Suara.com - Arab Saudi akan memperpanjang penangguhan penerbangan menggunakan Boeing 737 Max 8 dalam waktu dekat. Hal tersebut diungkapkan oleh Menteri Nabeel al-Amudi pada Senin lalu.
"Tidak ada 737 Max terbang di kerajaan pada saat ini dan tidak ada rencana lagi mereka untuk kembali dalam waktu dekat," ujar Menteri Nabel al-Amudi seperti dikutip dari Reuters, Selasa (2/4/2019).
Amudi menambahkan, Arab Saudi akan mengikuti perkembangan industri penerbangan global di setiap sertifikasi Boeing 737 Max 8.
Diketahui penangguhan penerbangan akibat dari jatuhnya Ethiopian Airlines pada 10 Maret 2019 dan Lion Air pada Oktober 2018 lalu dengan jenis pesawat yang sama.
Perhatian maskapai penerbangan pun langsung terfokus pada sertifikasi pembaruan sistem perangkat lunak Boeing untuk mencegah data salah yang memicu terjadinya kecelakaan.
Terkait hal tersebut, maskapai penerbangan Arab Saudi Flydeal masih menunggu investigasi untuk memutuskan apakah akan melanjutkan membeli 30 pesawat Boeing 737 Max 8 atau tidak.
Adapun total pesanan tersebut sebanyak 20 lebih pesawat senilai 5,9 miliar dolar AS.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- 8 Promo Makanan Spesial Hari Ibu 2025, dari Hidangan Jepang hingga Kue
- Media Swiss Sebut PSSI Salah Pilih John Herdman, Dianggap Setipe dengan Patrick Kluivert
- PSSI Tunjuk John Herdman Jadi Pelatih, Kapten Timnas Indonesia Berikan Komentar Tegas
Pilihan
-
Kredit Nganggur Tembus Rp2,509 Triliun, Ini Penyebabnya
-
Uang Beredar Tembus Rp9891,6 Triliun per November 2025, Ini Faktornya
-
Pertamina Patra Niaga Siapkan Operasional Jelang Merger dengan PIS dan KPI
-
Mengenang Sosok Ustaz Jazir ASP: Inspirasi di Balik Kejayaan Masjid Jogokariyan
-
Gagal di Sea Games 2025, Legenda Timnas Agung Setyabudi Sebut Era Indra Sjafri Telah Berakhir
Terkini
-
Krisis Energi di Pengungsian Aceh, Rieke Diah Pitaloka Soroti Kerja Pertamina
-
Kredit Nganggur Tembus Rp2,509 Triliun, Ini Penyebabnya
-
Bank Mega Syariah Salurkan Pembiayaan Sindikasi Senilai Rp870 Miliar
-
PPN Buka Suara Soal Rencana Pemerintah Stop Impor Solar pada 2026
-
Tarif Ekspor Indonesia ke AS 'Dipangkas' dari 32% ke 19%, Ini Daftar Produk Kebagian 'Durian Runtuh'
-
Uang Beredar Tembus Rp9891,6 Triliun per November 2025, Ini Faktornya
-
Fenomena Discouraged Workers: Mengapa Jutaan Warga RI Menyerah Cari Kerja?
-
Prabowo Mau Temui Donald Trump, Bahas 'Kesepakatan Baru' Tarif Dagang?
-
Di Balik Tender Offer Saham PIPA Oleh Morris Capital Indonesia
-
Pertamina Patra Niaga Siapkan Operasional Jelang Merger dengan PIS dan KPI