Suara.com - Ratih Dewanti Putri, (31) berdiri mematung di Anjungan Tunai Mandiri (ATM) Center PT Bank Central Asia (BCA) Tbk di Mal Kota Kasablanca, Jakarta. Matanya berkerut saat melihat antrian pengunjung di ATM BCA nampak begitu panjang.
Sesekali ia melirik arloji yang melingkar di pergelangan tangan kirinya. Sudah hampir tiga jam dirinya mengantre untuk bisa mengakses mesin ATM BCA untuk bertransaksi.
Hari itu, Sabtu (26/8/2017), Ratih merasa heran mendapati begitu sulit mencari ATM BCA yang tetap online. Ia yang biasanya dengan mudah mendapati ATM BCA di sejumlah gerai Indomaret, Alfamidi, dan Alfamart di jalan raya Kebayoran Lama, Jakarta Barat, kali ini mengalami kesulitan. Begitu banyak ATM yang telah ia datangi ternyata mengalami gangguan jaringan.
“Kebetulan saya ada keperluan ke mal Kokas. Sekalian saya coba di ATM BCA sini. Ternyata bisa, cuma antriannya panjang sekali” katah Ratih menceritakan pengalamannya pada Suara.com, di Jakarta, Minggu (15/10/2017).
Ratih merasa pusing tujuh keliling. Sebelum mengunjungi mal Kokas pada sabtu sore, dirinya sempat mengunjungi bibinya yang tinggal di kawasan Ciledug, Tangerang Selatan, Banten. Ternyata di daerah itu juga banyak sekali ATM yang juga mengalami jaringan padam alias offline.
Akibatnya ia mengalami kesulitan saat hendak membayar cicilan kredit sepeda motor Honda Beat miliknya yang ia beli belum setahun. Ia juga kesulitan saat hendak membeli pulsa token listrik di rumah kontrakannya di kelurahan Sukabumi Utara, Kecamatan Kebon Jeruk, Jakarta Utara. “Paling susah adalah tak bisa tarik tunai untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Sementara saya cuma pakai rekening BCA untuk kebutuhan sehari-hari,” ujarnya.
Lain lagi dengan Ardi Nuswantoro, seorang wirawasta yang sehari-harinya tinggal di Apartemen Kalibata City, di kawasan Kalibata, Jakarta Selatan. Saat akhir Agustus, Ardi terpaksa menggunakan ATM bersama di Kalibata City. “Terpaksa kena biaya lebih, sekitar Rp6000,00 sekali transaksi,” katanya kepada Suara.com, di Jakarta, Minggu (15/10/2017).
Semula dirinya sempat mendatangi ATM Center BCA di Kalibata City. Ia terkejut saat mendapati 10 mesin ATM yang ada disitu semuanya offline. Untungnya pada saat akhir Agustus lalu, dirinya tidak sedang membutuhkan melakukan transaksi dengan intensitas yang tinggi.
Baca Juga: "BRIIndocomtech 2017" Berakhir Sukses
Ratih dan Ardi adalah dua nasabah BCA yang mengalami kesulitas bertransaksi di mesin ATM BCA karena begitu banyak yang offline. Ribuan ATM perbankan di Indonesia mengalami offline lebih dari seminggu sejak Jumat (25/10/2017). Peristiwa ini berlangsung lebih dari seminggu.
Kondisi ini tak hanya menimpa BCA, melainkan juga bank-bank besar seperti PT Bank Mandiri Tbk, PT Bank Negara Indonesia (BNI) Tbk, dan PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) Tbk. Tercatat ada sebanyak 8.800 ATM bank besar yang mengalami dampak gangguan satelit ini.
Namun gangguan terparah memang menimpa BCA, dimana sebanyak 5.000 ATM dan 100 kantor kas mengalami offline.
Bank Mandiri juga mengalami gangguang meski tak sebesar BCA. ATM Mandiri yang terdampak sebanyak 2.000 ATM dari total 17.695 ATM di seluruh Indonesia.
