10,503," tutur Hans.
Badan Pusat Statistik (BPS) merilis neraca perdagangan September 2016 mencatat surplus sebesar 1,22 miliar dollar AS. Dengan demikian, surplus neraca perdagangan Januari-September 2016 tercatat sebesar 5,67 miliar dollar AS. Sur-plus September tersebut, jauh lebih besar dibanding surplus pada bulan Agustus 2016 yang sebesar 293,6 juta dollar AS. Surplus ini juga sesuai dengan proyeksi Bank Indonesia (BI) yang melampaui 1 miliar dollar AS, ini merupakan surplus tertinggi selama 13 bulan terakhir. Berdasarkan kinerja ekspor impor, nilai ekspor pada bulan September 2016 sebesar 12,51 miliar dollar AS atau turun 1,84 persen dibanding bulan sebelumnya dan turun 0,59 persen year on year (YoY). Sementara nilai impor tercatat 11,3 miliar dollar. Sementara itu, secara kumulatif Januari-September 2016 nilai ekspor tercatat sebesar 104,36 miliar dollar AS atau turun 9,41 persen YoY dan impor 98,69 miliar dollar AS atau turun 8,6 persen YoY.
Berita Terkait
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Pilihan Baru BBM Ramah Lingkungan, UltraDex Setara Standar Euro 5
-
Pelanggan Pertamina Kabur ke SPBU Swasta, Kementerian ESDM Masih Hitung Kuota Impor BBM
-
Kementerian ESDM Larang SPBU Swasta Stop Impor Solar di 2026
-
59 Persen Calon Jamaah Haji Telah Melunasi BIPIH Melalui BSI
-
Daftar Lengkap Perusahaan Aset Kripto dan Digital yang Dapat Izin OJK
-
CIMB Niaga Syariah Hadirkan 3 Produk Baru Dorong Korporasi
-
Negara Hadir Lewat Koperasi: SPBUN Nelayan Tukak Sadai Resmi Dibangun
-
Kemenkop dan LPDB Koperasi Perkuat 300 Talenta PMO Kopdes Merah Putih
-
Kantor Cabang Bank QNB Berguguran, OJK Ungkap Kondisi Karyawan yang Kena PHK
-
Sepekan, Aliran Modal Asing ke Indonesia Masuk Tembus Rp240 Miliar