Suara.com - Pemerintahan Presiden Joko Widodo atau Jokowi dan Jusuf Kalla disarankan untuk merombak atau reshuffle kabinet tim ekonomi. Langkah itu dinilai penting demi menyelamatkan perekonomian Indonesia.
"Tim ekonomi harusnya dirombak karena gagap menghadapi situasi pelemahan ekonomi. Sejak 2015, pertumbuhan ekonomi berkisar lima persen," kata pengamat ekonomi Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Bhima Yudhistira Adhinegara saat dihubungi Suara.com, Jumat (5/10/2018).
Hal ini menyusul nilai tukar rupiah yang sudah tembus Rp 15.187 per dolar Amerika Serikat (AS). Menurut Bhima, hasil kinerja kabinet ekonomi berdasarkan performa ekonomi Indonesia saat ini dinilai tidak mampu bersaing.
Bahkan, kalah dengan negara tetangga seperti Vietnam dan Filipina. Kabinet ekonomi yang dimaksud adalah kinerja Menko Perekonomian Darmin Nasution dengan anggotanya seperti Menteri Keuangan Sri Mulyani.
Tidak hanya Menkeu, dari sisi perdagangan pun demikian. Menurut Bhima, Menteri Perdagangan Enggartiasta dinilai gagal dalam merumuskan kebijakan membendung aliran barang impor yang tak perlu.
"Khususnya (reshuffle) Menteri Perdagangan, Enggartiasto Lukita, karena gagal meningkatkan nilai ekspor dan menjaga impor," kata Bhima.
“Kalau tim ekonomi tersebut memang bertolak belakang dengan keinginan presiden dalam menjaga rupiah ya perlu ditertibkan," sambuh dia.
Berita Terkait
Terpopuler
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Mobil Diesel Bekas di Bawah 100 Juta, Mobil Badak yang Siap Diajak Liburan Akhir Tahun 2025
- 9 Mobil Bekas dengan Rem Paling Pakem untuk Keamanan Pengguna Harian
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
Pilihan
-
Kehabisan Gas dan Bahan Baku, Dapur MBG Aceh Bertahan dengan Menu Lokal
-
Saham Entitas Grup Astra Anjlok 5,87% Sepekan, Terseret Sentimen Penutupan Tambang Emas Martabe
-
Pemerintah Naikkan Rentang Alpha Penentuan UMP Jadi 0,5 hingga 0,9, Ini Alasannya
-
Prabowo Perintahkan Tanam Sawit di Papua, Ini Penjelasan Bahlil
-
Peresmian Proyek RDMP Kilang Balikpapan Ditunda, Bahlil Beri Penjelasan
Terkini
-
Pakar Ingatkan Risiko Harga Emas, Saham, hingga Kripto Anjlok Tahun Depan!
-
DPR Tegaskan RUU P2SK Penting untuk Mengatur Tata Kelola Perdagangan Aset Kripto
-
Mengapa Rupiah Loyo di 2025?
-
Dukungan LPDB Perkuat Layanan Koperasi Jasa Keselamatan Radiasi dan Lingkungan
-
LPDB Koperasi Dukung Koperasi Kelola Tambang, Dorong Keadilan Ekonomi bagi Penambang Rakyat
-
Profil Agustina Wilujeng: Punya Kekayaan Miliaran, Namanya Muncul di Kasus Chromebook
-
RUPSLB BRI 2025 Sahkan RKAP 2026 dan Perubahan Anggaran Dasar
-
Pemerintah Jamin UMP Tak Bakal Turun Meski Ekonomi Daerah Loyo
-
Mengapa Perusahaan Rela Dijual ke Publik? Memahami Gegap Gempita Hajatan IPO
-
KEK Mandalika Kembali Dikembangkan, Mau Bangun Marina