Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan Indonesia memiliki kekuatan untuk menangkal sentimen negatif global. Pasalnya, perekonomian Indonesia sudah dirancang untuk menangkal adanya perlambatan ekonomi.
"Pertama, defisit anggaran Indonesia dari APBNP relatif rendah jika dibandingkan dengan negara berkembang lainnya," kata Sti saat ditemui di kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta Pusat, Selasa (8/11/2016).
Menurutnya, rendahnya defisit anggaran Indonesia bisa menjadi jurus jika perekonomian nasional terserang sentimen negatif dari luar negeri. Salah satunya, adalah kenaikan suku bunga the Fed.
Kedua, lanjut Sri, dari sisi perbankan telah terjadi koordinasi antara Otoritas Jasa Keuangan dan Bank Indonesia untuk menghadapi sentimen global tersebut.
"Dari perbankan saya rasa OJK dan Bank Indonesia akan melakukan koordinasi untuk melihat kemampuan dari neracanya kalau terjadi adanya perubahan kegiatan ekonomi ataupun sentimen," katanya.
Ketiga, dari sektor Mikro,reformasi perizinan berusaha di Indonesia mendapat pengakuan dari seluruh dunia. Hal itu, memberikan kepercayaan diri cukup besar terhadap sentimen negatif.
Keempat, dari sektor riil pemerintah telah melakukan perbaikan dari sisi belanja. Memang, belanja pemerintah turun pada kuartal III 2016, namun akan membaik pada kuartal IV 2016.
"Dari sisi ekonomi riil, ekonomi Indonesia kemarin pertumbuhan ekonominya relatif cukup baik, yang dianggap titik-titik untuk diperbaiki belanja pemerintah, karena kuartal III dilakukan penyesuaian pada APBN. Tapi itu secara seasonal, tapi pada kuartal IV akan ternetralisir," ungkapnya.
Kendati demikian, pemerintah diharapkan bisa konsistem untuk menjaga pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap tumbuh. Agar perekonomian Indonesia bisa berjalan dengan baik.
Tag
Berita Terkait
-
Sri Mulyani Optimis Pertumbuhan Ekonomi RI di Q4 2016 Lebih Baik
-
Kejar Target Pertumbuhan Ekonomi, Ini yang Dilakukan Pemerintah
-
Menko Darmin Optimis Target Pertumbuhan Ekonomi 2016 Tercapai
-
Ini Sebab Pertumbuhan Ekonomi RI Masih Rendah versi BI
-
BPS: Perekonomi Indonesia Tumbuh 5,02 Persen di Q3 2016
Terpopuler
- 5 Motor Matic Paling Nyaman & Kuat Nanjak untuk Liburan Naik Gunung Berboncengan
- 4 Rekomendasi Cushion dengan Hasil Akhir Dewy, Diperkaya Skincare Infused
- 5 HP RAM 8 GB Memori 256 GB Harga Rp1 Jutaan, Terbaik untuk Pelajar dan Pekerja
- Diminta Selawat di Depan Jamaah Majelis Rasulullah, Ruben Onsu: Kaki Saya Gemetar
- Daftar Promo Alfamart Akhir Tahun 2025, Banyak yang Beli 2 Gratis 1
Pilihan
-
Cerita 1.000 UMKM Banyuasin: Dapat Modal, Kini Usaha Naik Kelas Berkat Bank Sumsel Babel
-
Seni Perang Unai Emery: Mengupas Transformasi Radikal Aston Villa
-
Senjakala di Molineux: Nestapa Wolves yang Menulis Ulang Rekor Terburuk Liga Inggris
-
Live Sore Ini! Sriwijaya FC vs PSMS Medan di Jakabaring
-
Strategi Ngawur atau Pasar yang Lesu? Mengurai Misteri Rp2.509 Triliun Kredit Nganggur
Terkini
-
Pemerintah Akui Harga Cabai Rawit Masih Tinggi di Nataru, Tembus Rp 60.000 per Kg
-
Pengisian Baterai Kendaraan Listrik Meningkat Hampir Tiga Kali Lipat pada Nataru 2025/2026
-
Insentif Kendaraan Listrik Dihentikan, Untung atau Buntung?
-
Ingin Kuliah Singkat dan Siap Berkarier? Simak Cara Bergabung di Universitas Nusa Mandiri 2026
-
Cek Jembatan Kembar Margayasa Pascabencana, Kementerian PU Bakal Perkuat Tebing Batang Anai
-
Kemenkeu Ungkap Setoran Pajak Digital Tembus Rp 44,55 Triliun per November 2025
-
Bali Katanya Sepi, Tapi Kemenhub Ungkap Jumlah Penumpang Naik
-
Purbaya Resmi Tarik Pajak dari Pelanggan ChatGPT RI
-
Nadi Logistik Pulih! Jalur Khusus Bireuen Aceh Utara Kembali Terhubung, Ekonomi Lintas Timur Bangkit
-
Update Harga Pangan 29 Desember: Bawang, Cabai, Hingga Beras Kompak Turun