Suara.com - Kementerian Perindustrian gencar mendorong pengembangan pendidikan vokasi yang berorientasi pada kebutuhan pasar kerja (demand driven) saat ini. Upaya tersebut merupakan salah satu wujud pelaksanaan revolusi mental, sebagai gerakan nasional untuk membangun kualitas sumber daya manusia (SDM) Indonesia, terutama dalam menghadapi era Industry 4.0.
“Pembangunan industri nasional tentu memerlukan ketersediaan SDM yang kompeten guna memacu produktitivas dan daya saing. Apalagi, tenaga kerja industri yang dibutuhkan sekarang semakin spesifik,” kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto di Cilegon, Banten, Senin (5/3/2018).
Menperin menyampaikannya pada Peluncuran Program Pendidikan Vokasi yang Link and Match antara Industri dengan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) untuk wilayah DKI Jakarta dan Banten yang diselenggarakan Kementerian Perindustrian bersama PT. Krakatau Steel (Persero), Tbk.
Pada peluncuran tahap kelima ini, diresmikan langsung oleh Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Masyarakat dan Kebudayaan (PMK) Puan Maharani didampingi Menperin Airlangga serta Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy.
Airlangga menjelaskan, peluncuran program pendidikan vokasi menjadi tindak lanjut Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2016 tentang revitalisasi SMK, yang diharapakan agar seluruh SMK di Indonesia ke depannya dapat menghasilkan lulusan yang kompeten dan siap kerja sesuai kebutuhan industri.
“Untuk wilayah DKI Jakarta dan Banten, terdapat 143 perusahaan industri dan 292 SMK yang akan di-link and match-kan. Kami memberikan apresiasi karena jumlahnya terus meningkat dan semuanya antusias,” paparnya.
Pada kesempatan ini, akan ditandatangani sebanyak 612 perjanjian kerja sama antara industri dan SMK. Dalam hal ini, satu SMK dapat dibina oleh beberapa industri, sesuai dengan program keahlian di SMK yang terkait dengan sektor industrinya.
Sebelumnya, peluncuran program pendidikan vokasi industri telah dilaksanakan di beberapa wilayah. Tahap pertama, di Jawa Timur, melibatkan 50 industri dan 234 SMK, diresmikan Wakil Presiden Jusuf Kalla. Tahap ke-II, di Jawa Tengah, melibatkan 117 industri dan 392 SMK, diresmikan Menperin bersama Mendikbud.
Selanjutnya, Tahap III di Jawa Barat, melibatkan 141 industri dan 393 SMK, diresmikan Presiden Joko Widodo. Dan, Tahap IV, melibatkan 117 industri dan 226 SMK untuk wilayah Provinsi Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau dan Kepulauan Riau, diresmikan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution.
“Setelah wilayah DKI Jakarta dan Banten ini, peluncuran program vokasi industri akan diteruskan secara bertahap untuk Wilayah Sumatera bagian Selatan (Provinsi Jambi, Bengkulu, Sumatera Selatan, Bangka Belitung dan Lampung), dan Sulawesi Selatan,” tutur Airlangga.
Menperin menargetkan, hingga tahun 2019, sebanyak 1.795 SMK yang akan dibina dan dikerjasamakan dengan industri. “Hingga lima tahap ini, totalnya sudah sebanyak 1.537 SMK dengan 568 industri,” ungkapnya.
Sebagai bentuk dukungan perusahaan industri terhadap program pembinaan dan pengembangan SMK yang link and match dengan industri, dalam setiap peluncuran program vokasi industri, selalu dilakukan pemberian bantuan (hibah) peralatan praktik kepada SMK dari beberapa perusahaan industri.
Pada tahap kelima ini, jumlah perusahaan industri yang akan memberikan hibah peralatan sebanyak 35 industri kepada 128 SMK. Selain itu, dilakukan hibah lahan untuk pembangunan Politeknik Industri Petrokimia di Cilegon, Banten dari PT. Chandra Asri Petrochemical kepada Pusdiklat Kemenperin.
