Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) sebagai inisiator lahirnya Jabodetabek Residence Connexion (JR Connexion) pada Selasa (28/2/2017) menjembatani bertemunya para pengembang pemukiman dengan para operator bus JR Connexion. JR Connexion adalah layanan bus premiun yang melakukan layanan dari pemukiman di Bodetabek menuju pusat Kota Jakarta.
Acara yang dihadiri oleh Dinas Perhubungan se-Jabodetabek, Pejabat di lingkungan Kementerian Perhubungan, Pengembang Perumahan di Wilayah Jabodetabek, dan Operator Angkutan Pemukiman ini diselenggarakan akibatnya banyak nya minat masyarakat yang ingin dilayani JR Connexion.
Selain itu, acara ini juga merupakan wujud komitmen dukungan dan solusi pemerintah dan masyarakat terhadap permasalahan transportasi di Jabodetabek, khususnya dalam upaya mendorong penggunaan angkutan umum di Jabodetabek.
Tujuan dilaksanakannya acara ini adalah dalam rangka koordinasi para pihak yang terkait dalam penyelenggaraan dan pengembangan angkutan permukiman di Jabodetabek yaitu pemerintah pusat, pemerintah daerah di Wilayah Jabodetabek, para pengembang dan operator angkutan baik yang telah melayani angkutan permukiman maupun yang belum melayani angkutan permukiman.
"Acara ini dimaksudkan sebagai tindak lanjut dari peresmian angkutan pemukiman JR Connexion oleh Menteri Perhubungan pada tanggal 14 Februari 2017 dan mendapat respon cukup baik dari masyarakat," kata Kepala BPTJ Elly Adriani Sinaga dalam keterangan resmi, belum lama ini.
Keberadaan angkutan pemukiman sangat penting di era pesatnya pertumbuhan dan perkembangan kawasan pemukiman di wilayah Jabodetabek. Data dari DPP REI menunjukkan bahwa, saat ini terdapat sekitar 25 Kota Baru di wilayah Jabodetabek dengan luas tanah yang direncanakan mencapai 36.000 Ha, dan saat ini baru dikembangkan sekitar 25.000 Ha.
Berdasarkan survei yang dilakukan oleh BPTJ di beberapa kawasan permukiman di Bodetabek menunjukkan bahwa preferensi orang mau berpindah dari menggunakan kendaraan pribadi ke angkutan permukiman sekitar 70 persen dengan catatan kualitas pelayanan yang diberikan setara dengan kualitas kendaraan pribadi.
Oleh karena itu, melalui keputusan Kepala Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek, telah ditetapkan standar pelayanan dan spesifikasi kendaraan yang digunakan untuk pelayanan angkutan permukiman yang dinamakan JR-Connexion (Jabodetabek Residence Connexion) dengan beberapa karakteristik layanan seperti konfigurasi tempat duduk 2-2 dilengkapi dengan alat pengatur sandaran dan kepala, berpendingin ruangan, GPS, dan WiFi. Selain itu juga dilengkapi dengan fasilitas pengisi bateri handphone, display elektronik, sistem pembayaran dengan kartu (cashless), jadwal yang pasti, dan lain-lain.
Baca Juga: 80 Developer Minati Layanan Jabodetabek Residence Connexion
"Karena sifat pelayanannya yang premimum, maka tarif yang dikenakan sifatnya non-subsidi. Dengan demikian pihak operator akan menetapkan tarif sesuai dengan kesepakatan dengan pengguna layanan ini," lanjut Elly.
Diharapkan dengan adanya pelayanan angkutan pemukiman dengan kualitas pelayanan yang baik ini akan semakin mendorong masyarakat untuk menggunakan angkutan umum sehingga target penggunaan angkutan umum sebesar 60 persen pada tahun 2029 di Jabodetabek mudah-mudahan bisa tercapai. Salah satunya tentu dari kontribusi angkutan pemukiman.
Saat ini sebanyak 13 kawasan perumahan/pemukiman dilayani oleh angkutan permukiman antara lain kawasan Cikarang, Bintaro, Serpong, Karawaci, Cibubur dan Bekasi. Saat ini jumlah operator yang melayani sebanyak 6 (enam) perusahaan, yaitu PO. Alfa Omega Transport, PO. Royal Wisata Nusantara, PO Sinar Jaya Langeng, PO. Sejahtera Cemerlang, PO Wahana Transport, dan PT Wifen Darma Persada dengan jumlah armada lebih dari 100 unit.
Dengan adanya acara ini, diharapkan jumlah operator yang melayani akan bertambah.
"Di acara ini ada 80 pengembang perumahan dan 15 perusahaan otobus yang kami undang. Mudah-mudahan kedepan semakin banyak kawasan permukiman yang dilayani oleh angkutan permukiman dengan kualitas pelayanan yang semakin baik sehingga banyak masyarakat yang tertarik untuk menggunakan angkutan umum dan meninggalkan kendaraan pribadi nya," papar Elly.
Keberhasilan pengembangan angkutan pemukiman ke depan sangat tergantung pada peran serta semua pihak baik pemerintah, para pengembang dan para operator. BPTJ dan Dinas Perhubungan, akan memberikan kemudahan-keumdahan dalam proses perizinan penyelenggaraan angkutan pemukiman sepanjang telah memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan.
Berita Terkait
Terpopuler
- Media Swiss Sebut PSSI Salah Pilih John Herdman, Dianggap Setipe dengan Patrick Kluivert
- 8 Promo Makanan Spesial Hari Ibu 2025, dari Hidangan Jepang hingga Kue
- PSSI Tunjuk John Herdman Jadi Pelatih, Kapten Timnas Indonesia Berikan Komentar Tegas
- 7 Sepatu Murah Lokal Buat Jogging Mulai Rp100 Ribuan, Ada Pilihan Dokter Tirta
Pilihan
-
Indosat Gandeng Arsari dan Northstar Bangun FiberCo Independent, Dana Rp14,6 Triliun Dikucurkan!
-
Kredit Nganggur Tembus Rp2,509 Triliun, Ini Penyebabnya
-
Uang Beredar Tembus Rp9891,6 Triliun per November 2025, Ini Faktornya
-
Pertamina Patra Niaga Siapkan Operasional Jelang Merger dengan PIS dan KPI
-
Mengenang Sosok Ustaz Jazir ASP: Inspirasi di Balik Kejayaan Masjid Jogokariyan
Terkini
-
Pabrik VinFast Subang Didemo Warga Kurang dari 24 Jam Setelah Diresmikan
-
Gus Ipul Datangi Purbaya, Usul Bansos Korban Bencana Sumatra Rp 15 Ribu per Hari
-
Hadapi Libur Nataru, BRI Optimistis Hadirkan Layanan Perbankan Aman
-
Nilai Tukar Rupiah Ambruk Gara-gara Kredit Nganggur
-
Purbaya Mau Kemenkeu Terjun Langsung Bangun Proyek Sekolah Impian Prabowo
-
KB Bank Percepat Transformasi Aset Melalui Transaksi Sukuk Rp400 Miliar dengan Tjiwi Kimia
-
UMP 2026 di Jakarta, Jawa Barat, dan Jawa Timur dengan Estimasi Formula Baru
-
Marak PHK Massal di 2025, Purbaya Singgung Ekonomi Lemah Sejak Era Sri Mulyani
-
Benteng Baru Aset Digital: UU P2SK Bakal 'Sulap' Kripto Lokal Jadi Lebih Kokoh dan Berdaulat!
-
Purbaya Cuek usai Didemo Kades soal Pencairan Dana Desa: Ditahan Buat Kopdes Merah Putih