Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Pandjaitan melakukan kunjungan kerja ke Jawa Timur. Dalam kunjungan kali ini, Luhut juga meminjau Terminal Teluk Lamong, di Surabaya, Jawa Timur.
Pada kesempatan tersebut Gubernur Jawa Timur, Soekarwo yang ikut mendampingi Menko Maritim menyampaikan permohonan agar pemerintah pusat memberikan wewenang perizinan pengembangan pelabuhan kepada provinsi. Menko Luhut mendukung usul tersebut demi meningkatkan efisiensi.
“Kita bikin mudah lah, jangan mempersulit diri sendiri, kalau memang perlu selesai disini saja. Dari Jakarta kita beri tahu saja, diinfokan ada begini. Kalau itu terjadi saya kira akan banyak menghemat cost kita.” kata Menko Maritim di Surabaya, Senin (20/3/2017).
Menko Luhut meminta Pelindo III dan Pemerintah provinsi untuk membangun kerjasama yang sinergis.
"Pemerintah ingin adanya efisiensi dalam proses produksi, pengolaan produktivitas, disiplin kerja, dan teamwork. Kalau melihat Pelindo III, ini perusahaan yang sangat sehat dan bisa berkembang dengan baik. Tetapi tidak boleh bekerja sendiri juga, baiknya membangun kerjasama, misalnya dengan Perusda dan juga dengan Gubernur maupun sektor swasta yang ada di Jawa Timur ini. Sehingga ekonomi bisa tumbuh bagus dan merata," ujarnya.
Dalam kesempatan tersebut Menko Luhut menyinggung masih adanya praktik monopoli di pelabuhan sehingga menghambat produktivitas dan efisiensi.
"Tidak boleh lagi ada monopoli di pelabuhan, sehingga harga-harga bisa ditekan," ujarnya,
Mengenai masih adanya tumpang tindih kewenangan pengelolaan pelabuhan antara Pelindo dan Kementerian Perhubungan, Menko Luhut mengatakan pemerintah sedang membenahi hal tersebut.
Baca Juga: Luhut Optimis PT PAL Indonesia Sanggup Produksi Kapal Selam
"Menteri Perhubungan sudah mengerjakan ini dengan cepat dan akan menyerahkan ke Pelindo, mungkin juga ke swasta karena kalau semua pembangunannya memakai APBN nanti akan lama selesaiya," kata Menko Luhut.
Menko Maritim juga meminta pengelola pelabuhan untuk menertibkan kapal-kapal yang masih membuang sampah ke laut dan menerapkan garbage fee untuk mengurangi pembuangan sampah ke laut.*\
Berita Terkait
-
Luhut Optimis PT PAL Indonesia Sanggup Produksi Kapal Selam
-
Kunjungi Kawasan Industri Maspion, Luhut Minta TKDN Dinaikkan
-
Luhut Akui Pemerintah Harus Introspeksi Soal Kasus Raja Ampat
-
Kemenhub akan Bangun Pelabuhan Kijing di Kalimantan Barat
-
Terminal 3 Bandara Soeta akan Jadi yang Terbesar di Indonesia
Terpopuler
- 4 Mobil Bekas 50 Jutaan Muat 7-9 Orang, Nyaman Angkut Rombongan
- Pandji Pragiwaksono Dihukum Adat Toraja: 48 Kerbau, 48 Babi, dan Denda 2 Miliar
- Daftar Mobil Bekas yang Harganya Paling Stabil di Pasaran
- 7 Parfum Wangi Bayi untuk Orang Dewasa: Segar Tahan Lama, Mulai Rp35 Ribuan Saja
- 3 Pelatih Kelas Dunia yang Tolak Pinangan Timnas Indonesia
Pilihan
-
Heboh Merger GrabGoTo, Begini Tanggapan Resmi Danantara dan Pemerintah!
-
Toyota Investasi Bioetanol Rp 2,5 T di Lampung, Bahlil: Semakin Banyak, Semakin Bagus!
-
Gagal Total di Timnas Indonesia, Kluivert Diincar Juara Liga Champions 4 Kali
-
Rupiah Tembus Rp 16.700 tapi Ada Kabar Baik dari Dalam Negeri
-
Harga Emas Hari Ini di Pegadaian Kompak Naik!
Terkini
-
Tips Mendapatkan Kredit Tanpa Agunan, Apa Saja Syaratnya?
-
Heboh Merger GrabGoTo, Begini Tanggapan Resmi Danantara dan Pemerintah!
-
Apa Itu Reversal Rekening? Penyebab dan Cara Mengatasinya
-
Danai Proyek Peternakan Ayam Rp 20 Triliun, Danantara Mau Lapor ke DPR
-
Alasan Danantara Mau Biayai Pembangunan Peternakan Rp 20 Triliun
-
Rupiah Diprediksi Menguat, Analis Ungkap Efek Besar Akhir Shutdown AS ke Indonesia
-
Toyota Investasi Bioetanol Rp 2,5 T di Lampung, Bahlil: Semakin Banyak, Semakin Bagus!
-
Strategi Menabung untuk Pendidikan Anak: Panduan Lengkap untuk Orang Tua Bijak
-
Soal Utang Kereta Cepat, COO Danantara: Kami Tanggung Jawab Operasional
-
Merger 3 Anak Perusahaan Pertamina, Ditargetkan Rampung 1 Januari 2026