Direktur Centre For Budget Analysis (CBA) Uchok Sky Khadafi mengatakan ada yang janggal dalam capaian pendapatan PT Jasa Marga Tbk. Uchok mencurigai adanya penyimpangan terkait pertumbuhan pendapatan yang menurutnya, terlalu kecil.
"Pendapatan tol PT Jasa Marga Tbk pada tahun 2015 sebesar Rp7.1 triliun. Kemudian pada tahun 2016 sebesar Rp7.9 triliun atau mengalamin kenaikan sebesar Rp805,7 miliar atau 11,3 persen saja," kata Uchok dalam keterangan resmi, Senin (20/3/2017).
Kenaikan pendapatan tol dari tahun 2015 ke 2016 sebesar 11,3 persen, menurut Uchok, bukan sebuah kebanggaan buat Jasa Marga. Selain itu, capaian ini juga bukan sebuah kehebatan kinerja keuangan Jasa Marga. "Tapi kenaikan pendapatan Tol dari 2015 ke 2016 sebesar 11,3 persen tergolong kecil, kalau dibandingkan dengan pertumbuhan pendapatan Tol dari tahun 2013 ke 2014 bisa mencapai kenaikan sebesar 14,5 persen," ujar Uchok.
Artinya, peningkatan pendapatan dari tahun 2015 ke 2016 hanya 11,3 persen harus dicurigai adanya indikasi penyimpangan pendapatan. Seharusnya, pertumbuhan pendapatan tol dari tahun 2015 ke 2016, harus lebih besar atau dari sisi pendapatannya harus meningkat lebih pesat. "Oleh karena, adanya peningkatan volume lalu lintas Transaksi, dan adanya kenaikan tarif pada 15 jalan tol di akhir tahun 2015, dan juga kenaikan tarif untuk 4 jalan tol pada tahun 2016," jelas Uchok.
Jadi, karena kecilnya pertumbuhan pendapatan jalan tol dari tahun 2015 ke 2016 hanya 11,3 persen, maka CBA meminta kepada Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dengan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk membuka mata dalam rangka menelusuri adanya kemungkinan indikasi mark down atau pengurangan pendapatan dalam Jasa Marga. "Untuk BPK, segera melakukan audit pendapatan atas keuangan jasa marga. sedangkan, untuk KPK segera lakukan investigasi atas adanya potensi kehilngan pendapatan jasa Marga," tutur Uchok.
Selain itu, publik penguna jalan tol wajar merasa prihatin dengan pengelolaan keuangan Jasa Marga. Hal ini bisa dilihat dari operasional belanja kebutuhan pegawai sampai menghabiskan sebesar Rp1.1 triliiun hanya untuk gaji dan tunjangan Saja. Ironisnya, besarnya anggaran untuk gaji dan tunjangan ini tidak bisa ditutupi dari Kenaikan pendapatan sebesar 11,3 persen atau sekitar Rp805.7 miliar itu.
Kemudian, tingginya jumlah operasional gaji dan tunjangan gaji pegawai tidak diiringi untuk peningkatan pelayanan kepada pengguna jalan tol. Hal ini disebabkan anggaran untuk pelayanan minim seperti anggaran pembersihan jalan dan pertamanan hanya sebesar Rp43.2 miliar atau pelayanan pemakaian jalan tol hanya sebesar Rp59.8 miliar.
"Dengan demikian, peningkatan pelayanan kepada pengguna jalan tol yg dilakukan oleh Jasa Marga sebagai operator jalan tol hanya sebuah mimpi saat tidur siang. Semboyan mewujudkan jalan tol yang Lancar, aman dan nyaman bukan lagi jadi simbol pelayanan, tetapi seperti orang mengigau saat hidup siang," tutup Uchok.
Baca Juga: Total Konsesi Jalan Tol Jasa Marga Kini 1.260 Kilometer
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Mobil Keluarga 7 Seater Seharga Kawasaki Ninja yang Irit dan Nyaman
- Bukan Akira Nishino, 2 Calon Pelatih Timnas Indonesia dari Asia
- Diisukan Cerai, Hamish Daud Sempat Ungkap soal Sifat Raisa yang Tak Banyak Orang Tahu
- Gugat Cerai Hamish Daud? 6 Fakta Mengejutkan di Kabar Perceraian Raisa
- 21 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 22 Oktober 2025, Dapatkan 1.500 Gems dan Player 110-113 Sekarang
Pilihan
-
Makna Mendalam 'Usai di Sini', Viral Lagi karena Gugatan Cerai Raisa ke Hamish Daud
-
Emil Audero Akhirnya Buka Suara: Rasanya Menyakitkan!
-
KDM Sebut Dana Pemda Jabar di Giro, Menkeu Purbaya: Lebih Rugi, BPK Nanti Periksa!
-
Mees Hilgers 'Banting Pintu', Bos FC Twente: Selesai Sudah!
-
Wawancara Kerja Lancar? Kuasai 6 Jurus Ini, Dijamin Bikin Pewawancara Terpukau
Terkini
-
Warga Ujung Negeri Kini Hidup dalam Terang, Listrik PLN Bawa Harapan Baru
-
SIG Pimpin BUMN Klaster Infrastruktur Perkuat Riset Konstruksi Rendah Karbon
-
Perusahaan Rokok Sampoerna Beli Patriot Bond Rp 500 Miliar, Ini Tujuannya
-
Bahlil Ingin Belajar Produksi Bioenergi Karbon dari Brasil
-
Nasib Perobohan Tiang Monorel Masih Tunggu Perumusan Skema
-
Wacana Kebijakan Kemasan Rokok Polos Dinilai Bisa Ganggu Rantai Pasok IHT
-
Aset Dana Pensiun Indonesia Tertinggal Jauh dari Malaysia
-
Menkeu Purbaya dan Bos Pertamina Lakukan Pertemuan Tertutup: Mereka Semakin Semangat Bangun Kilang
-
Sedih, 80 Persen Lansia Gantungkan Hidup di Generasi Sandwich
-
Transaksi Aset Kripto Tembus Rp 446,55 Triliun, Gimana Peluang dan Tantangannya?