Suara.com - Terminal Peti Kemas Koja berupaya untuk meningkatkan efisiensi dan kepuasan pelanggan dengan menerapkan standar sistem manajemen mutu ISO 9001:2015. TPK Koja menjadi terminal petikemas yang pertama menerapkan ISO 9001:2015 di antara perusahaan-perusahaan sejenis lainnya di Tanjung Priok.
Imam Sumedi, Manajer Quality Assurance & SMO TPK Koja, menjelaskan pada tahun ini perusahaan telah memulai migrasi dari ISO 9001:2008 ke ISO 9001:2015, ditandai dengan diterimanya sertifikat ISO 9001:2015 pada April 2017. Dan pada akhir Oktober 2017.
“Dalam kerangka saya, setidaknya TPK Koja menjadi yang pertama (penerapan ISO 9001:2015). Dan kami juga sudah berhasil meraih peringkat tertinggi score GCG dua tahun berturut-turut di antara seluruh anak perusahaan di bawah Pelindo II. Ke depan, kompetisi di terminal petikemas akan bergerak ke arah persaingan mutu, kualitas, dan efisiensi,” kata Imam di Jakarta, Seni (20/11/2017).
Menurut dia, perbaikan utama yang dituntut dalam penerapan standar ISO 9001:2015 antara lain proses bisnis yang lebih terorganisasi dan efisiensi di setiap proses bisnis serta melakukan peningkatan berkelanjutan.
“Mewujudkan ke tiga hal di atas, ISO versi 2015 mensyaratkan pada kemampuan perusahaan mendengar suara pelanggan dan antisipasi risiko bisnis,” ujarnya.
Selain itu, lanjut Imam pelanggan sebagai salah satu kunci utama dari pemangku kepentingan atau stakeholders memiliki arti penting dalam pengembangan proses bisnis. Pelanggan di sini bisa diartikan shipping line dan cargo owner serta tentu saja para freight forwarder.
“Perbedaan yang berarti dari ISO 2008 dan ISO 2015, kami harus menyerap suara pelanggan, apakah mereka puas dengan kinerja dan pelayanan perusahaan. Kami tidak punya pilihan lain kecuali bicara tentang efisiensi, risiko, dan mendengar suara pelanggan. Ini mesti mengubah paradigma. Tanpa itu kami tidak akan survive,” katanya.
Sedangkan terkait efisiensi, penerapan ISO 9001:2015 menuntut perusahaan untuk memperbaiki efisiensi di setiap proses bisnis yang dijalani. Dengan proses bisnis yang makin efisien, tentu kinerja akan meningkat yang pada akhirnya bisa menarik lebih banyak pelanggan.
“Ambil contoh, kapal dengan 2.000 boks petikemas mungkin biasa kita handle 36 jam. Kalau bisa kami selesaikan dalam 24 jam, maka akan ada space waktu yang tercipta. Ulangi itu untuk beberapa kapal berikutnya. Maka tercipta akumulasi space yang bisa menarik 1 kapal lagi. Dengan demikian efisiensi dapat membuat semua pihak menjadi sustainable dan lebih mengukur kinerja serta mengendalikan aneka sumber daya, sehingga pelanggan puas,” ujar Imam.
Baca Juga: Konsesi Jasa Kepelabuhan Terminal Petikemas Muaro Jambi Diteken
Salah satu manfaat penerapan ISO 9001:2015 antara lain peningkatan rasio bongkar muat petikemas dari kapal atau Box Crane per Hour (BCH).
Imam menjelaskan rata-rata BCH TPK Koja per September 2017 sudah mencapai 23 boks per jam, meningkat dari periode yang sama tahun lalu 20. Selain itu, throughput TPK Koja di pengujung tahun 2017 diprediksi bakal mencapai 1 juta TEUs (Twenty-footer Equivalent Unit) bila mengacu pada throughput bulan Januari sampai Agustus 2017 yang telah mencapai 654.677 TEUs.
“Digitalisasi dan otomatisasi adalah keniscayaan yang sedang terjadi di TPK Koja. Sebagai contoh para pelanggan telah melakukan billing secara elektronik. Customer membuat sendiri billing, dan memasukkan sendiri pembayaran secara cash-less atau elektronis. Berbeda dengan salah satu kompetitor yang masih manual. Ini memang tuntutan dari pelanggan,” paparnya.
Imam berharap dengan penerapan ISO 9001:2015 serta penerapan efisiensi di TPK Koja mampu membuat perusahaan terus bertumbuh ke depan. Dia juga berharap TPK Koja masih dipercaya untuk meneruskan pengoperasian dermaga utara ataupun penugasan lain dari induk usaha.
Berita Terkait
-
Viral Tanggul Beton di Laut Cilincing, Ini Penampakannya
-
Bekasi Bakal Punya Kawasan Pergudangan Modern SPIN, Luas Capai 27 Hektare
-
Asosiasi Logistik Mengeluhkan Tarif Tol JTCC Terlalu Mahal
-
KAI Logistik Angkut 89.000 Hewan Peliharaan, Kucing Mendominasi
-
Indonesia Catat Surplus Neraca Perdagangan US$19,48 Miliar di Semester I 2025
Terpopuler
- Dana Operasional Gubernur Jabar Rp28,8 Miliar Jadi Sorotan
- Viral Video 7 Menit Ahmad Sahroni dan Nafa Urbach, Praktisi Hukum Minta Publik Berhati-hati
- Prabowo Dikabarkan Kirim Surat ke DPR untuk Ganti Kapolri Listyo Sigit
- Tutorial Bikin Foto di Lift Jadi Realistis Pakai Gemini AI yang Viral, Prompt Siap Pakai
- Prabowo Incar Budi Gunawan Sejak Lama? Analis Ungkap Manuver Politik di Balik Reshuffle Kabinet
Pilihan
-
Ketika Politik dan Ekonomi Turut Membakar Rivalitas Juventus vs Inter Milan
-
Adu Kekayaan Komjen Suyudi Ario Seto dan Komjen Dedi Prasetyo, 2 Calon Kapolri Baru Pilihan Prabowo
-
5 Transfer Pemain yang Tak Pernah Diduga Tapi Terjadi di Indonesia
-
Foto AI Tak Senonoh Punggawa Timnas Indonesia Bikin Gerah: Fans Kreatif Atau Pelecehan Digital?
-
Derby Manchester Dalam 3 Menit: Sejarah, Drama, dan Persaingan Abadi di Premier League
Terkini
-
Pembangunan Akses Tol Bitung oleh Paramount Land Capai 80 Persen
-
PNM Bersama Holding Ultra Mikro Wujudkan Akses Keuangan Merata
-
Leony, Warisan Bisa Dikecualikan dari Pajak Penghasilan Tapi BPHTB Mengintai
-
Luhut Temui Aliansi Ekonom Indonesia, Bahas 7 Tuntutan ke Pemerintah
-
Cadangan Migas Baru Ditemukan di Muara Enim
-
Bandara Supadio Mulai Layani Penerbangan Internasional
-
Kemendag Ultimatum Gold's Gym, Harus Ganti Rugi Anggota Usai Penutupan Gerai Mendadak
-
Menkeu Purbaya Resmi Guyur Dana Jumbo Rp 200 Triliun ke Perbankan
-
Pabrik Baja di Surabaya Tumbang Imbas Gempuran Produk Impor
-
Emas Antam Kembali Mahal, Harganya Rp 2.095.000 per Gram