Suara.com - Pandemi Covid-19 turut berdampak di Provinsi Bali. Namun petani di Bali masih tetap semangat dalam membantu memproduksi pangan.
Pembangunan infrastruktur pertanian tetap dilaksanakan oleh Subak Padedekan, Desa Angantaka, Kecamatan Abiansemal Kabupaten Badung dengan merehabilitasi jaringan irigasi tertier yang dapat mengairi seluas 67 hektare.
Pekerjaan yang dilakukan bersama secara padat karya ini dengan membangun linning saluran 3 sisi, dengan bahan pasangan batu dan RJIT dapat terbangun sepanjang 195.4 meter.
Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengatakan, perbaikan jaringan irigasi ini dapat diharapkan dapat meningkatkan Indeks Pertanaman (IP) hingga 225 dari semula 185 dengan rata-rata produksi 6 ton per hektare.
Saat ini, beberapa daerah yang panen kembali mempersiapkan lahannya untuk musim tanam. Kebutuhan air dalam usaha tani sangatlah penting, aliran-aliran air dari sumber air yang tidak bisa sampai ke lahan sawah dan tidak dapat dimanfaatkan oleh petani dapat dibantu alirannya melalui jaringan irigasi tersier.
"Oleh karena itu, jaringan irigasi tersier adalah komponen mutlak dalam jaringan sistem irigasi," tegasnya.
Kementan membantu meningkatkan pemberdayaan petani pemakai air dalam pengelolaan jaringan irigasi tersier melalui kegiatan Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tersier (RJIT). Jaringan irigasi tersier inilah yang masuk ke wilayah persawahan dan langsung berhubungan dengan para petani.
Efek yang langsung dirasakan petani adalah adanya penambahan Indeks Tanam.
“Dengan adanya program rehabilitasi jaringan irigasi, maka ada peningkatan pada indeks tanam petani, yang sebelumnya hanya sekali setahun menjadi dua kali,” katanya.
Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan, Sarwo Edhy menambahkan, RJIT sesuai dengan kebutuhan petani. Sebagian besar dananya disalurkan melalui sistem swakelola petani.
Baca Juga: Kementan Siapkan 45 Ton Beras Per Bulan untuk Dukung ATM Pertanian
"Dengan swakelola oleh petani, jaringan irigasi tersier yang direhabilitasi umumnya akan lebih bagus dan petani merasa lebih memiliki. Kita membangun secara bertahap berdasarkan kebutuhan masyarakat petani," ujar Sarwo.
Ia menjelaskan, rumus program RJIT adalah jaringan sudah rusak, di sekitarnya ada sawah yang diairi, ada sumber air, dan ada petaninya. Menurutnya, dengan diserahkannya RJIT kepada kelompok tani, maka pembangunan jaringan irigasinya akan dilakukan secara gotong royong atau swakelola.
Menurutnya, bagi masyarakat petani yang membutuhkan bantuan RJIT atau pembangunan embung, bisa mengajukan ke Dinas Pertanian kabupaten atau kota masing-masing.
"Nanti dinas bisa meneruskannya ke Ditjen PSP untuk ditindaklanjuti. Bantuan ini diharapkan bisa membantu petani yang tujuannya bisa mensejahterakan petani," jelas Sarwo.
Selama ini Ditjen PSP juga sudah melakukan monitoring optimalisasi pemanfaatan jaringan irigasi tersier (JIT). Selain itu, pihaknya juga akan mendata atau melakukan pemetaan jaringan irigasi yang sudah direhabilitasi dan yang belum direhabilitasi.
Berita Terkait
-
Cegah Alih Fungsi Lahan, Salah Satu Cara Hindari Krisis Pangan
-
Kementerian Pertanian Beri Bantuan Padat Karya Simalungun Rp 600 Juta
-
Menteri Pertaniaan Pantau Distribusi Beras ATM Pertanian Sikomandan
-
Hingga 23 April, Realisasi KUR Pertanian Capai Rp 15,4 Triliun
-
Makin Diminati, Realisasi Asuransi Usaha Tani di Sulteng Capai 20.959,65 Ha
Terpopuler
- PSSI Kalah Cepat? Timur Kapadze Terima Tawaran Manchester City
- 5 Rekomendasi Moisturizer Mengandung SPF untuk Usia 40 Tahun, Cegah Flek Hitam dan Penuaan
- Pembangunan Satu Koperasi Merah Putih Butuh Dana Rp 2,5 Miliar, Dari Mana Sumbernya?
- Daftar Mobil Bekas yang Harganya Paling Stabil di Pasaran
- 3 Pemain Naturalisasi Baru Timnas Indonesia untuk Piala Asia 2027 dan Piala Dunia 2030
Pilihan
-
Pandji Pragiwaksono Dihukum Adat Toraja: 48 Kerbau, 48 Babi, dan Denda 2 Miliar
-
4 HP 5G Paling Murah November 2025, Spek Gahar Mulai dari Rp 2 Jutaan
-
6 HP Snapdragon dengan RAM 8 GB Paling Murah, Lancar untuk Gaming dan Multitasking Intens
-
Harga Emas di Pegadaian Stabil Tinggi Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Kompak Naik
-
PSSI Kalah Cepat? Timur Kapadze Terima Tawaran Manchester City
Terkini
-
Untung Rugi Redenominasi Rupiah
-
54 SPBU Disanksi dan 3.500 Kendaraan Diblokir Pertamina Akibat Penyelewengan BBM
-
Harga Perak: Turun Tipis Dalam Sepekan, Harga Dunia Menguat
-
Gaji Pensiunan ASN, TNI Dan Polri Taspen Naik Tahun 2025: Cek Faktanya
-
AADI Tebar Dividen Interim Rp4,17 Triliun, Potensi Rp 536 per Saham: Cek Jadwalnya
-
Harga Emas di Pegadaian Stabil Tinggi Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Kompak Naik
-
Harga Emas Stabil di US$ 4.000, Apakah Bisa Tembus Level US$ 5.000?
-
Prediksi Bitcoin: Ada Proyeksi Anjlok US$ 56.000, Analis Yakin Sudah Capai Harga Bottom
-
Bocoran 13 IPO Saham Terbaru, Mayoritas Perusahaan Besar Sektor Energi
-
MEDC Kini Bagian dari OGMP 2.0, Apa Pengaruhnya