Suara.com - Sejak pandemi dan PSBB di Jakarta diberlakukan, permintaan obat-obatan dan vitamin mengalami lonjakan yang signifikan.
Belum tersedianya vaksin Corona yang saat ini masih dalam tahap pengujian membuat obat-obatan dan vitamin menjadi andalan masyarakat untuk menjaga kesehatan di tengah pandemi selama PSBB.
Industri farmasi pun terus berupaya untuk memenuhi kebutuhan tersebut dengan menggenjot pengadaan persediaan dan pengiriman obat.
Di sisi lain, suplai yang terbatas, pendistribusian yang tidak merata, serta kecepatan pengiriman menjadi kendala bagi banyak perusahaan farmasi baik untuk pengiriman ke apotek maupun ke konsumen.
Menurut perusahaan teknologi kesehatan mClinica, peningkatan demand obat dan vitamin mencapai lebih dari 100 persen apabila dibandingkan dengan sebelum pandemi.
Berdasarkan survei yang dilakukan, permintaan yang tinggi ini salah satunya disebabkan oleh banyaknya masyarakat yang merasa lebih nyaman dan aman untuk membeli obat dari apotek alih-alih berobat ke rumah sakit.
Dengan diberlakukannya PSBB, kebanyakan orang lebih memilih untuk melakukan konsultasi kesehatan secara online, sementara obat-obatannya dikirim dari apotek ke tempat tinggal.
Hal yang sama pun diutarakan oleh perusahaan farmasi Century. Menurut Regional Operations Manager Century Syarmini, permintaan obat-obatan, vitamin, dan hand sanitizer meningkat drastis sejak ditetapkannya PSBB. Walaupun sempat kembali normal, diberlakukannya PSBB jilid 2 di Jakarta membuat permintaan kembali meningkat.
Bersamaan dengan meningkatnya permintaan, vaksin yang dikabarkan baru akan tersedia di tahun depan membuat perusahaan farmasi dan apotek harus terus siap dalam menyediakan obat-obatan yang dibutuhkan oleh masyarakat.
Baca Juga: Andalkan Teknologi AI Temukan Obat dan Vaksin, Nvidia Gandeng GSK Inggris
Untuk dapat melayani kebutuhan tersebut selagi menunggu vaksin tiba, Century sudah mempersiapkan mulai dari suplai, operasional, maupun logistik.
Sementara dari sisi pengadaan suplai medis, mClinica mengembangkan SwipeRx untuk mendigitalisasi sistem distribusi obat untuk membantu ahli farmasi dan apoteker lokal. Melalui platform ini, apotek dan ahli farmasi dapat melakukan pengadaan ulang stok dengan lebih mudah dan transparan.
Untuk mempercepat mata rantai distribusi dan mengakomodasi pemenuhan demand yang meningkat, mClinica dan Century bekerja sama dengan jasa pengiriman Lalamove.
Melalui pengiriman on-demand Lalamove, kedua perusahaan dapat meningkatkan kapasitas dan kecepatan pengiriman sesuai dengan kebutuhan apotek dan konsumen.
Dari sisi pendistribusian ke apotek, permintaan yang meningkat berarti dibutuhkan armada yang lebih besar untuk mengirimkan kebutuhan tiap apotek. Terlebih lagi, jumlah pengiriman yang perlu dilakukan setiap harinya juga bervariasi.
Armada Lalamove yang beragam mulai dari kendaraan bermotor, mobil, van, pick up, hingga engkel memungkinkan mClinica untuk menyesuaikan pendistribusian sesuai dengan permintaan tanpa perlu mengorbankan waktu pengiriman.
Fitur multi-stop Lalamove juga membantu mClinica melakukan pengiriman kebutuhan medis ke 80-100 apotek setiap harinya dengan efisien baik dari segi waktu maupun tenaga kerja.
Menurut Logistics Manager mClinica Aditya Wicaksono, pengiriman on-time mClinica meningkat dari 60 persen hingga 95 persen melalui kerja sama dengan pengiriman on-demand Lalamove.
"Delivery on-demand sangat cocok dengan model bisnis kita dimana pengiriman yang kita butuhkan setiap harinya menyesuaikan dengan di hari itu. Lalamove memberikan kriteria-kriteria yang kita butuhkan untuk pengiriman kita baik dari segi on-demand delivery-nya, tim support yang responsif, dan tarif yang kompetitif," ungkap Aditya.
Sementara dari sisi pengiriman ke konsumen, kendaraan roda dua Lalamove memungkinkan Century untuk memenuhi permintaan konsumennya secara efisien melalui sistem pada aplikasi dan website. Apalagi, terkadang ada obat yang harus dikirim sesegera mungkin ke konsumen.
Selain itu, fitur round-trip Lalamove juga memungkinkan Century untuk tetap menerapkan sistem pembayaran menggunakan mesin electronic data capture (EDC) bahkan saat melakukan pengiriman.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- 30 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 28 September: Raih Hadiah Prime Icon, Skill Boost dan Gems Gratis
Pilihan
-
Here We Go! Jelang Lawan Timnas Indonesia: Arab Saudi Krisis, Irak Limbung
-
Berharap Pada Indra Sjafri: Modal Rekor 59% Kemenangan di Ajang Internasional
-
Penyumbang 30 Juta Ton Emisi Karbon, Bisakah Sepak Bola Jadi Penyelamat Bumi?
-
Muncul Tudingan Ada 'Agen' Dibalik Pertemuan Jokowi dengan Abu Bakar Ba'asyir, Siapa Dia?
-
BBM RI Dituding Mahal Dibandingkan Malaysia, Menkeu Purbaya Bongkar Harga Jual Pertamina
Terkini
-
Hana Bank Optimistis Laba Tumbuh di atas 15 Persen Tahun Ini
-
BCA Syariah Wujudkan Harmoni Digitalisasi dengan Nilai Luhur Spiritual
-
Mayoritas Terus Merugi, Belasan BUMN Asuransi Akan Dipangkas dan Disisakan 3 Saja
-
Hana Bank Mulai Serius Garap UMKM
-
Perlindungan Dana Nasabah di Rekening Dormant
-
Janji Pangkas Waktu Pembayaran Kompensasi ke BUMN, Purbaya: Jangan Rugi Terus!
-
Purbaya Sidak Bank Himbara Secara Acak, Ini 2 Hal yang Dicari
-
DPR Cecar Menkeu Purbaya, Diminta Jangan Cepat Percaya Laporan Anak Buah
-
Diisukan Renggang dengan Deddy Corbuzier, Sabrina Chairunnisa Punya Deretan Bisnis Sukses
-
Nilai Tukar Rupiah Menguat pada Penutupan Perdagangan Selasa