Suara.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan Indonesia harus mampu berkompetisi dengan negara-negara lain yang berkaitan dengan tiga hal antara lain soal pangan.
"Saya akan menyampaikan apa adanya, betapa sekarang ini, kompetisi antarnegara betul-betul sengit," kata Jokowi di sela menghadiri acara puncak peringatan Hari Pangan Sedunia (HPS) ke-36 2016 di Alun-alun Komplek Perkantoran Terpadu Pemerintah Kabupaten Boyolali, Sabtu (29/10/2016).
Menurut Presiden Jokowi Indonesia ke depan ada tiga hal yang akan diperebutkan karena orang semakin banyak, yakni pertama yang berkaitan dengan pangan, energi, dan air.
Presiden mengatakan tiga hal tersebut mulai sekarang harus diantisipasi, disiapkan, dan direncanakan dengan baik.
Indonesia merupakan negara yang terdiri dari besar 17 ribu pulau dan memiliki tanah subur.
Presiden mengatakan Indonesia pada tahun lalu beras, kedelai, jagung, buah-buah, gula, dan lain lainnya selalu dan terus melakukan impor.
Namun, Presiden sekarang sudah optimistis jika semua bekerja keras untuk meningkatkan prosduksi, maka tidak ada lagi impor pangan di Indonesia.
Presiden mengatakan selain bersaing berkaitan dengan pangan, semua negara juga akan merebutkan soal air, dan Indonesia sekarang sedang proses membangun sebanyak 49 waduk besar di seluruh Tanah Air.
"Kita mulai tahun depan juga membangun ribuan titik embung-embung. Kita melihat kunci air ini, yang akan mengairi tanaman-tanaman para petani," kata Presiden.
Namun, Presiden tetap meyakini khusus pangan jika kerjanya seperti sekarang secara terus-menerus misalnya komoditas jagung pada 2018 tidak ada impor lagi.
Presiden mengatakan Indonesia merupakan negara besar yang memiliki tanah subur kenapa tidak mampu melakukan swasembada pangan, artinya ada yang keliru.
"Hal ini, yang harus kita benahi, dan kita yakin mampu melakukan Indonesia ke depan menjadi swesembada pangan," kata Presiden.
Presiden berharap semua peserta yang hadir dalam peringatan HPS ke-36 di Boyolali untuk bekerja keras lebih fokus mengembangkan produksi di beberapa daerah provinsi antara lain seperti Nusa Tenggara Barat, Bima, Gorontalo, Nusa Tenggar Timur, dan Jatim yang sebelumnya mengalami peningkatan.
Presiden minta komonitas jagung agar lebih fokus dikembangkan dibeberapa daerah saja, dicek dan dikontrol agar hasilnya meningkat, sehingga jagung tidak lagi mendatangkan dari luar negeri.
Presiden juga meminta agar gula segera dibenahi, sehingga tidak lagi melakukan impor dari luar negeri. Lahan tanaman tebu yang masih kurang luasnya segera dikejar agar gula tidak impor lagi. (Antara)
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Motor Matic Paling Nyaman & Kuat Nanjak untuk Liburan Naik Gunung Berboncengan
- 5 Mobil Bekas yang Perawatannya Mahal, Ada SUV dan MPV
- 5 Perbedaan Toyota Avanza dan Daihatsu Xenia yang Sering Dianggap Sama
- 5 Mobil SUV Bekas Terbaik di Bawah Rp 100 Juta, Keluarga Nyaman Pergi Jauh
- 13 Promo Makanan Spesial Hari Natal 2025, Banyak Diskon dan Paket Hemat
Pilihan
-
Senjakala di Molineux: Nestapa Wolves yang Menulis Ulang Rekor Terburuk Liga Inggris
-
Live Sore Ini! Sriwijaya FC vs PSMS Medan di Jakabaring
-
Strategi Ngawur atau Pasar yang Lesu? Mengurai Misteri Rp2.509 Triliun Kredit Nganggur
-
Libur Nataru di Kota Solo: Volume Kendaraan Menurun, Rumah Jokowi Ramai Dikunjungi Wisatawan
-
Genjot Daya Beli Akhir Tahun, Pemerintah Percepat Penyaluran BLT Kesra untuk 29,9 Juta Keluarga
Terkini
-
Pemerintah Kucurkan Bantuan Bencana Sumatra: Korban Banjir Terima Rp8 Juta hingga Hunian Sementara
-
Apa Itu MADAS? Ormas Madura Viral Pasca Kasus Usir Lansia di Surabaya
-
Investasi Semakin Mudah, BRI Hadirkan Fitur Reksa Dana di Super Apps BRImo
-
IPO SUPA Sukses Besar, Grup Emtek Mau Apa Lagi?
-
Strategi Ngawur atau Pasar yang Lesu? Mengurai Misteri Rp2.509 Triliun Kredit Nganggur
-
BUMN Infrastruktur Targetkan Bangun 15 Ribu Huntara untuk Pemulihan Sumatra
-
Menpar Akui Wisatawan Domestik ke Bali Turun saat Nataru 2025, Ini Penyebabnya
-
Pemerintah Klaim Upah di Kawasan Industri Sudah di Atas UMP, Dorong Skema Berbasis Produktivitas
-
Anggaran Dikembalikan Makin Banyak, Purbaya Kantongi Rp 10 Triliun Dana Kementerian Tak Terserap
-
Genjot Daya Beli Akhir Tahun, Pemerintah Percepat Penyaluran BLT Kesra untuk 29,9 Juta Keluarga