Suara.com - Anggaran Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) sebesar Rp 150 triliun yang di gelontorkan pemerintah sepanjang kuartal III tak mampu untuk menyelamatkan perekonomian nasional dari posisi negatif.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) pun sudah mengatakan dalam sidang kabinet beberapa waktu lalu bahwa pertumbuhan ekonomi pada kuartal III berpotensi minus 3 persen, resesi ekonomi pun di depan mata.
"Satgas PEN sudah berhasil menyalurkan lebih dari Rp 150 triliun di kuartal III sebagai dukungan untuk menjaga defisit pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal III," kata Ketua Satuan Tugas (Satgas) Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) Budi Gunadi Sadikin dalam konfrensi pers melalui video teleconference di Jakarta, Rabu (4/11/2020).
Tak mau disalahkan, Budi mengungkapkan bahwasanya masih kurang bergairahnya ekonomi nasional pada kuartal III, karena peran sektor swasta yang masih enggan untuk melakukan ekspansi ataupun spending.
"Presiden sudah kasih ancer-ancer masih negatif juga," kata Budi.
Wakil Menteri BUMN ini menilai peran swasta dalam ekonomi nasional porsinya hampir 70 persen, sementara peran dari pemerintah kecil sekali hanya 16 sampai 17 persen saja.
"Kita lihat struktur ekonomi Indonesia paling besar kontribusi di swasta, 70 persen lebih ekonomi Indonesia yang Rp 1000 triliun ini paling besar swasta sisanya 16,1 persen BUMN, sisanya lagi baru pemerintah," katanya.
Maka dari itu lebih menggairahkan sektor swasta ini, Pemerintah akan memberikan program-program yang khusus untuk membantu sektor swasta menghadapi tekanan pandemi virus corona atau Covid-19.
"Sebagian besar sangat bergantung ke teman-teman swasta. Makanya kami fokuskan beberapa program yang bisa membantu berikan stimulus ke pihak swasta agar berputar roda ekonomi mereka," pungkasnya.
Baca Juga: Ada Program Bansos dan PEN, Kinerja Jokowi Tangani Pandemi Dinilai Positif
Berita Terkait
-
Kucurkan Rp366 triliun, Satgas PEN Klaim Sudah Serap Anggaran 51,9 Persen
-
Ada Program Bansos dan PEN, Kinerja Jokowi Tangani Pandemi Dinilai Positif
-
Airlangga Hartarto : Indonesia Sudah Masuk Masa Pemulihan Ekonomi
-
Anies: Dana PEN Pinjaman Pusat Bukan untuk Penanganan Covid-19
-
Kepala BKF Prediksi Rilis Data Pertumbuhan Ekonomi Kuartal III Membaik
Terpopuler
- 6 Ramalan Shio Paling Beruntung di Akhir Pekan 4-5 Oktober 2025
- DANA Kaget Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cair Rp 255 Ribu
- Fakta-Fakta Korupsi Bupati HSS Kalsel, Diduga Minta Dana Proyek Puluhan Miliar
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 3 Oktober: Klaim Ballon d'Or 112 dan Gems
Pilihan
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
Terkini
-
Bukan Sekadar Bazaar, PNM Hadirkan Ruang Tumbuh dan Silaturahmi UMKM di PFL 2025
-
Perkuat Sport Tourism dan Ekonomi Lokal, BRI Dukung Indonesia Mendunia Melalui MotoGP Mandalika 2025
-
BRI Dorong UMKM Kuliner Padang Perkuat Branding dan Tembus Pasar Global Lewat Program Pengusaha Muda
-
Pertumbuhan Perbankan Syariah di Indonesia Masih Stagnan, BSI Genjot Digitalisasi
-
Bank Mega Syariah Bidik Target Penjualan Wakaf Investasi Senilai Rp 15 Miliar
-
Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
-
Saham Bank Lapis Dua Kompak Rontok, Maybank Indonesia Ambles Paling Dalam
-
OJK Minta Generasi Muda Jangan Awali Investasi Saham dari Utang
-
Daftar Harga Emas Antam Hari Ini, Naik Apa Turun?
-
Aliran Modal Asing yang Hengkang dari Pasar Keuangan Indonesia Tembus Rp 9,76 Triliun