“Sebetulnya bisa dibilang hampir tidak ada dampaknya bagi bisnis kami. Karena yang terdampak kan cuma 13 persen dari total ATM kami,” kata Sekretaris Perusahaan Bank Mandiri, Rohan Hafas, pada Suara.com, di Jakarta, Selasa (24/10/2017).
Menurutnya, 13 persen ATM Bank Mandiri yang terdampak anomali satelit Telkom 1 umumnya berada di daerah terpencil. Selain itu, kebijakan Bank Mandiri dalam membangun jaringan infrastruktur teknologi informasi untuk setiap wilayah tidak menggunakan hanya 1 saluran tertentu. Bank Mandiri selalu menggunakan kombinasi fiber optik, GSM, satelit lain, dan jaringan Telkom.
“Ada pepatah, kita jangan menaruh telur dalam satu keranjang. Jadi tidak ada daerah yang seluruh ATM Mandiri mati total. Contohnya, waktu terjadi gangguan satelit Telkom 1, saat itu saya ada di Gili Trawangan, Lombok, Nusa Tenggara Barat. Hanya ada 5 ATM Mandiri di sana, tiga mati, dua masih nyala. Jadi customer hanya harus sedikit berjalan lebih jauh,” tutupnya.
Berita Terkait
-
Anggota TNI Ngamuk di Gowa, Kapuspen TNI: Kami akan Perkuat Pengawasan!
-
Jaringan Kuras Rekening Tidur Nasabah Rp204 M, 2 Pelaku Ternyata Terlibat Pembunuhan Kacab Bank!
-
Rp70 Miliar Terbongkar! Ini Isi Rekening 'Hantu' yang Jadi Motif Pembunuhan Sadis Kacab Bank
-
Komplotan Pembunuh Kacab Bank BUMN Incar Rekening Dormant Rp70 M: Polisi Buru Sosok S, Apa Perannya?
-
Danpuspom TNI: Hanya Dua Anggota Kopassus Terlibat Pembunuhan Bankir Ilham Pradipta
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- 30 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 28 September: Raih Hadiah Prime Icon, Skill Boost dan Gems Gratis
Pilihan
-
Pertamax Tetap, Daftar Harga BBM yang Naik Mulai 1 Oktober
-
Lowongan Kerja PLN untuk Lulusan D3 hingga S2, Cek Cara Daftarnya
-
Here We Go! Jelang Lawan Timnas Indonesia: Arab Saudi Krisis, Irak Limbung
-
Berharap Pada Indra Sjafri: Modal Rekor 59% Kemenangan di Ajang Internasional
-
Penyumbang 30 Juta Ton Emisi Karbon, Bisakah Sepak Bola Jadi Penyelamat Bumi?
Terkini
-
SPBU Swasta Kompak Naikkan Harga Per 1 Oktober
-
PPPK Paruh Waktu Berstatus ASN? Ini Skema Gaji, Tunjangan, dan Jenjang Karir
-
Permata Bank Rombak Jajaran Direksi: Eks CIO HSBC India Jadi Amunisi Baru!
-
Harga BBM Vivo, Shell, dan BP Naik: Update Harga BBM Semua SPBU Hari Ini
-
Pertamax Tetap, Daftar Harga BBM yang Naik Mulai 1 Oktober
-
Momen Menkeu Sindir Subsidi BBM Tidak Tepat: Sudah Ada DTSEN, Kenapa Tidak Dipakai?
-
Rupiah Anjlok Rp 16.800, Menko Airlangga Akui Belum Bertemu Gubernur BI! Ada Apa?
-
Aduh, Rupiah Sakit Lagi Lawan Dolar Amerika di Awal Bulan Oktober
-
IHSG Bangkit di Rabu Pagi, Tapi Diproyeksi Melemah
-
Emas Antam Terus Melonjak, Hari Ini Seharga Rp 2.237.000 per Gram