Suara.com - Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyatakan, dampak pelemahan rupiah akibat wabah virus corona masih kecil dibandingkan negara-negara lainnya.
Menurutnya, mata uang negara seperti Korea Selatan, Singapura, hingga Thailand paling besar dampaknya akibat virus asal China itu.
Berdasarkan data Jisdor Bank Indonesia, rupiah pada Senin (2/3/2020) ini tercatat di level Rp 14.413 per 1 dolar AS. Kondisi ini, terus melemah dibanding Jumat pekan kemarin yang berada di level Rp 14.234 per 1 dolar AS.
Padahal, pada Januari dan Awal Februari Rupiah betah bertengger di level Rp 13.000-an. Namun kondisinya berbalik, akibat adanya wabah virus Corona.
"Soal rupiah, dampak terbesar adalah Korea Selatan, Thailand, dan sejumlah negara lain seperti Singapura dan Malaysia Ringgit dan latin Amerika. Year to date pelemahan rupiah di Indonesia itu lebih rendah dibanding Singapura," ujar Perry di Kompleks Perkantoran BI, Jakarta, Senin (2/3/2020).
Meskipun begitu, tutur Perry, BI tetap menjaga stabilitas rupiah dengan intervensi pasar dengan membeli Surat Berharga Negara.
Hingga saat ini, BI telah intervensi pasar sebesar Rp 103 triliun yang mana sebanyak Rp 80 triliun dibeli dari pasar sekunder.
"BI akan terus berada di pasar dengan memastikan intervensi di spot, DNDF, dan pembelia dari pasar sekunder. Kurs semakin stabil dan sekarang bahkan ada di Rp 14.300. Bit offer itu jalan karena pasar juga konfiden, dan BI tetap berada di pasar," ucap dia.
Baca Juga: Virus Corona Masih Akan Tekan Pergerakan Nilai Tukar Rupiah
Berita Terkait
-
Virus Corona Buat Rupiah Nyaris Menyentuh Level Rp 14.500 Per Dolar AS
-
Isu Virus Corona Menghempaskan Nilai Rupiah, Kini Rp 14.025 per Dolar AS
-
Pergerakan Rupiah Masih Loyo Akibat Wabah Virus Corona
-
Rupiah Diprediksi Masih Akan Tertekan Dolar AS Awal Pekan Ini
-
Virus Corona Masih Akan Tekan Pergerakan Nilai Tukar Rupiah
Terpopuler
- 5 Rekomendasi Moisturizer Mengandung SPF untuk Usia 40 Tahun, Cegah Flek Hitam dan Penuaan
- PSSI Kalah Cepat? Timur Kapadze Terima Tawaran Manchester City
- 4 Mobil Bekas 50 Jutaan Muat 7-9 Orang, Nyaman Angkut Rombongan
- Daftar Mobil Bekas yang Harganya Paling Stabil di Pasaran
- 3 Pemain Naturalisasi Baru Timnas Indonesia untuk Piala Asia 2027 dan Piala Dunia 2030
Pilihan
-
Pandji Pragiwaksono Dihukum Adat Toraja: 48 Kerbau, 48 Babi, dan Denda 2 Miliar
-
4 HP 5G Paling Murah November 2025, Spek Gahar Mulai dari Rp 2 Jutaan
-
6 HP Snapdragon dengan RAM 8 GB Paling Murah, Lancar untuk Gaming dan Multitasking Intens
-
Harga Emas di Pegadaian Stabil Tinggi Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Kompak Naik
-
PSSI Kalah Cepat? Timur Kapadze Terima Tawaran Manchester City
Terkini
-
Untung Rugi Redenominasi Rupiah
-
54 SPBU Disanksi dan 3.500 Kendaraan Diblokir Pertamina Akibat Penyelewengan BBM
-
Harga Perak: Turun Tipis Dalam Sepekan, Harga Dunia Menguat
-
Gaji Pensiunan ASN, TNI Dan Polri Taspen Naik Tahun 2025: Cek Faktanya
-
AADI Tebar Dividen Interim Rp4,17 Triliun, Potensi Rp 536 per Saham: Cek Jadwalnya
-
Mengapresiasi Inovasi: Energi Penggerak Menuju Indonesia Emas 2045
-
Harga Emas di Pegadaian Stabil Tinggi Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Kompak Naik
-
Harga Emas Stabil di US$ 4.000, Apakah Bisa Tembus Level US$ 5.000?
-
Prediksi Bitcoin: Ada Proyeksi Anjlok US$ 56.000, Analis Yakin Sudah Capai Harga Bottom
-
Bocoran 13 IPO Saham Terbaru, Mayoritas Perusahaan Besar Sektor Energi