Suara.com - PT Intiland Development Tbk (DILD) menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) 2019. Hasil RUPST tersebut, pemegang saham Intiland Development menyetujui laba bersih di 2019 sebesar Rp 249,4 miliar ditetapkan sebagai laba ditahan.
Sedangkan sisanya senilai Rp 2 miliar ditempatkan sebagai dana cadangan wajib.
Direktur Pengelolaan Modal dan Investasi Intiland, Archied Noto Pradono mengatakan, hasil RUPST tersebut juga menyepakati tak memberikan dividen atas laba bersih dengan mempertimbangkan situasi akibat kondisi pandemi Covid-19 dan rencana usaha DILD di 2020.
"Seluruh laba bersih yang diperoleh perseroan akan digunakan sebagai laba ditahan sebesar Rp 249,4 miliar," kata Archied dalam Public Expose Intiland di Jakarta, Rabu (15/7/2020).
Pada RUPST itu, terdapat perubahan susunan direksi dan dewan komisaris, para pemegang saham menyetujui Wakil Direktur Utama DILD, Sinarto Dharmawan menduduki posisi baru sebagai komisaris utama. Dewan Komisaris juga diperkuat dengan penunjukan Friso Palilingan sebagai komisaris independen.
Di sisi lain, Archied menjelaskan, industri properti menjadi salah satu sektor yang paling terdampak oleh kondisi pandemi Covid-19, lantaran banyak konsumen dan investor lebih cenderung bersikap menunggu kondisi membaik dan memilih untuk menunda pembelian.
"Hampir semua developer menghadapi tantangan yang cukup berat, termasuk dampak dari pandemi Covid-19. Meskipun daya beli pasar tetap ada, konsumen memilih untuk menunda pembelian atau investasi. Penjualan properti masih didominasi pasar end user, terutama di segmen menengah ke bawah," imbuh Archied.
Kendati begitu, Archied memastikan bahwa perseroan mampu mempertahankan kinerja usaha. Hal ini tercermin dari, total pendapatan persen di Kuartal I-2020 sebesar Rp 830,6 miliar atau menurun 6,4 persen.
Ia melanjutkan, penurunan pendapatan di tiga bulan pertama tersebut disebabkan oleh penurunan pengakuan pendapatan dari segmen mixed-use & high rise dan kawasan perumahan.
Baca Juga: Wabah Corona Belum Berakhir, Bagaimana Nasib Industri Properti?
Pendapatan pengembangan tercatat memberikan kontribusi terbesar, yakni mencapai Rp 546,8 miliar atau 82,3 persen dari keseluruhan.
Archied memperkirakan, industri properti masih akan menghadapi tantangan cukup berat dalam enam bulan ke depan.
"Kondisi darurat akibat pandemi penyebaran Covid-19 telah secara langsung menciptakan dampak negatif terhadap kondisi perekonomian, serta upaya pemulihan sektor properti nasional. Perseroan terus berupaya menjaga kinerja usaha tahun ini dengan strategi pengembangan fokus pada proyek-proyek eksisting," jelas dia.
Archied menambahkan, pada Semester II-2020, perseroan masih fokus pada upaya meningkatkan kinerja penjualan dari inventori atau stok produk di proyek-proyek berjalan, khususnya perumahan dan apartemen.
"Mempertimbangkan situasi dan kondisi saat ini, kami akan cenderung menempuh langkah konservatif dalam memutuskan setiap pengembangan proyek baru," tukas Archied.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Motor Bekas di Bawah 10 Juta Buat Anak Sekolah: Pilih yang Irit atau Keren?
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- 5 Mobil Bekas 3 Baris Harga 50 Jutaan, Angkutan Keluarga yang Nyaman dan Efisien
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
- 10 Mobil Bekas Rp75 Jutaan yang Serba Bisa untuk Harian, Kerja, dan Perjalanan Jauh
Pilihan
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
-
Agensi Benarkan Hubungan Tiffany Young dan Byun Yo Han, Pernikahan di Depan Mata?
-
6 Smartwatch Layar AMOLED Murah untuk Mahasiswa dan Pekerja, Harga di Bawah Rp 1 Juta
Terkini
-
Orang Kaya Ingin Parkir Supercar di Ruang Tamu, Tapi Kelas Menengah Mati-matian Bayar Cicilan Rumah
-
Mampukah Dana Siap Pakai dalam APBN ala Prabowo Bisa Pulihkan Sumatera?
-
Anak Purbaya Betul? Toba Pulp Lestari Tutup Operasional Total, Dituding Dalang Bencana Sumatera
-
Percepat Pembangunan Infrastruktur di Sumbar, BRI Dukung Pembiayaan Sindikasi Rp2,2 Triliun
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
Usulan Kiai ke Prabowo: Bersihkan Jutaan Kayu Gelondongan Bencana Tanpa Bebani APBN!
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
-
Perusahaan RI Bakal Garap Proyek Kabel Laut Jakarta-Manado
-
Baksos Operasi Katarak BCA Bangun Harapan, Buka Jalan Hidup Masyarakat yang Lebih Produktif
-
Kamus Istilah Pegadaian Terlengkap, Mulai dari Marhun hingga Surat Bukti Gadai