Suara.com - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menilai penguatan yang terus terjadi terhadap nilai tukar rupiah terhadap dolar AS tak terlalu baik, karena menurutnya akan mempengaruhi daya saing ekspor Indonesia.
"Terkait dolar ini operasi moneter Pak Gubernur BI baik, tapi ini agak-agak terlalu kuat nih Pak Gubernur," kata Airlangga dalam video teleconference di Jakarta, Selasa (9/6/2020) malam.
Menurut Ketua Umum Partai Golkar ini, ketika mata uang rupiah terus menguat justru merugikan eksportir dalam negeri, karena nilai dolar yang makin lama makin murah, sementara hampir sebagian besar transaksi ekspor menggunakan dolar AS.
Akibatnya juga penerimaan negara dari sektor devisa juga menurun karena harga satuan dolar yang makin turun.
"Jadi daya saing kita agak alarming juga, jadi penguatannya Pak Gubernur harus di adjust (penyesuaian) dikit nih Pak," katanya.
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo sebelumnya menyambut gembira dengan pergerakan nilai tukar rupiah yang saat ini sudah tembus di bawah level Rp 14.000. Atas perkembangan ini dirinya pun bersyukur.
"Alhamdulillah dengan rahmat Allah SWT bagi ekonomi Indonesia, siang ini rupiah sudah tembus di bawah Rp 14.000," kata Perry dalam video teleconference di Jakarta, Jumat (5/6/2020).
Dirinya pun optimistis bahwa penguatan mata uang garuda terhadap dolar AS akan terus terjadi, karena Perry menilai rupiah masih undervalued.
"Itu menunjukkan penguatan sejalan pandangan kami bahwa nilai tukar rupiah untuk hari ini kami pandang undervalue sehingga ke depan berpotensi menguat," kata Perry.
Baca Juga: Wamenag Berang, Ada Fitnah yang Sebut Dana Calon Haji untuk Perkuat Rupiah
Lebih lanjut Perry menerangkan bahwa faktor yang membuat rupiah terus menguat karena rendahnya laju inflasi dan defisit transaksi berjalan.
"Interest rate differential SBN 7,06 persen untuk 10 tahun. Suku bunga US treasury 0,8 persen berarti perbedaannya 6,2 persen itu tinggi perbedaannya dan sebagai salah satu imbal hasil investasi aset keuangan, Indonesia masih tinggi. Itu salah satu indikatornya,” pungkasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 8 Promo Makanan Spesial Hari Ibu 2025, dari Hidangan Jepang hingga Kue
- 5 Mobil Sedan Bekas yang Jarang Rewel untuk Orang Tua
- 5 Sepatu Lari Hoka Diskon 50% di Sports Station, Akhir Tahun Makin Hemat
- 5 Rekomendasi Sepatu Lokal Senyaman Skechers Buat Jalan-Jalan, Cocok Buat Traveling dan Harian
- 6 Mobil Bekas untuk Pemula atau Pasangan Muda, Praktis dan Serba Hemat
Pilihan
-
Bencana Sumatera 2025 Tekan Ekonomi Nasional, Biaya Pemulihan Melonjak Puluhan Triliun Rupiah
-
John Herdman Dikontrak PSSI 4 Tahun
-
Bukan Sekadar Tenda: Menanti Ruang Aman bagi Perempuan di Pengungsian
-
4 Rekomendasi HP Xiaomi Murah, RAM Besar Memori Jumbo untuk Pengguna Aktif
-
Cek di Sini Jadwal Lengkap Pengumuman BI-Rate Tahun 2026
Terkini
-
Bencana Sumatera 2025 Tekan Ekonomi Nasional, Biaya Pemulihan Melonjak Puluhan Triliun Rupiah
-
BSU BPJS Ketenagakerjaan Cair Tahun 2026? Ini Faktanya
-
Purbaya dan Tito Surati Pemda, Minta Kurangi Seminar hingga Perjalanan Dinas demi Efisiensi
-
Tren Mudik Hijau Melesat: Pengguna Mobil Listrik Naik Dua Kali Lipat, PLN Siagakan 4.516 SPKLU
-
UMK Tangerang Tertinggi, Ini Daftar Upah Kota dan Kabupaten di Banten 2026
-
Mengapa SK PPPK Paruh Waktu Belum Muncul di MyASN? Ini Solusinya
-
Purbaya Minta 'BUMN Kemenkeu' Turun Tangan Dorong Pertumbuhan Ekonomi
-
BNPB: Rumah Korban Bencana Aceh dan Sumatera Dilengkapi Sertifikat Tanah Resmi
-
PHR Kantongi Sertipikat Tanah 542 Hektare, Amankan Aset Negara demi Ketahanan Energi Nasional
-
Pemerintah Tetapkan SOP Ketat Cegah Masuknya Zat Radioaktif di Tanjung Priok