Bangsa yang bersatu di tengah keberagaman yang ada merupakan cita-cita luhur pendiri bangsa Indonesia yang harus terus dijaga hingga kapanpun. Guna mewujudkan hal tersebut, segenap masyarakat Indonesia haruslah menyadari keberagaman dan menjunjung tinggi toleransi dan semangat bergotong royong. Oleh karenanya, di tengah tantangan dan persaingan global, tiap-tiap warga negara juga diharapkan untuk dapat menjaga dan mewujudkan kerukunan hidup dalam kehidupan bernegara.
"Karena itu saya apresiasi kegiatan Lembaga Dakwah Islam Indonesia, baik melalui kegiatan pengajaran, pengamalan, dan penyebaran Islam berdasarkan Al-Qur’an dan Hadis yang selama ini telah turut serta menjaga keindahan kerukunan hidup di Nusantara," ujar Presiden Joko Widodo saat memberikan sambutan pada Musyawarah Nasional VIII Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) di Balai Kartini, Jakarta, Rabu (9/11/2016).
Dalam sambutannya, Presiden menyadari bahwa mewujudkan cita-cita tersebut bukanlah suatu hal yang mudah. Selain karena keberagaman yang dimiliki, Indonesia kini juga menghadapi era kompetisi dengan segala permasalahan yang harus dihadapi.
"Ke depan persaingan antar negara akan semakin sengit," terang Presiden.
Menurut Presiden, setidaknya terdapat tiga hal yang nantinya akan diperebutkan dalam persaingan antar negara yang sebenarnya tengah berlangsung. Yang pertama ialah yang berkaitan dengan energi. Indonesia saat ini disebut Presiden memiliki keuntungan dari sumber energi yang berlimpah seperti minyak, gas, dan bentuk sumber energi terbarukan lainnya.
"Meskipun sekarang karena pengelolaan yang tidak baik kita sekarang justru menjadi importir minyak," imbuhnya.
Hal kedua yang mungkin akan diperebutkan negara-negara dalam era kompetisi ini ialah masalah pangan. Indonesia sendiri sebenarnya juga merupakan sebuah negara subur yang kaya akan komoditas pangan. Namun, karena pengelolaan yang kurang tepat, Indonesia sampai dengan saat ini masih harus bergantung pada impor pangan dari negara lain.
"Beras tahun lalu impor, tapi tahun ini alhamdulillah nanti sampai akhir tahun moga-moga sudah tidak," lanjut Presiden.
Lebih lanjut Presiden menerangkan bahwa permasalahan pangan yang terjadi di Indonesia salah satunya disebabkan karena keengganan para petani untuk menanam sehingga tidak mampu mencukupi kebutuhan konsumsi nasional. Keengganan tersebut disebabkan karena masalah harga yang tidak kompetitif sehingga dirasa tidak menguntungkan para petani.
"Siapa yang mau bekerja kalau kemudian hasilnya rugi? Tidak ada. Sehingga tahun yang lalu saya terbitkan Perpres dipatok harganya (jagung) 2.700 per kilo. Kalau harganya kurang dari 2.700 Bulog yang beli, kalau lebih silakan jual kepada siapa saja," ujarnya.
Masih menurut Presiden, hal ketiga yang akan diperebutkan ialah persoalan air. Semakin memanasnya suhu bumi menyebabkan kebutuhan manusia terhadap suplai air akan semakin meningkat.
"Air kita sebetulnya ada tetapi belum dikelola secara baik dalam rangka persiapan persaingan masa depan," ungkap Presiden.
Meski demikian, Presiden Joko Widodo bersama dengan jajaran pemerintahannya berkomitmen untuk mengupayakan perbaikan dan pembenahan secara menyeluruh. Pembenahan yang dilakukan secara bertahap tersebut dimaksudkan untuk mempersiapkan Indonesia agar mampu bersaing dengan negara-negara lain di era persaingan global ini.
"Inilah manajemen negara kita yang memang terus akan kita perbaiki dan kita benahi," demikian komitmen Presiden.
Turut hadir mendampingi Presiden dalam acara tersebut Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara, serta sejumlah pengurus dan anggota DPP LDII dari seluruh Indonesia.
Berita Terkait
-
Pembangunan Indonesia Sentris untuk Wujudkan Persatuan Indonesia
-
Presiden Jokowi akan Luncurkan Toko Online Korpri
-
Jokowi Minta Pembangunan Infrastruktur Dasar di Papua Dipercepat
-
Ketua DPR Dorong Presiden Tidak Hanya Sambangi Dua Ormas Islam
-
Sri Mulyani: Indonesia Punya Kekuatan Tangkal Sentimen Negatif
Terpopuler
- 5 HP RAM 8 GB Memori 256 GB Harga Rp1 Jutaan, Terbaik untuk Pelajar dan Pekerja
- 7 Sepatu Adidas Diskon hingga 60% di Sneakers Dept, Cocok Buat Tahun Baru
- 5 Mobil Bekas yang Anti-Rugi: Pemakaian Jangka Panjang Tetap Aman Sentosa
- Diminta Selawat di Depan Jamaah Majelis Rasulullah, Ruben Onsu: Kaki Saya Gemetar
- Kencang bak Ninja, Harga Rasa Vario: Segini Harga dan Konsumsi BBM Yamaha MT-25 Bekas
Pilihan
-
Kaleidoskop Sumsel 2025: Menjemput Investasi Asing, Melawan Kepungan Asap dan Banjir
-
Mengungkap Gaji John Herdman dari PSSI, Setara Harga Rumah Pinggiran Tangsel?
-
Aksi Adik Kandung Prabowo yang Makin Mencengkeram Bisnis Telekomunikasi
-
Sesaat Lagi! Ini Link Live Streaming Final Futsal ASEAN 2025 Indonesia vs Thailand
-
Cerita 1.000 UMKM Banyuasin: Dapat Modal, Kini Usaha Naik Kelas Berkat Bank Sumsel Babel
Terkini
-
Kekayaan Ridwan Kamil dan Atalia Praratya yang Dikabarkan Cerai
-
Merger BUMN Karya Tuntas Awal 2026, BP BUMN Ungkap Update Terkini
-
Target Harga BUMI di Tengah Aksi Jual Saham Jelang Tahun Baru
-
HET Beras Mau Dihapus
-
Dana Jaminan Reklamasi 2025 Tembus Rp35 Triliun, Syarat Wajib Sebelum Operasi!
-
Harga Beras Bakal Makin Murah, Stoknya Melimpah di 2026
-
DJP Blokir 33 Rekening Bank hingga Sita Tanah 10 Hektare ke Konglomerat Penunggak Pajak
-
Emiten TRON Perkuat Bisnis Kendaraan Listrik, Jajaki Pengadaan 2.000 Unit EV
-
Aksi Adik Kandung Prabowo yang Makin Mencengkeram Bisnis Telekomunikasi
-
DJP Kemenkeu Kantongi Rp 3,6 Triliun dari Konglomerat Penunggak Pajak