Suara.com - Ekonom Konstitusi, Defiyan Cori, mengkritik pemerintahan yang dipimpin Presiden Joko Widodo dalam mengelola pertanian nasional. Menurutnya nasib petani begitu memprihatinkan.
"Banyak lahan menganggur di daerah saya, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat. Perhatian pemerintah kepada petani semakin rendah," kata Defiyan saat dihubungi Suara.com, Rabu (7/3/2018).
Kondisi ini diperparah dimana pemerintah Daerah seperti bupati dan walikota, sebagian besar tak punya kemampuan untuk membuat skala prioritas dalam perencanaan pembangunan. Sementara para petani, pekebun, peternak memiliki semangat untuk terus bertahan (survive).
Namun, ketidakhadiran negara dalam membangun fundamental ekonomi masyarakat dikhawatirkan akan semakin banyak alih fungsi lahan dan alih profesi masyarakat di desa. Padahal mayoritas masyarakat pedesaan di Indonesia selama ini hidup dari sektor pertanian, perkebunan dan peternakan serta perikanan dan kelautan.
"Oleh sebab itulah, pengembangan entitas ekonomi Koperasi mutlak dijalankan secara sungguh-sungguh oleh Pemerintah," ujarnya.
Disisi yang lain, kelompok usia petani,peternak,pekebun dan nelayan juga sudah memasuki usia yang tidak lagi produktif atau sudah uzur. Berdasar data Badan Pusat Statistik (BPS) Tahun 2013, kelompok petani yang berusia 45 tahun ke atas (saat ini Tahun 2018, berarti usia petani ini sudah mencapai 50 Tahun lebih) terdapat sebesar 62 persen dari total jumlah petani. Sedangkan usia petani dalam kelompok produktif, yaitu kurang dari 35 Tahun hanya terdapat sebesar 12 persen, sisanya 26 persen adalah petani dengan usia antara 35-45 Tahun.
Dengan komposisi usia petani seperti ini, maka wajar kalau produktifitas sektor pertanian semakin menurun, sementara Badan Usaha Logistik (Bulog) akan kesulitan dalam membeli beras petani yang jumlah produksinya semakin tidak optimal. Kesulitan Bulog yang lain adalah, status badan hukum.Bulog yang membuat posisi lembaga ini sangat dilematis terhadap harga tukar beras petani.
"Sebab sebagai penyangga Bulog harus menjual di bawah harga pasar sebagai bentuk intervensi dalam operasi pasar jika terjadi gejolak harga akibat kesenjangan sisi permintaan dan penawaran," tutupnya.
Berita Terkait
-
Bencana Banjir Bandang Rusak 65 Ribu Hektar Sawah di Provinsi Aceh
-
Utang KUR Petani Korban Bencana Sumatra Dihapus, DPR Nilai Masih Belum Cukup
-
Kementan Disorot Usai Rincian Bantuan Bencana Viral, Harga Beras Rp60 Ribu/Kg Dinilai Janggal
-
Presiden Prabowo Hapus Utang KUR Petani Korban Banjir dan Longsor di Sumatra
-
Utang KUR Petani Terdampak Bencana Dihapus, Prabowo Janji Rehabilitasi Lahan
Terpopuler
- 6 Sabun Cuci Muka dengan Kolagen agar Kulit Tetap Kenyal dan Awet Muda
- 9 Sepatu Lokal Senyaman Skechers Ori, Harga Miring Kualitas Juara Berani Diadu
- Shio Paling Hoki pada 8-14 Desember 2025, Berkah Melimpah di Pekan Kedua!
- Sambut HUT BRI, Nikmati Diskon Gadget Baru dan Groceries Hingga Rp1,3 Juta
- 23 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 7 Desember: Raih Pemain 115, Koin, dan 1.000 Rank Up
Pilihan
-
Rekomendasi 7 Laptop Desain Grafis Biar Nugas Lancar Jaya, Anak DKV Wajib Tahu!
-
Harga Pangan Nasional Hari Ini: Cabai Sentuh Rp70 Ribu
-
Shell hingga Vivo sudah Ajukan Kuota Impor 2026 ke ESDM: Berapa Angkanya?
-
Kekhawatiran Pasokan Rusia dan Surplus Global, Picu Kenaikan Harga Minyak
-
Survei: Kebijakan Menkeu Purbaya Dongkrak Optimisme Konsumen, tapi Frugal Spending Masih Menguat
Terkini
-
Disegel dan Jadi Penyebab Banjir, PTPN III Ternyata Berniat Tambah 59 Ribu Hektar Lahan Sawit
-
Mandat Digitalisasi Negara: BUMN Ini Dianggap Punya 'Privilege' Bisnis Masa Depan!
-
Tambang Emas Terafiliasi ASII di Sumut Disegel, KLH Soroti Potensi Pidana
-
DEWA dan BUMI Meroket, IHSG Menguat ke Level 8.693 dengan Transaksi 19 Triliun
-
4 Tahun Beruntun, Bank Mandiri Raih Lagi Juara 1 pada ARA 2024 atas Transparansi Laporan Tahunan
-
Mengenal Teras BRI Kapal, Bank Terapung yang Dinanti Masyarakat Kepulauan
-
Harga Pangan Nasional Hari Ini: Cabai Sentuh Rp70 Ribu
-
Shell hingga Vivo sudah Ajukan Kuota Impor 2026 ke ESDM: Berapa Angkanya?
-
BRI Peduli Salurkan Bantuan untuk Korban Bencana Hidrometeorologi Sumatera Barat
-
Duh! Kesepakatan Dagang RIAS Terancam Batal, Trump Sebut Prabowo Mengingkari?