PT Bank Negara Indonesia (BNI) Tbk mengakui kondisi industri pertambangan tanah air saat ini tengah mengalami kelesuan. Kondisi ini mempengaruhi penyaluran kredit pertambangan yang juga mengalami tekanan.
"Kredit migas kita memang mengalami perlambatan. Karena kita akui juga industri migas kini juga tengah mengalami penurunan," kata Sekretaris Perusahaan BNI Ryan Kiryanto di Jakarta, Rabu (14/6/2017).
Ryan bahkan mengakui tekanan terberat dialami kredit pertambangan. Sebab kondisi industri pertambangan kini paling mengalami tekanan berat. "Tekanan ini tidak hanya industri pertambangannya saja, tetapi juga begitu banyak industri turunannya seperti industri perkapalan, industri alat berat, industri transportasi, dan lain-lain," jelas Ryan.
Walau harga batubara mulai naik, namun kenaikan belum kembali ke level seperti tahun 2009 atau 2010.
Tak heran kenaikan rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) juga banyak berasal dari debitur di sektor pertambangan. Oleh sebab itulah, BNI pada tahun ini lebih berhati-hati sebelum menyalurkan kredit kepada debitur usaha pertambangan.
"Nanti kalau situasi ekonomi kita sudah stabil, barulah kita akan menambah jumlah debitur baru untuk kredit pertambangan," tutup Ryan.
Mengacu data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per April 2017, penyaluran kredit BNI telah mencapai Rp370,34 triliun. Jumlah ini menunjukkan pertumbuhan 17,83 persen dibanding April 2016 yang mencapai Rp314,29 triliun.
Capaian ini lebih lambat dibanding pertumbuhan kredit BNI pada periode yang sama pada tahun lalu. Pada April 2016, pertumbuhan kredit BNI mencapai 23,75 persen dibanding April 2015 yang sebesar Rp253,96 triliun.
Baca Juga: BNI Berharap Pertumbuhan Kredit Tahun Ini Bisa 18 Persen
Berita Terkait
Terpopuler
- 6 Sabun Cuci Muka dengan Kolagen agar Kulit Tetap Kenyal dan Awet Muda
- 9 Sepatu Lokal Senyaman Skechers Ori, Harga Miring Kualitas Juara Berani Diadu
- Shio Paling Hoki pada 8-14 Desember 2025, Berkah Melimpah di Pekan Kedua!
- Sambut HUT BRI, Nikmati Diskon Gadget Baru dan Groceries Hingga Rp1,3 Juta
- 23 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 7 Desember: Raih Pemain 115, Koin, dan 1.000 Rank Up
Pilihan
-
Rekomendasi 7 Laptop Desain Grafis Biar Nugas Lancar Jaya, Anak DKV Wajib Tahu!
-
Harga Pangan Nasional Hari Ini: Cabai Sentuh Rp70 Ribu
-
Shell hingga Vivo sudah Ajukan Kuota Impor 2026 ke ESDM: Berapa Angkanya?
-
Kekhawatiran Pasokan Rusia dan Surplus Global, Picu Kenaikan Harga Minyak
-
Survei: Kebijakan Menkeu Purbaya Dongkrak Optimisme Konsumen, tapi Frugal Spending Masih Menguat
Terkini
-
Penjualan Eceran Diprediksi Melejit di November 2025, Apa Pemicunya?
-
INET Tancap Gas, Target Harga Saham Meroket: Efek Ekspansi Rp4,2 Triliun?
-
Wamentan Sudaryono Promosikan Peluang Investasi Pertanian ke Rumania, Indonesia Swasembada Beras
-
Ribut Saham Gorengan, Insentif Pasar Modal untuk Apa?
-
Disegel dan Jadi Penyebab Banjir, PTPN III Ternyata Berniat Tambah 59 Ribu Hektar Lahan Sawit
-
Mandat Digitalisasi Negara: BUMN Ini Dianggap Punya 'Privilege' Bisnis Masa Depan!
-
Tambang Emas Terafiliasi ASII di Sumut Disegel, KLH Soroti Potensi Pidana
-
DEWA dan BUMI Meroket, IHSG Menguat ke Level 8.693 dengan Transaksi 19 Triliun
-
4 Tahun Beruntun, Bank Mandiri Raih Lagi Juara 1 pada ARA 2024 atas Transparansi Laporan Tahunan
-
Mengenal Teras BRI Kapal, Bank Terapung yang Dinanti Masyarakat Kepulauan