Saat ini tidaklah asing jika wanita memiliki hobi memasak atau merambah bisnis kuliner. Seperti pengalaman Syarifah Kemala, sosok ibu rumah tangga tidak menutup peluangnya untuk bisa sukses menjadi seorang pengusaha kue.
Jika selama ini, bisnis kue rumahan lebih kental dianggap sebagai jenis usaha sampingan dengan hasil sekedar cukup menambah keuangan keluarga, namun Kemala, wanita berusia 27 tahun ini bisa mencapai omset Rp12-15 juta setiap bulan dan juga bisa memperkerjakan beberapa karyawan.
Kemala atau yang sering akrab disapa Mala ini adalah istri Fuad Assegaf, seorang Lurah di Kampung Dalam, Kabupaten Siak, Riau.
Ibu dari dua anak ini baru mulai menekuni usahanya sejak pertengahan tahun 2016 silam. Hebatnya, wanita muda ini mengaku tidak memiliki hobi memasak atau pun pintar masak layaknya pengusaha kue lainnya.
"Saya bukan orang yang hobi memasak atau pun dikatakan bisa memasak. Tapi sejak anak pertama mulai makan bubur di usia enam bulan saya jadi hobi melihat-lihat resep makanan bayi yang sehat di buku-buku dan media sosial," katanya.
Meskipun ibu muda ini mengaku tidak bisa memasak, ia memiliki hobi memotret makanan. Dari situ Mala (panggilannya) mulai mencoba-coba memproduksi kue dan makanan khusus bagi balita dengan mengambil resep dari buku-buku yang sering dia baca.
Ia pun mulai mencoba memasak berbagai makanan dan kue dan diunggah ke media sosial sekaligus catatan resepnya.
"Bukan hal yang mudah bagi saya yang tidak memiliki kemampuan memasak untuk memulainya. Bahkan suami sempat ragu dengan apa yang saya lakukan. Sering makanan yang dibuat terbuang lantaran gagal seperti hangus, tidak jadi dan rasanya tidak enak," jelasnya.
Namun ia terus tekun melakukan hobi baru itu dan ketika sudah mulai merasa bisa, Mala memanfaatkan media sosial untuk memamerkan hasil masakannya, lengkap dengan resep dan cara membuatnya.
Baca Juga: Komang Wiswakarma, Pendiri Event Organizer Digital Maimilu.com
Dari situ satu persatu temannya tertarik akan kue-kue buatannya dan mulailah menerima pesanan.
Melihat permintaan pasar yang semakin bagus, istri lurah ini pun terdorong untuk memperluas lini usaha di bidang produksi kue dengan memperkenalkan brand Nizam yang diambil dari nama buah hatinya.
Ia pun mengusung lebel Dapur Mama Nizam sebagai nama usahanya. Sekarang ini Mala tidak hanya fokus membuat kue basah saja, tetapi ia juga menerima pesanan makanan sehat bagi balita, kue kering untuk lebaran, brownis untuk ulang tahun dan sebagainya.
Beragam jenis kue pun mulai diproduksi Mala untuk memenuhi permintaan konsumen, sebut saja pizza mini, donat paha ayam, pastri roll cake, bolu kukus, pancake, serta kue tradisional Melayu yang diproduksi sendiri di kediamannya yang terletak di Sapta Taruna gang Bunga Tanjung, Balai Kayang, Kampung Rempak, Kecamatan Siak, Kabupaten Siak.
Meskipun omzetnya masih berkisar Rp15juta juta setiap bulan, ia mengaku sudah sangat senang, sebab bisa membantu perekonomian keluarga. Apalagi modal awalnya hanya dari coba-coba senilai Rp100.000.
Masih kata Mala, untuk mengembangkan usahanya, ia berkeinginan membuka toko sendiri, sehingga bisa lebih banyak membuka peluang kerja bagi pelajar-pelajar jurusan tata boga sekolah kejuruan menengah setempat. Selain itu orang-orang nantinya dapat dengan mudah membeli langsung di toko kue miliknya Ia juga melihat potensi kabupaten Siak sebagai daerah tujuan wisata, dengan begitu setiap pengunjung yang datang tidak akan kesulitan lagi menemukan oleh-oleh untuk dibawa pulang. (Antara)
Saat ini tidaklah asing jika wanita memiliki hobi memasak atau merambah bisnis kuliner, seperti pengalaman Syarifah Kemala karena tugas utama sebagai ibu rumah tangga tidak menutup peluangnya untuk bisa sukses menjadi seorang pengusaha kue.
Jika selama ini, bisnis kue rumahan lebih kental dianggap sebagai jenis usaha sampingan dengan hasil sekedar cukup menambah keuangan keluarga, namun Kemala, wanita berusia 27 tahun ini bisa mencapai omset Rp12-15 juta setiap bulan dan juga bisa memperkerjakan beberapa karyawan.
