Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan bukan hal yang mudah bagi pemerintah untuk mengejar penerimaan pajak sebesar Rp1.283 triliun yang ditargetkan tahun ini.
Hal tersebut diungkapkan oleh Ani saat memberikan kuliah umum di Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat, Senin (28/8/2017).
Menurutnya, dibutuhkan usaha yang keras agar masyarakat bisa menunaikan kewajibannya sebagai wajib pajak.
"Memang sulit, dibutuhkan reformasi pajak. Meski semua sudah dipajaki tapi masih belum maksimal. Maka dari itu dibutuhkan kerja keras dan upaya-upaya agar masyarakat mau membayar pajak," kata Ani.
Ani bercerita, saat dirinya menjadi menteri keuangan, untuk mengejar target pajak, mantan Direktur Bank Dunia ini melakukan beberapa pendekatan baik ke pengusaha atau otang pribadi agar membayar pajaknya.
"Saya bilang seperti ke pengusaha, bayar pajaknya penuh, sanksi dihilangkan tapi bayar pajaknya penuh. Itu dilakukan di Tax Amnesty kemarin," ujarnya.
Namun, karena Tax Amnesty sudah berakhir maka pemerintah kata Ani akan konsen dalam mereformasi perpajakan dimulai dari memberbaiki basis data dan IT.
"Kalau kita punya basis data yang kuat, maka kita bisa telusuri siapa yang belum bayar pajak. orang pajak harus makin pintar, data kita harus lebih bagus, confident dan trust building itu harus dilakukan terus," katanya.
Baca Juga: Telat Bayar Pajak Kendaraan Bebas Denda
Tag
Berita Terkait
-
Heboh! Ditjen Pajak Komentari PPh Spongebob dan Squidward
-
Pemilik Toko Oleh-oleh Krisna Dukung Data Nasabah Bank Dibuka
-
Genjot Pajak, Pemerintah Diminta Bentuk Badan Penerimaan Negara
-
Misbakhun: Tax Amnesty Adalah Bukti Success Story Rezim Jokowi
-
Misbakhun: RUU Konsultan Pajak Jadi Bagian Reformasi Perpajakan
Terpopuler
- 5 Rekomendasi Moisturizer Mengandung SPF untuk Usia 40 Tahun, Cegah Flek Hitam dan Penuaan
- PSSI Kalah Cepat? Timur Kapadze Terima Tawaran Manchester City
- 4 Mobil Bekas 50 Jutaan Muat 7-9 Orang, Nyaman Angkut Rombongan
- Daftar Mobil Bekas yang Harganya Paling Stabil di Pasaran
- 3 Pemain Naturalisasi Baru Timnas Indonesia untuk Piala Asia 2027 dan Piala Dunia 2030
Pilihan
-
Pandji Pragiwaksono Dihukum Adat Toraja: 48 Kerbau, 48 Babi, dan Denda 2 Miliar
-
4 HP 5G Paling Murah November 2025, Spek Gahar Mulai dari Rp 2 Jutaan
-
6 HP Snapdragon dengan RAM 8 GB Paling Murah, Lancar untuk Gaming dan Multitasking Intens
-
Harga Emas di Pegadaian Stabil Tinggi Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Kompak Naik
-
PSSI Kalah Cepat? Timur Kapadze Terima Tawaran Manchester City
Terkini
-
Untung Rugi Redenominasi Rupiah
-
54 SPBU Disanksi dan 3.500 Kendaraan Diblokir Pertamina Akibat Penyelewengan BBM
-
Harga Perak: Turun Tipis Dalam Sepekan, Harga Dunia Menguat
-
Gaji Pensiunan ASN, TNI Dan Polri Taspen Naik Tahun 2025: Cek Faktanya
-
AADI Tebar Dividen Interim Rp4,17 Triliun, Potensi Rp 536 per Saham: Cek Jadwalnya
-
Mengapresiasi Inovasi: Energi Penggerak Menuju Indonesia Emas 2045
-
Harga Emas di Pegadaian Stabil Tinggi Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Kompak Naik
-
Harga Emas Stabil di US$ 4.000, Apakah Bisa Tembus Level US$ 5.000?
-
Prediksi Bitcoin: Ada Proyeksi Anjlok US$ 56.000, Analis Yakin Sudah Capai Harga Bottom
-
Bocoran 13 IPO Saham Terbaru, Mayoritas Perusahaan Besar Sektor Energi