Suara.com - Meski ada masalah dalam kasus gagal bayar PT Asuransi Jiwasraya, Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) menyebut stabilitas sistem keuangan nasional tetap aman terkendali sampai Kuartal IV 2019.
Hal tersebut dikatakan Anggota KSSK, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati saat melakukan konferensi pers rutin bersama Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo, Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso dan Ketua Komisioner LPS Halim Alamsyah di Kementerian Keuangan, Rabu (22/1/2020).
"KSSK menilai stabilitas sistem keuangan sepanjang Kuartal IV 2019 dalam kondisi yang terjaga," kata Sri Mulyani.
Kestabilan sistem keuangan tersebut tercermin dari indikator kondisi ekonomi dalam negeri, seperti halnya pertumbuhan ekonomi yang stabil diangka 5 persen, nilai tukar rupiah yang cenderung menguat hingga laju inflasi yang terus terkendali.
Selain itu aliran modal asing yang masuk ke Indonesia juga terbilang baik, mencerminkan keyakinan para investor terhadap prospek ekonomi Indonesia.
"Aliran modal asing yang masuk juga cukup baik," katanya.
Sebelumnya, Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi menilai kasus, skandal PT Asuransi Jiwasraya merupakan kasus yang complicated atau rumit.
"Masalah Jiwasraya merupakan masalah complicated kalau dari sisi pengaduan tidak banyak hanya 1, kalau dilihat dari kategori konsumen Jiwasraya," kata Tulus.
Tulus mengatakan bahwa kasus ini menjadi preseden buruk bagi industri asuransi tanah air, karena hampir seluruh pemegang polis asuransi Jiwasraya adalah konsumen kelas menengah atas dan juga merupakan warga negara asing.
Baca Juga: Tahun Ini, Sri Mulyani Gelontorkan Dana Kelurahan Rp 3 Triliun
Dirinya pun mendukung upaya pemerintah yang ingin membuat pansus terkait masalah ini, tapi jangan lupa untuk membayarkan polis asuransi para nasabahnya.
"Tapi serius karena menyangkut kepentingan publik, bentuk pansus silakan tapi bayarkan hak konsumen ini jadi tanggung jawab," katanya.
Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) menyatakan kasus gagal bayar polis PT Asuransi Jiwasraya (Persero) bisa berpotensi besar dan memiliki risiko sistemik, atau menimbulkan efek domino yang membuat pasar kehilangan kepercayaan terhadap sistem keuangan nasional.
"Dampak sistemiknya, sangat besar sekali. Jadi, jangan diukur hanya berdasarkan nilai aset aja, karena angkanya sangat besar," kata Ketua BPK Agung Firman Sampurna.
Dalam hal ini, Agung berjanji untuk mengungkapkan dalang dari Kasus Jiwasraya yang membuat rugi banyak pihak.
"Mereka yang bertanggung jawab akan kita identifikasi, yang betul-betul bersalah melakukan perbuatan pidana sudah barang tentu harus ditentukan ada tidaknya tindakan pidana, atau niat jahat oleh aparat penegakan hukum," katanya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Berapa Tarif Hotman Paris yang Jadi Pengacara Nadiem Makarim?
- Upgrade Karyamu! Trik Cepat Bikin Plat Nama 3D Realistis di Foto Miniatur AI
- Jangan Ketinggalan Tren! Begini Cara Cepat Ubah Foto Jadi Miniatur AI yang Lagi Viral
- Pelatih Irak Soroti Kerugian Timnas Indonesia Jelang Kualifikasi Piala Dunia 2026
- 6 Cara Buat Foto Miniatur Motor dan Mobil Ala BANDAI dengan AI yang Viral di Medsos!
Pilihan
-
Menpan-RB Kode CPNS 2025 Kembali Dibuka, Ini Cara Daftar dan Syaratnya
-
Dulu Raja Rokok Hingga Saham, Kini Gudang Garam Berada di Tepi Jurang
-
Burden Sharing Kemenkeu-BI Demi Biayai Program Prabowo
-
Skandal Domino Menteri Kehutanan: Beneran Nggak Kenal atau Tanda Hilangnya Integritas?
-
Mikel Merino Hattrick, Spanyol Bantai Turki Setengah Lusin
Terkini
-
Harga Emas Antam Masih TInggi Dibanderol Rp 2,06 Juta pet Gram
-
IHSG Bergerak Perkasa di Awal Sesi Senin, Cek Saham-saham Top Gainers
-
12 Link DANA Kaget Terbaru, Buruan Klik untuk Rebut Saldonya!
-
Dulu Raja Rokok Hingga Saham, Kini Gudang Garam Berada di Tepi Jurang
-
Bantu Program Presiden Prabowo, Bank Indonesia Bakal Hati-hati Kelola Anggaran
-
Saldo DANA Kaget: 3 Link Siap Diklaim, Berpeluang Dapat Rp245 Ribu!
-
Burden Sharing Kemenkeu-BI Demi Biayai Program Prabowo
-
Kekayaan Bertambah, Elon Musk Dapat Paket Gaji Baru Rp 2.367 Triliun dari Tesla
-
Korsel Bangun 1,35 Juta Rumah Baru di Wilayah Seoul, Berapa Harganya?
-
Nasabah Gagal Bayar Pinjol Bakal Masuk di Data SLIK OJK