Kemala atau yang sering akrab disapa Mala ini adalah istri Fuad Assegaf, seorang Lurah di Kampung Dalam, Kabupaten Siak.
Ibu dari dua anak ini baru mulai menekuni usahanya sejak pertengahan tahun 2016 silam. Hebatnya, wanita muda ini mengaku tidak memiliki hobi memasak atau pun pintar masak layaknya pengusaha kue lainnya.
"Saya bukan orang yang hobi memasak atau pun dikatakan bisa memasak. Tapi sejak anak pertama mulai makan bubur di usia enam bulan saya jadi hobi melihat-lihat resep makanan bayi yang sehat di buku-buku dan media sosial," katanya.
Meskipun ibu muda ini mengaku tidak bisa memasak, ia memiliki hobi memotret makanan. Dari situ Mala (panggilannya) mulai mencoba-coba memproduksi kue dan makanan khusus bagi balita dengan mengambil resep dari buku-buku yang sering dia baca.
Ia pun mulai mencoba memasak berbagai makanan dan kue dan diunggah ke media sosial sekaligus catatan resepnya.
"Bukan hal yang mudah bagi saya yang tidak memiliki kemampuan memasak untuk memulainya. Bahkan suami sempat ragu dengan apa yang saya lakukan. Sering makanan yang dibuat terbuang lantaran gagal seperti hangus, tidak jadi dan rasanya tidak enak," jelasnya.
Namun ia terus tekun melakukan hobi baru itu dan ketika sudah mulai merasa bisa, Mala memanfaatkan media sosial untuk memamerkan hasil masakannya, lengkap dengan resep dan cara membuatnya.
Dari situ satu persatu temannya tertarik akan kue-kue buatannya dan mulailah menerima pesanan.
Melihat permintaan pasar yang semakin bagus, istri lurah ini pun terdorong untuk memperluas lini usaha di bidang produksi kue dengan memperkenalkan brand Nizam yang diambil dari nama buah hatinya.
Ia pun mengusung lebel Dapur Mama Nizam sebagai nama usahanya. Sekarang ini Mala tidak hanya fokus membuat kue basah saja, tetapi ia juga menerima pesanan makanan sehat bagi balita, kue kering untuk lebaran, brownis untuk ulang tahun dan sebagainya.
Beragam jenis kue pun mulai diproduksi Mala untuk memenuhi permintaan konsumen, sebut saja pizza mini, donat paha ayam, pastri roll cake, bolu kukus, pancake, serta kue tradisional Melayu yang diproduksi sendiri di kediamannya yang terletak di Sapta Taruna gang Bunga Tanjung, Balai Kayang, Kampung Rempak, Kecamatan Siak, Kabupaten Siak.
Meskipun omzetnya masih berkisar Rp15juta juta setiap bulan, ia mengaku sudah sangat senang, sebab bisa membantu perekonomian keluarga. Apalagi modal awalnya hanya dari coba-coba senilai Rp100.000.
Masih kata Mala, untuk mengembangkan usahanya, ia berkeinginan membuka toko sendiri, sehingga bisa lebih banyak membuka peluang kerja bagi pelajar-pelajar jurusan tata boga sekolah kejuruan menengah setempat. Selain itu orang-orang nantinya dapat dengan mudah membeli langsung di toko kue miliknya Ia juga melihat potensi kabupaten Siak sebagai daerah tujuan wisata, dengan begitu setiap pengunjung yang datang tidak akan kesulitan lagi menemukan oleh-oleh untuk dibawa pulang. (Antara)
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
Terkini
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Program AND untuk 71 SLB, Bantuan Telkom Dalam Memperkuat Akses Digitalisasi Pendidikan
-
Dari Anak Tukang Becak, KUR BRI Bantu Slamet Bangun Usaha Gilingan hingga Bisa Beli Tanah dan Mobil
-
OJK Turun Tangan: Klaim Asuransi Kesehatan Dipangkas Jadi 5 Persen, Ini Aturannya
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
-
Buat Tambahan Duit Perang, Putin Bakal Palak Pajak Buat Orang Kaya
-
Bank Mandiri Akan Salurkan Rp 55 Triliun Dana Pemerintah ke UMKM
-
Investasi Properti di Asia Pasifik Tumbuh, Negara-negara Ini Jadi Incaran
-
kumparan Green Initiative Conference 2025: Visi Ekonomi Hijau, Target Kemandirian Energi Indonesia
-
LHKPN Wali Kota Prabumulih Disorot, Tanah 1 Hektare Lebih Dihargai 40 Jutaan