Suara.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) kesal saat mengetahui harga gas industri di Indonesia masih mahal ketimbang negara-negara lainnya.
Menurut Jokowi, gas bukan hanya sebuah komoditas, melainkan modal pembangunan untuk memperkuat industri nasional.
"Saya sudah beberapa kali kita berbicara mengenai ini, tetapi sampai detik ini, kita belum bisa menyelesaikan mengenai harga gas kita yang mahal dan perlu saya sampaikan, gas bukan semata-mata sebagai komoditas tapi juga modal pembangunan yang akan memperkuat industri nasional kita," ujar Jokowi dalam rapat terbatas mengenai ketersedian gas untuk industri di Kantor Presiden, Jakarta, Senin (6/1/2020).
Jokowi menuturkan harga gas yang mahal sangat berpengaruh terhadap daya saing produk dalam negeri di pasar dunia
"Kita kalah terus produk-produk kita gara-gara harga gas yang mahal," ucapnya.
Bahkan Jokowi sampai ingin berkata kasar mengetahui harga gas yang mahal. Namun ia tak jadi menyampaikannya dalam Ratas tersebut.
"Saya tadi mau ngomongnya kasar tapi nggak jadi," kata Jokowi.
Jokowi menyebut ada enam sektor industri yang 80 persen bahan bakunya menggunakan gas. Enam sektor tersebut diantaranya pembangkit listrik, industri kimia, makanan, keramik, baja, pupuk, maupun gelas.
"Artinya ketika porsi gas sangat besar pada struktur biaya produksi, maka harga gas akan sangat berpengaruh pada daya saing produk industri kita di pasar dunia," ucap Jokowi.
Baca Juga: Gegara Tabung Gas Bocor, Mertua dan Menantu Terbakar di dalam Rumah
Karena itu, Jokowi meminta jajarannya untuk menghitung dan mengkalkulasi harga gas agar lebih kompetitif.
Selain itu ia juga meminta jajarannya mengecek penyebab tingginya harga gas, mulai dari harga di hulu di tingkat lapangan migas dan sampai di hilir di tingkat distributor.
"Saya juga minta laporan mengenai pelaksanaan Perpres Nomor 40 Tahun 2016 tentang Penetapan Harga Gas Bumi. Apakah ada kendala-kendala di lapangan terutama di tujuh bidang industri yang telah ditetapkan," tutur dia.
Lebih lanjut, Jokowi mengatakan ada tiga langkah yang dapat dilakukan untuk menurunkan harga gas industri.
Langkah pertama yakni jatah pemerintah sebesar 2,2 dolar AS per mmbtu agar dikurangi atau dihilangkan.
"Kalau Jatah pemerintah ini dikurangi atau bahkan dihilangkan ini bisa lebih murah. Ini satu tapi nanti tanya Menkeu juga," tutur Jokowi.
Berita Terkait
Terpopuler
- 19 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 5 Oktober: Ada 20.000 Gems dan Pemain 110-113
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
- 3 Shio Paling Beruntung Pekan Kedua 6-12 Oktober 2025
- Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Kota Makassar Bulan Oktober 2025
Pilihan
-
Waketum PSI Dapat Tugas dari Jokowi Usai Laporkan Penyelewengan Dana PIP
-
Ole Romeny Diragukan, Siapa Penyerang Timnas Indonesia vs Arab Saudi?
-
Wasapada! Trio Mematikan Arab Saudi Siap Uji Ketangguhan Timnas Indonesia
-
Panjatkan Doa Khusus Menghadap Kabah, Gus Miftah Berharap Timnas Indonesia Lolos Piala Dunia
-
Profil PT Mega Manunggal Property Tbk (MMLP): Emiten Resmi Dicaplok ASII
Terkini
-
Profil Bimo Wijayanto, Dirjen Pajak yang Pecat Puluhan Pegawai Nakal
-
Prabowo Tunjuk Dony Oskaria Jadi Kepala BP BUMN
-
Daftar Emiten Saham yang Fokus pada Bisnis Pengelolaan Sampah
-
Pemerintah Sedang Negosiasi Restrukturisasi Utang Kereta Cepat dengan China
-
Menteri Airlangga Dorong Pesantren Menabung Emas di Bullion Bank
-
Gubernur BI : Ekonomi Syariah Indonesia Sejajar dengan Arab Saudi dan Malaysia
-
Marak Kasus Keracunan: 77 Persen Masyarakat Dukung MBG Lanjut, Tapi Minta Kualitas Dijaga Ketat!
-
IHSG Sesi I: Energi dan Teknologi Terbang Tinggi, Keuangan dan Infrastruktur Masih Keok
-
10 Fakta Etanol BBM yang Tuai Pro dan Kontra, Benarkah Buat Mesin Cepat Berkarat?
-
IHSG Terjun Bebas di Sesi Pertama! Apa yang Terjadi?