Suara.com - Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi mendesak Kementerian Agama untuk membentuk crisis center (pusat pengaduan), bagi calon jemaah umrah ”First Travel” yang ditelantarkan.
Tulus mengatakan, YLKI sementara ini sudah menerima 18 ribu pengaduan terkait jemaah First Travel yang gagal berangkat dan nasib keberangkatannya tidak jelas.
"YLKI menerima lebih dari 22.000 pengaduan, 18.000 pengaduan itu dari calon jemaah First Travel," kata Tulus di Jakarta, Jumat (11/8/2017).
Tulus menegaskan, Kemenag dan OJK harus berupaya keras menjamin kembalinya hak-hak keperdataan calon jemaah. Dalam kondisi yang demikian, solusi yang paling realistik bagi calon jemaah adalah refund, atau pengembalian dana.
Selain itu, lanjut Tulus, YLKI juga mendesak Bareskrim Mabes Polri untuk melakukan upaya penegakan hukum pidana bagi pemilik/pengelola travel dan umrah lainnya yang juga merugikan konsumen.
"Seperti perusahaan ’Kafilah Rindu Ka'bah’ yang terbukti telah menggelapkan uang 3.055 calon jemaah, hingga kini belum disentuh. Juga terhadap Hannien Tour and Travel, dengan 1.800-an pengaduan, juga masih dibiarkan," ujarnya.
Walau dinilai terlambat karena sudah menelan banyak korban, YLKI memberikan apresiasi terhadap upaya penegakan hukum pidana terhadap kasus First Travel.
Untuk diketahui, polisi menangkap pasangan suami istri pemilik biro perjalanan haji dan umrah First Travel atas kasus dugaan penipuan.
Baca Juga: Hilangkan Trauma, Istri Pembunuh Bayi Bakal Didampingi Psikiater
Berita Terkait
-
Penipuan Umrah, Polri Kembali Geledah Kantor First Travel
-
Tangis Korban First Travel, Jual Tanah Hingga Serangan Jantung
-
Seorang Jaksa dan 250 Orang Laporkan First Travel ke Polda
-
Puluhan Agen Datangi Bareskrim Minta Bebaskan Dirut First Travel
-
Polri Dalami Indikasi TPPU Terhadap Direktur First Travel
Terpopuler
- Cara Edit Foto Pernikahan Pakai Gemini AI agar Terlihat Natural, Lengkap dengan Prompt
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Anak Jusuf Hamka Diperiksa Kejagung Terkait Dugaan Korupsi Tol, Ada Apa dengan Proyek Cawang-Pluit?
- Dedi Mulyadi 'Sentil' Tata Kota Karawang: Interchange Kumuh Jadi Sorotan
- Ditunjuk Jadi Ahli, Roy Suryo Siapkan Data Akun Fufufafa Dukung Pemakzulan Gibran
Pilihan
-
Belajar dari Cinta Kuya: 5 Cara Atasi Anxiety Attack Saat Dunia Terasa Runtuh
-
Kritik Menkeu Purbaya: Bank Untung Gede Dengan Kasih Kredit di Tempat yang Aman
-
PSSI Diam-diam Kirim Tim ke Arab Saudi: Cegah Trik Licik Jelang Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026
-
Pemain Eropa Telat Gabung, Persiapan Timnas Indonesia Terancam Kacau Jelang Hadapi Arab Saudi
-
STY Sudah Peringati Kluivert, Timnas Indonesia Bisa 'Dihukum' Arab Saudi karena Ini
Terkini
-
OJK Akui Mayoritas Bank Revisi Target Jadi Lebih Konservatif, Ekonomi Belum Menentu?
-
Pertamina Berhasil Reduksi 1 Juta Ton Emisi Karbon, Disebut Sebagai Pelopor Industri Hijau
-
Pemerintah Dorong Perlindungan BPJS Ketenagakerjaan Bagi Pengusaha UMKM, Dukung UMKM Naik Kelas
-
Rp11 Miliar untuk Mimpi Anak Morosi: Sekolah Baru, Harapan Baru
-
Dulu Joao Mota Ngeluh, Ternyata Kini Agrinas Pangan Nusantara Sudah Punya Anggaran
-
Kekhawatiran Buruh Banyak PHK Jika Menkeu Purbaya Putuskan Kenaikan Cukai
-
Investor Mulai Percaya Kebijakan Menkeu Purbaya, IHSG Meroket
-
Resmi! DPR Setuju Anggaran Kemenag 2026 Naik Jadi Rp8,8 Triliun
-
Kritik Menkeu Purbaya: Bank Untung Gede Dengan Kasih Kredit di Tempat yang Aman
-
Atasi Masalah Sampah di Bali, BRI Peduli Gelar Pelatihan Olah Pupuk Kompos Bermutu