Suara.com - Presiden Joko Widodo membahas Kebijakan Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal (KEM PPKF) Tahun 2019 di Rapat Terbatas. Ratas yang dihadiri Wakil Presiden Jusuf Kalla dan sejumlah menteri di kabinet kerja tersebut berlangsung di Kantor Presiden, Jakarta Pusat, Selasa (15/5/2018).
Pertama, Presiden Jokowi meminta pertumbuhan ekonomi nasional kuartal pertama tahun 2018 yang mencapai angka 5,06 persen ditingkatkan. Caranya, kata Jokowi, dengan menjaga daya beli, meningkatkan investasi, dan meningkatkan daya saing ekspor.
"Khusus untuk ekspor berbagai hambatan ekspor baik di perizinan di perbankan di pembiayaan termasuk pajak dan kepabeanan harus segera kita hilangkan. Termasuk bukan hanya dari pemerintah pusat, termasuk yang berasal dari pemerintah daerah," ujar Jokowi.
"Dan jangan kita ragu untuk mendesain insentif-insentif yang tepat. Segera lakukan sekarang dan kita harapkan manfaatnya akan segera datang," ujar Jokowi menambahkan.
Kedua, mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut memerintahkan jajaran pemerintahannya untuk tetap waspada terhadap risiko ketidakpastian global, ekonomi global, volatilitas keuangan global yang dipicu dari kebijakan normalisasi moneter di Amerika Serikat.
"Telah banyak mengakibatkan depresiasi mata uang negara-negara di dunia tidak terkecuali di Indonesia. Tapi alhamdulillah dibandingkan negara-negara yang lain kita masih jauh lebih baik," kata Presiden.
Selain itu, faktor eksternal juga harus diwaspadai. Misalnya seperti harga minyak, potensi perang dagang Amerika -Cina, serta kondisi geopolitik internasional.
"Kita juga perlu menyiapkan mitigasi ketidakpastian global ini serta makan antisipasi pergerakan menuju keseimbangan baru-baru ekonomi global," kata dia.
Pada poin ketiga, Presiden menekankan pentingnya fokus menjaga stabilitas keamanan.
"Sehingga suhu kerja untuk perbaikan kesejahteraan penurunan kemiskinan serta menciptakan lapangan pekerjaan terus dapat kita teruskan dan kita percepat kita perbaiki," kata dia.
Tag
Berita Terkait
-
Purbaya Prediksi Pertumbuhan Ekonomi RI: 5,2% di 2025, 5,4% pada 2026
-
Purbaya Ungkap Alasan Sebenarnya Ekonomi Indonesia Tertahan di Awal Tahun
-
Purbaya Sebut Ekonomi RI Lambat 8 Bulan Pertama 2025 karena Salah Urus, Sindir Sri Mulyani?
-
Perang Dagang Makin Panas! Amerika Serikat Resmi Larang Chip Nvidia ke China
-
IHSG Rontok di Sesi Pertama Perdagangan Selasa, Ini Pemicunya
Terpopuler
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 4 HP Flagship Turun Harga di Penghujung Tahun 2025, Ada iPhone 16 Pro!
- 5 Moisturizer Murah yang Mencerahkan Wajah untuk Ibu Rumah Tangga
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
Babak Baru Industri Kripto, DPR Ungkap Revisi UU P2SK Tegaskan Kewenangan OJK
-
Punya Kekayaan Rp76 M, Ini Pekerjaan Ade Kuswara Sebelum Jabat Bupati Bekasi
-
DPR Sebut Revisi UU P2SK Bisa Lindungi Nasabah Kripto
-
Hotel Amankila Bali Mendadak Viral Usai Diduga Muncul di Epstein Files
-
Ekspansi Agresif PIK2, Ada 'Aksi Strategis' saat PANI Caplok Saham CBDK
-
Tak Ada Jeda Waktu, Pembatasan Truk di Tol Berlaku Non-stop Hingga 4 Januari
-
Akses Terputus, Ribuan Liter BBM Tiba di Takengon Aceh Lewat Udara dan Darat
-
Kepemilikan NPWP Jadi Syarat Mutlak Koperasi Jika Ingin Naik Kelas
-
Kemenkeu Salurkan Rp 268 Miliar ke Korban Bencana Sumatra
-
APVI Ingatkan Risiko Ekonomi dan Produk Ilegal dari Kebijakan Kawasan Tanpa Rokok