Suara.com - Direktur Jenderal Tanaman Pangan Sumarjo Gatot Irianto minta Perum Bulog di Provinsi Sulawesi Tengah untuk lebih gencar lagi membeli gabah/beras produksi petani guna memperkuat ketersediaan beras nasional.
"Bulog harus maksimal menyerap gabah/beras di daerah ini," katanya pada Musrembang Bidang Pertanian Tingkat Provinsi Sulawesi Tengah berlangsung di Palu, Sulawesi Tengah, Selasa (20/3/2018).
Ia meminta Bulog untuk turun langsung ke lapangan membeli gabah/beras petani sesuai harga pembelian yang telah ditetapkan pemerintah.
"Saya tahu Kepala Bulog Sulteng, Khozin adalah seorang petarung. Karena itu tidak diragukan lagi kinerjanya dalam hal kegiatan pengadaan gabah/beras di daerah ini," kata Dirjen Sumarjo.
Divisi Regional Bulog Sulteng pada 2018 ini, kata dia ditargetkan menyerap produksi petani, khususnya beras sebanyak 50.000 ton.
Pada musim panen (MP) 2017, Bulog Sulteng mencatat prestasi dengan menyerap sekitar 43.000 ton beras petani atau melampaui target yang ditetapkan.
MP 2018 ini, target pembelian gabah/beras di Sulteng dinaikan dari 42.160 ton (2017) menjadi 50.000 ton. "Saya optimistis Bulog bisa memenuhi target tersebut," katanya.
Hingga kini, Bulog Sulteng baru merealisasi pembelian gabah/beras sebanyak 1.500 ton. Penyerapan masih sangat kecil dari target.
Menurut informasi dalam dua bulan ke depan (Maret-April) 2018 ini di sejumlah daerah di Provinsi Sulteng memasuki panen raya. "Saya minta sekali lagi pak Kepala Bulog Sulteng maksimalkan pembelian dengan turun langsung ke petani agar bisa menyerap gabah/beras produksi petani," pinta dirjen.
Sementara Gubernur Sulteng, H Longki Djanggola juga berharap Bulog sebagai BUMN yang selama ini mendapat penugasan pemerintah membeli berbagai komoditi pangan, khususnya gabah/beras turun langsung membeli.
"Jangan pedagang yang menyerap lebih banyak produksi petani. Bulog yang harus lebih besar menyerap," kata dia.
Memang selama ini, banyak pedagang dari luar datang membeli beras petani Sulteng dengan harga yang cukup tinggi.
Bulog jelas kalah bersaing karena harga dipatok pedagang jauh diatas harga pembelian pemerintah (HPP). Karena itu, petani menjual beras kepada pedagang.
"Inilah kondisi yang terjadi di Sulteng sehingga realisasi pengadaan beras oleh Bulog masih relatif kecil dari target yang ditetapkan," kata dia.
Untuk membantu Bulog agar bisa menyerap lebih besar gabah/beras petani, beberapa waktu lalu,telah dikeluarkan kebijakan oleh Gubernur Sulteng setiap kabupaten/kota penghasil beras di Sulteng wajib menjual 15 persen hasil panen petani kepada Perum Bulog.
Berita Terkait
-
Renungan Hari Tani: Tanah Subur, Petani Tak Makmur
-
Guru Besar IPB: Petani Dituntut Taat Kebijakan, Tapi Bantuan Benih dan Pupuk Masih Jauh dari Cukup
-
Petani Hingga Buruh Lega Menkeu Purbaya Tak Naikkan Cukai Rokok
-
Petani Tuban Ubah Bonggol Jagung Jadi Sumber Energi Bersih
-
127 Hektar Lahan Jagung Dipanen, Begini Strategi Polda Riau
Terpopuler
- 10 Rekomendasi Tablet Harga 1 Jutaan Dilengkapi SIM Card dan RAM Besar
- 5 Rekomendasi Motor Listrik Harga di Bawah Rp10 Juta, Hemat dan Ramah Lingkungan
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
Pilihan
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
Terkini
-
Sidak Bank Mandiri, Menkeu Purbaya Mengaku Dimintai Uang Lagi untuk Kredit Properti dan Otomotif
-
Ini Dampak Langsung Kebijakan Menkeu Purbaya Tak Naikkan Cukai Hasil Tembakau
-
Bank Indonesia Dikabarkan Jual Cadangan Emas Batangan 11 Ton, Buat Apa?
-
Rupiah Ditutup Ambruk Hari Ini Terhadap Dolar
-
Pertamina Klaim Vivo dan BP Siap Lanjutkan Pembicaraan Impor BBM
-
Singgung Situasi Global, SBY: Uang Lebih Banyak Digunakan untuk Kekuatan Militer, Bukan Lingkungan
-
11 Perusahaan Antre IPO, BEI: Yang Terpenting Kualitas!
-
Kementerian ESDM Sebut Pertamax Green 95 Gunakan Etanol!
-
Purbaya Kukuh soal Peringatan Luhut, Tetap Potong Anggaran MBG Jika Tak Terserap
-
Prabowo Bongkar Borok Tambang Ilegal: Negara Dibobol Rp300 Triliun, 'Emas Baru' Dikeruk Habis!