Aktivitas sektor properti yang pada 2016 tingkat pertumbuhannya sempat mengalami kecenderungan melambat, saat ini dinilai mulai aktif kembali dan diharapkan tahun ini dapat terus melesat.
"Aktivitas properti triwulan IV 2016 dinilai sedikit membaik dibandingkan tahun lalu, baik pengembang maupun konsumen sudah lebih aktif di tengah kelesuan makroekonomi," kata Head of Advisory Jones Lang LaSalle (konsultan properti) Vivin Harsanto di Jakarta, Rabu (1/2/2017).
Untuk itu, Vivin Harsanto juga mengutarakan harapannya agar pada 2017 para pengembang juga bisa lebih berhati-hati dalam strategi.
Hal tersebut, lanjutnya, agar strategi properti yang dijalankan juga mampu menstimulasi para calon konsumen untuk lebih aktif bertransaksi.
Sementara itu, Country Head JLL Indonesia Todd Lauchlan mengemukakan, masih banyak minat para investor asing untuk masuk ke pasar properti Indonesia.
"Investor dari sejumlah negara di Asia seperti China, Jepang, Hongkong, dan Singapura berdatangan untuk berinvestasi di Indonesia di mana kami melihat hal ini positif seiring dengan bertambahnya lapangan pekerjaan, juga memicu daya saing dari para pengembang lokal," kata Todd Lauchlan.
Menurut dia, Republik Indonesia yang memiliki jumlah populasi yang masif dinilai akan mempunyai potensi untuk pembangunan hunian vertikal, hunian horizontal, dan ritel.
Sebelumnya, Managing Director Singapore and Southeast Asia JLL Chris Fossick menyatakan, kesempatan investasi properti di ASEAN terindikasi kuat di kawasan Asia Tenggara tersebut, seperti di Vietnam dan Indonesia.
Baca Juga: Penjualan Apartemen di Jakarta Tahun Lalu Stagnan
"Potensial telah ada dari lama sejak Indonesia menawarkan potensi dalam hal skala seperti demografi dan populasi yang diperlukan logistik untuk tumbuh berkembang," kata Chris Fossick.
Apalagi, menurut Chris Fossick, sektor logistik yang selama ini terhambat tantangan infrastruktur dan regulasi saat ini telah mulai teratasi terutama sejak era Presiden Joko Widodo.
Dia berpendapat bahwa dengan meningkatnya stabilitas politik dan ekonomi serta pertumbuhan permintaan produk konsumen, hal itu juga akan memperluas ruangan properti logistik.
Sementara Vietnam, JLL mengatakan negara tersebut sedang naik daun dalam hal investasi properti seperti dalam sektor perkantoran, rumah tinggal, dan ritel.
"Sektor real estat di Vietnam sedang berkembang sejak 2015, didorong sebagian oleh reformasi pemerintahan terbaru, seperti persyaratan finansial yang lebih kuat bagi pengembang dan relaksasi aturan investasi asing," katanya.
Berdasarkan data JLL, kawasan Asia Tenggara terus menjadi titik terang dalam fenomena perekonomian global, karena perekonomian ASEAN diperkirakan tumbuh sekitar 5 persen per tahun, sedangkan pertumbuhan global 3,5 persen/tahun. (Antara)
Berita Terkait
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Jelang Akhir Tahun Realisasi Penyaluran KUR Tembus Rp240 Triliun
-
Jabar Incar PDRB Rp4.000 Triliun dan Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen
-
BRI Insurance Bidik Potensi Pasar yang Belum Tersentuh Asuransi
-
Cara SIG Lindungi Infrastruktur Vital Perusahaan dari Serangan Hacker
-
Dukung Implementasi SEOJK No. 7/SEOJK.05/2025, AdMedika Perkuat Peran Dewan Penasihat Medis
-
Fakta-fakta RPP Demutualisasi BEI yang Disiapkan Kemenkeu
-
Rincian Pajak UMKM dan Penghapusan Batas Waktu Tarif 0,5 Persen
-
Tips Efisiensi Bisnis dengan Switchgear Digital, Tekan OPEX Hingga 30 Persen
-
Indef: Pedagang Thrifting Informal, Lebih Bahaya Kalau Industri Tekstil yang Formal Hancur
-
Permata Bank Targetkan Raup Rp 100 Miliar dari GJAW 2025