Suara.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati akan mengejar penerimaan dari pajak pada 2018 dengan memanfaatkan data yang telah dimiliki oleh otoritas pajak.
"Kedepannya kita akan melakukan inventarisasi data perpajakan kita," kata Sri Mulyani di Jakarta, Selasa (2/1/2018).
Sri Mulyani mengatakan data tersebut antara lain yang diperoleh dari program Amnesti Pajak serta kebijakan Pertukaran Informasi Secara Otomatis (AeOI) yang berjalan mulai pertengahan 2018.
"Kita akan mencari melalui data 'tax amnesty' yang kemarin kita peroleh, serta AeOI yang akan dimulai pada 2018," ujarnya.
Selain itu, tambah dia, institusi pajak akan melakukan penyelarasan data laporan keuangan para wajib pajak dengan otoritas kepabenan.
"Kita akan melakukan pelapisan informasi data Wajib Pajak dengan data kepabeanan agar terjadi konsistensi, kalau ada Wajib Pajak yang masih punya tiga-empat versi laporan keuangan, kita rapikan," jelasnya.
Kemudian, juga akan dilakukan kajian untuk mengurangi beban dari masing-masing kantor pelayanan pajak agar bisa fokus dalam mengamankan penerimaan pajak.
Saat ini, beban kerja dari kantor pelayanan pajak meningkat dan tidak seimbang seiring dengan peningkatan jumlah Wajib Pajak.
"Dengan 'review' terhadap KPP dan 'database', mereka bisa bergerak lebih sistematis, terorganisir dan tidak ngawur. Jadi tidak semua dikejar-kejar dengan data yang tidak ada," ujar Sri Mulyani.
Baca Juga: Sri Mulyani: Realisasi APBN Akhir Tahun Stabil
Sri Mulyani juga mengharapkan sistem insentif yang diberikan pegawai otoritas pajak dapat ikut menjadi pemicu dalam peningkatan penerimaan pajak.
Terakhir, kata dia, upaya yang bisa dilakukan untuk mendorong penerimaan pajak pada 2018 adalah dengan memanfaatkan sistem teknologi informasi.
Sri Mulyani optimistis berbagai upaya tersebut serta target penerimaan pajak di 2018 yang lebih realistis bisa mendukung pencapaian pendapatan dari sektor pajak.
"Kita tidak mau dalam situasi ekonomi tertekan, mengejar pajak justru makin membuat kontraksi. Jadi kita perlu berhati-hati menciptakan ruang bernafas ekonomi untuk tumbuh," katanya.
Sebelumnya, pemerintah dalam APBN 2018 telah menargetkan penerimaan perpajakan sebesar Rp1.618,1 triliun.
Sementara itu, realisasi penerimaan perpajakan hingga akhir 2017 mencapai Rp1.339,8 triliun atau sekitar 91 persen dari target APBNP sebesar Rp1.472,7 triliun.
Berita Terkait
-
Tengok Pajak Tahunan Innova Terbaru November 2025, Setara Harga Motor Matic?
-
3 Fakta Korupsi Pajak: Kejagung Geledah Rumah Pejabat, Oknum DJP Kemenkeu Jadi Target
-
Kejagung Geledah Sejumlah Rumah Petinggi Ditjen Pajak, Usut Dugaan Suap Tax Amnesty
-
Tiru Negara ASEAN, Kemenkeu Bidik Tarif Cukai Minuman Manis Rp1.700/Liter
-
5 Rekomendasi Motor Cruiser Pajak Murah dan Irit BBM yang Gagah
Terpopuler
- Operasi Zebra 2025 di Sumut Dimulai Besok, Ini Daftar Pelanggaran yang Disasar
- 8 Mobil Bekas Sekelas Alphard dengan Harga Lebih Murah, Pilihan Keluarga Besar
- 5 Mobil Keluarga Bekas Paling Dicari 2025, Murah dengan Performa Mumpuni
- 5 Mobil Sedan Bekas Pajak Murah dan Irit BBM untuk Mahasiswa
- 5 Rekomendasi Smartwatch Selain Apple yang Bisa QRIS MyBCA
Pilihan
-
Aksi Jatuh Bareng: Rupiah dan Mata Uang Asia Kompak Terkoreksi
-
4 HP RAM 12 GB Paling Murah, Pilihan Terbaik untuk Gamer dan Multitasker Berat
-
Perusahaan BUMN dan Badan Negara Lakukan Pemborosan Anggaran Berjamaah, Totalnya Rp43 T
-
RKUHAP Resmi Jadi UU: Ini Daftar Pasal Kontroversial yang Diprotes Publik
-
Permintaan Pertamax Turbo Meningkat, Pertamina Lakukan Impor
Terkini
-
Gubernur BI: Redenominasi Rupiah Perlu Waktu 6 Tahun
-
Hampir Rampung, Ini Kelebihan Kilang Minyak Balikpapan yang dikelola Pertamina
-
Buruh Tolak Kenaikan Upah 3,5 Persen: Masak Naiknya Cuma Rp80 Ribu
-
Aksi Jatuh Bareng: Rupiah dan Mata Uang Asia Kompak Terkoreksi
-
Jamkrindo Catatkan Laba Sebelum Pajak Rp 1,28 Triliun Hingga Oktober 2025
-
Sumbang PDB 61 Persen, UMKM RI Harus Naik Kelas
-
Kementerian UMKM Buka-bukaan Harga Satu Balpres Baju Thrifting
-
Serahkan Rp 6 Triliun ke BSN, BTN Akan Terbitkan Obligasi Untuk Tambah Modal
-
Perusahaan BUMN dan Badan Negara Lakukan Pemborosan Anggaran Berjamaah, Totalnya Rp43 T
-
Tembus 2 Juta Pengguna, Tring! by Pegadaian Bukti Komitmen Digitalisasi Emas dan Inklusi Finansial