Suara.com - Segala prestasi yang dicapai Kementerian Pertanian (Kementan), menurut Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman, merupakan kerja keras segenap jajaran Kementan yang sejak dipimpinnya. Sejak awal, ia memang bertekad untuk memajukan pertanian Tanah Air.
Dalam beberapa kesempatan, Amran selalu berpesan kepada seluruh jajarannya untuk bekerja keras dalam mewujudkan swasembada dan kesejahteraan petani.
"Kami siap bekerja 24 jam untuk mewujudkan swasembada, dengan terus meningkatkan produksi komoditas pertanian," tegas Amran.
Ia menegaskan, maksud 24 jam ini bukan berarti petani atau pegawai tidak pernah tidur, tapi sebagai aparatur, siap melayani petani jika dibutuhkan. Kalau saat mengolah lahan, misalnya, setiap petani bisa sambil bergantian antara petani satu dengan yang lainnya.
Walau demikian, alat mesin pertanian tidak boleh berhenti, tapi harus bekerja untuk mengolah. Hal lain, misalnya pelayanan dalam pengurusan ekspor, sudah pasti tidak boleh berhenti, harus melayani 24 jam dalam 7 hari.
"Layanan ekspor, kan sudah online, jadi tidak perlu pegawainya menunggu sampai dengan 24 jam tidak tidur. Biar servernya terus berkerja 24 jam, petugasnya tinggal mengontrol dari jauh, memantau dan mengawasi selama 24 jam, " katanya.
Dalam dialog dengan gabungan kelompok tani (gapoktan) di Kecamatan Muara Padang, Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan, 28 Agustus 2019, mentan minta petani agar bekerja mengawal alat mesin pertanian (alsitan) selama 24 jam.
Selama 24 jam kerja, ekskavator kerja 3 shift, dengan 8 jam per shift. Menurut Amran, yang selama dikerjakan di lokasi, alat hanya kerja 1 shift atau mubazir, sehingga hasil tidak optimal.
Mentan berharap, target yang dicanangkan untuk membuka lahan seluas 200.000 hektare di Sumatera Selatan bisa segera direalisasikan.
Baca Juga: Hindari Kelangkaan, Kementan Terus Perbaiki Penanganan Pupuk Bersubsidi
"Jika ini tercapai, maka Sumsel bisa meningkatkan penghasilan sebesar Rp 14 triliun," tegasnya, saat melakukan kunjungan kerja di Kecamatan Muara Padang, Banyuasin, Sumsel, Rabu (28/8/2019).
Selama ini, untuk mendapatkan hasil yang maksimal, kecepatan dalam melaksanakan pekerjaan tentu harus dimaksimalkan juga. Mentan mengibaratkan, jika kita lomba mobil, pasti yang dituju oleh setiap pembalap adalah juara pertama.
Tidak ada pilihan, selain menginjak pedal gas untuk tetap dalam kondisi kecepatan tinggi. Tapi tentunya dengan kehati-hatian dan kontrol yang baik, agar tujuan tercapai dengan sempurna.
Program Periode 5 Tahun
Pada kesempatan itu, Amran juga menjelaskan program-program yang telah dijalankannya selama periode lima tahun, seperti pemanfaatan alat mesin pertanian untuk mengolah lahan, menanan benih, panen dan pasca panen, bantuan benih, bantuan pupuk melalui program Upaya Khusus (Upsus) Padi, Jagung dan Kedelai serta Optimalisasi Alat Mesin Pertanian (Opsin).
Program lainny, Sapi Indukan Wajib Bunting (Siwab), Bedah Kemiskinan Rakyat Sejahtera (Bekerja) dan Selamatkan Rawa Sejahterakan Petani (Serasi). Semua dilakukan untuk mencapai Indonesia menjadi lumbung pangan dunia 2045 dan meningkatkan kesejahteraan petani Indonesia.
"Semua program tersebut saya pantau setiap hari atau 24 jam. Bahkan kemarin, kami di lahan rawa dengan Gubernur Sumatera Selatan, Herman Deru, untuk melihat langsung kemajuan pelaksanaan program Serasi di tiga kabupaten, yaitu Banyuasin, Ogan Kemilir Ilir (OKI) dan Musi Banyuasin. Saya tugaskan Dirjen Tanaman Pangan, Dirjen PSP untuk selalu memantau perkembangannya. Kalau perlu, para dirjen tersebut tidur di rumah-rumah penduduk agar mereka juga merasakan apa yang dirasakan oleh para petani, " tutur Amran.
Pandangan terhadap kinerja Mentan terlontar dari Herman. "Indonesia masih butuh Mentan Amran, " ujarnya.
Menurutnya, Kementan di bawah kepemimpinan Amran berhasil mengantarkan Sumsel sebagai penyumbang pangan nasional di urutan kelima, dimana sebelumnya di peringkat delapan.
"Alhamdulillah peningkatan Sumsel luar biasa. Produksinya naik 1,6 juta ton sejak Pak Amran dilantik menjadi menteri. Beliau memang pekerja keras dan melayani, " tutur Deru.
Berita Terkait
-
Kementan Ingatkan Petani untuk Awas terhadap Pestisida Palsu
-
Tingkatkan Hasil Pertanian, Kementan Lakukan Percepatan Luas Tambah Tanam
-
Kementan : Brigade Alsintan Permudah Petani Melakukan Pinjam Sewa Alat
-
Rehabilitas Irigasi hingga Asuransi Selamatkan Petani dari Kekeringan
-
Pendapatan Petani di Kabupaten Bandung Meningkat karena Bantuan Irigasi
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
Menkeu Purbaya Tak Mau Naikkan Tarif Listrik Meski Subsidi Berkurang
-
Istana Tanggapi Gerakan 'Stop Tot Tot Wuk Wuk' di Media Sosial: Presiden Aja Ikut Macet-macetan!
-
Emil Audero Jadi Kunci! Cremonese Bidik Jungkalkan Parma di Kandang
-
DPR Usul Ada Tax Amnesty Lagi, Menkeu Purbaya Tolak Mentah-mentah: Insentif Orang Ngibul!
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
Terkini
-
SPBU Swasta Beli BBM dari Pertamina, Simon: Kami Tak Cari Untung!
-
Jurus SIG Hadapi Persaingan: Integrasi ESG Demi Ciptakan Nilai Tambah Jangka Panjang
-
Menkeu Purbaya Tak Mau Naikkan Tarif Listrik Meski Subsidi Berkurang
-
DPR Usul Ada Tax Amnesty Lagi, Menkeu Purbaya Tolak Mentah-mentah: Insentif Orang Ngibul!
-
Kemenhub 'Gandeng' TRON: Kebut Elektrifikasi Angkutan Umum, Targetkan Udara Bersih dan Bebas Emisi!
-
Harris Arthur Resmi Pimpin IADIH, Siap Lawan Mafia Hukum!
-
Fakta-fakta Demo Timor Leste: Tekanan Ekonomi, Terinspirasi Gerakan Warga Indonesia?
-
Alasan Eks Menteri Sebut DJP 'Berburu Pajak di Kebun Binatang': Masalah Administrasi Serius
-
Nama Pegawai BRI Selalu Dalam Doa, Meski Wajahnya Telah Lupa
-
Pemerintah Siapkan 'Karpet Merah' untuk Pulangkan Dolar WNI yang Parkir di Luar Negeri