Suara.com - Sepekan ini pemberitaan media massa ramai memuat perseteruan antara Youtuber Rius Vernandes dengan Maskapai Garuda Indonesia.
Perseteruan ini bermula saat Rius Vernandes memvideokan layanan kelas bisnis Garuda Indonesia, terutama soal menu makanan yang disajikan hanya lewat tulisan tangan.
Merasa tak terima dengan video tersebut, manajemen Garuda Indonesia pun langsung mengimbau kepada penumpang agar tak mengambil gambar di dalam pesawat.
Tak hanya itu, Garuda Indonesia bahkan melaporkan Rius ke Kepolisian karena dinilai telah mencemarkan nama baik Garuda Indonesia.
Namun perseteruan tersebut berakhir damai, keduanya sepakat tak lagi mempermasalahkan kejadian tersebut lewat sepucuk surat.
Atas kejadian tersebut, sebenarnya bolehkah penumpang mengambil gambar dalam pesawat?
Dari sisi Kementerian Perhubungan (Kemenhub) tak mengatur soal pengambilan gambar di dalam pesawat. Pasalnya pengambilan gambar di dalam pesawat terutama di kabin penumpang itu dinilai Kemenhub tak membahayakan penumpang.
Sehingga sah-sah saja jika penumpang ingin mengambil gambar berupa foto atau video di dalam kabin pesawat.
"Kita tidak mengatur itu. Itu mustinya dari safety enggak ada dampaknya, mustinya diperbolehkan," kata Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi saat ditemui di Hotel Fairmount, Jakarta, Jumat Kemarin.
Baca Juga: Meski Islah, Garuda Belum Cabut Laporan Rius Vernandes di Polisi
Pernyataan Menhub tersebut juga didukung oleh Pengamat Penerbangan Gatot Rahardjo. Menurutnya, memang memotret dan memvideokan diri sendiri dalam pesawat bukan merupakan unsur yang membahayakan bagi keselamatan penerbangan.
"Tergantung SOP masing-masing maskapai. Tapi kalau aturan dari regulator sih enggak ada soal itu, karena dianggap enggak mengganggu keselamatan dan keamanan penerbangan. Tapi seharusnya kalau memotret diri sendiri ya enggak apa-apa karena enggak ada unsur membahayakan keselamatan penerbangan," tutur dia.
Ajang Promosi
Gatot melanjutkan, pengambilan gambar di dalam pesawat harusnya dimanfaatkan baik oleh maskapai. Pasalnya, aktivitas itu secara tak langsung mempromosikan layanan di dalam pesawat.
Apalagi, tambahnya, Garuda Indonesia merupakan maskapai layanan penuh atau full service yang selalu mengedepankan layanan dan keselamatan penerbangan.
"Harusnya malah bisa dipakai sebagai promosi dan instrospeksi kalau ada kekurangan pelayanan. Semacam kritik yang membangun. Kalau ada yang kritik, ya tinggal diperbaiki saja, toh setiap hari mereka harus melayani penumpang. Dengan perbaikan itu penumpang malah bisa jadi respek dan tertarik," pungkas dia.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Link DANA Kaget Khusus Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cuan Rp 345 Ribu
- Owner Bake n Grind Terancam Penjara Hingga 5 Tahun Akibat Pasal Berlapis
- Beda Biaya Masuk Ponpes Al Khoziny dan Ponpes Tebuireng, Kualitas Bangunan Dinilai Jomplang
- 5 Link DANA Kaget Terbaru Bernilai Rp 434 Ribu, Klaim Sekarang Sebelum Kehabisan!
- Unggahan Putri Anne di Tengah Momen Pernikahan Amanda Manopo-Kenny Austin Curi Perhatian
Pilihan
-
Grand Mall Bekasi Tutup, Netizen Cerita Kenangan Lawas: dari Beli Mainan Sampai Main di Aladdin
-
Jay Idzes Ngeluh, Kok Bisa-bisanya Diajak Podcast Jelang Timnas Indonesia vs Irak?
-
278 Hari Berlalu, Peringatan Media Asing Soal Borok Patrick Kluivert Mulai Jadi Kenyataan
-
10 HP dengan Kamera Terbaik Oktober 2025, Nomor Satu Bukan iPhone 17 Pro
-
Timnas Indonesia 57 Tahun Tanpa Kemenangan Lawan Irak, Saatnya Garuda Patahkan Kutukan?
Terkini
-
RDN BCA Dibobol Rp 70 Miliar, OJK Akui Ada Potensi Sistemik
-
ESDM Pastikan Revisi UU Migas Dorong Investasi Baru dan Pengelolaan Energi yang Berkelanjutan
-
Penyaluran Pupuk Subsidi Diingatkan Harus Sesuai HET, Jika Langgar Kios Kena Sanksi
-
Tak Mau Nanggung Beban, Purbaya Serahkan Utang Kereta Cepat ke Danantara
-
Modal Asing Rp 6,43 Triliun Masuk Deras ke Dalam Negeri Pada Pekan Ini, Paling Banyak ke SBN
-
Pertamina Beberkan Hasil Penggunaan AI dalam Penyaluran BBM Subsidi
-
Keluarkan Rp 176,95 Miliar, Aneka Tambang (ANTM) Ungkap Hasil Eksplorasi Tambang Emas Hingga Bauksit
-
Emiten PPRO Ubah Hunian Jadi Lifestyle Hub, Strategi Baru Genjot Pendapatan Berulang
-
Penumpang Kereta Api Tembus 369 Juta Hingga September 2025
-
Petrindo Akuisisi GDI, Siapkan Rp 10 Triliun untuk Bangun Pembangkit Listrik 680 MW di Halmahera