Di samping pendidikan vokasi industri, Kemenperin menyelenggarakan program pelatihan dengan sistem 3 in 1 (pelatihan- sertifikasi kompetensi penempatan kerja) serta diklat peningkatan kompetensi dan sertifikasi tenaga kerja industri untuk peningkatan kualitas dan daya saing serta kesejahteraan tenaga kerja.
“Saat ini dilakukan penyematan tanda peserta diklat operator industri garmen sebanyak 200 orang yang akan ditempatkan bekerja pada sembilan industri tekstil dan produk tekstil (TPT) di DKI Jakarta, Jawa Barat dan Jawa Tengah,” kata Menperin.
Berita Terkait
-
Siswa SMK Tewas Usai Ikut Demo di DPR, Menteri PPPA Minta Maaf Akui Negara Gagal Lindungi Anak
-
Nasib Subsidi Motor Listrik Menggantung, Menperin: 'Tanya Saja ke Lapangan Banteng!'
-
Insentif Mobil Listrik Disetop, Vinfast dkk Diminta Patuhi Aturan TKDN Mulai 2026
-
Miris, Nasib Pelajar di Serang: Koma 3 Hari, Tengkorak Pecah Usai Diduga Dipukul Helm Oknum Polisi
-
CREAFEST UI 2025: Ajang Kreativitas Siswa SMA/SMK Siap Hadapi Masa Depan
Terpopuler
- Berapa Tarif Hotman Paris yang Jadi Pengacara Nadiem Makarim?
- Upgrade Karyamu! Trik Cepat Bikin Plat Nama 3D Realistis di Foto Miniatur AI
- Jangan Ketinggalan Tren! Begini Cara Cepat Ubah Foto Jadi Miniatur AI yang Lagi Viral
- Pelatih Irak Soroti Kerugian Timnas Indonesia Jelang Kualifikasi Piala Dunia 2026
- 6 Cara Buat Foto Miniatur Motor dan Mobil Ala BANDAI dengan AI yang Viral di Medsos!
Pilihan
-
5 Rekomendasi HP Murah Layar AMOLED Rp 2 Jutaan Terbaik September 2025
-
Perbandingan Spesifikasi Redmi 15C vs Redmi 14C, Bagus Mana?
-
E-Commerce RI Dikuasai 4 Raksasa, Menko Airlangga Minta Mendag Perhatikan Platform Kecil
-
Kim Jong Kook Menikah Diam-Diam! Netizen Cari Identitas Istrinya yang Masih Misterius
-
Usai Habiskan Rp13 T Demi Bangun Bandara Dhoho Kediri, Kini Gudang Garam PHK Massal Buruh Pabriknya
Terkini
-
Apa yang Dimaksud Rumah Hook? Ini Penjelasan dan Manfaatnya
-
Harbolnas 2025: Pemerintah Targetkan Transaksi Produk Lokal hingga Rp19 Triliun
-
Stok BBM Shell Super dan V-Power Telah Tersedia, Cek SPBU di Wilayah Ini
-
E-Commerce RI Dikuasai 4 Raksasa, Menko Airlangga Minta Mendag Perhatikan Platform Kecil
-
Promo Alfamart Berlaku Hingga 15 September 2025, Ada Diskon Susu dan Serba Gratis!
-
Senin Bukan Lagi Horor! Sambut Promo DonDay KFC: Kenyang Berdua, Kantong Tetap Aman!
-
5 Lokasi Rumah Murah di Cileungsi Harga Mulai 130 Juta, Cocok untuk Milenial Gaji UMR
-
Usai Habiskan Rp13 T Demi Bangun Bandara Dhoho Kediri, Kini Gudang Garam PHK Massal Buruh Pabriknya
-
DANA Kaget: Rejeki Nomplok di Era Digital? 3 Link Aktif Terbaru Hari Ini
-
Pemerintah Pede Transaksi Harbolnas 2025 Tembus Rp35 Triliun Meski Daya Beli Lesu