Suara.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menjawab tudingan miring soal alokasi anggaran infrastruktur yang lebih besar dibandingkan dengan anggaran kesehatan pada tahun depan.
Menurut Sri Mulyani anggaran infrastruktur yang mencapai Rp 417 triliun pada tahun 2021 merupakan akumulasi dari sejumlah proyek infrastruktur yang tak jalan di 2020 karena adanya pandemi virus corona atau Covid-19.
"Anggaran infrastruktur tahun 2021 cukup besar ini untuk menampung apa yang selama tahun 2020 (proyek) tertunda dan juga di dalam rangka untuk mengakselerasi pemulihan ekonomi," kata Sri Mulyani dalam acara Outlook Perekonomian Indonesia 2021 yang dilakukan secara virtual, Selasa (22/12/2020).
Jadi menurut dia, tidak benar pada tahun depan pemerintah mengabaikan sektor kesehatan demi menggenjot proyek infrastruktur di tengah pendemi. Justru kata dia anggaran kesehatan jauh lebih besar dibandingkan dengan tahun ini.
"Banyak yang bertanya kenapa anggaran infrastruktur lebih besar dari anggaran kesehatan seolah-olah kita tidak memberikan perhatian kepada kesehatan, itu tidak benar. Anggaran kesehatan masih sangat besar dan ditambah tahun ini meskipun tidak mampu terabsorbsi semuanya pun tetap kita akan gunakan dan kita jaga untuk tahun 2021," katanya.
Jadi menurut dia anggaran infrastruktur yang mencapai Rp 417 triliun itu bukanlah sumber atau penyebab anggaran di bidang kesehatan menjadi menurun.
"Namun kita memberikan jaminan bahwa seluruh langkah-langkah di bidang kesehatan dengan tata kelola yang baik tetap bisa menjalankan seluruh kebijakan dan langkah untuk mengembalikan pemulihan ekonomi, melalui syarat yaitu penanganan covid yang efektif dan terus mendukung aspek kesehatan masyarakat," pungkasnya.
Sebelumnya, ekonom senior Institute Development of Economics and Finance (Indef) Faisal Basri menyoroti langkah pemerintah yang memangkas anggaran belanja kesehatan di 2021 hingga 20,1 persen.
Pasalnya kata Faisal, sektor kesehatan tetap menjadi prioritas pemerintah untuk menanggulangi pandemi virus corona atau Covid-19 yang belum berakhir.
Baca Juga: Vaksin Jadi Andalan Sri Mulyani Dongkrak Ekonomi di 2021
"Anggaran kesehatan itu turun dari Rp 212,5 triliun jadi Rp 169,7 triliun di tengah primary health masih babak belur," kata Faisal dalam sebuah webinar, Jumat (18/12/2020).
Faisal pun menyayangkan langkah pemerintah tersebut, soeolah-olah kata Faisal pemerintah tidak begitu serius menanggulangi pandemi.
"Jadi memang sektor kesehatan ini nomer dua, tidak ada komitmen," katanya.
Pengurangan anggaran sektor kesehatan, lebih ironis lagi ketika melihat bahwa anggaran infastruktur justru meningkat pada tahun depan.
"Pemerintah menetapkan anggran untuk belanja infrastruktur sebesar Rp 414 triliun untuk tahun depan. Jumlah ini naik signifikan jika dibandingkan dengan anggaran pada 2020 sebesar Rp 281,2 triliun," paparnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Jelang Akhir Tahun Realisasi Penyaluran KUR Tembus Rp240 Triliun
-
Jabar Incar PDRB Rp4.000 Triliun dan Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen
-
BRI Insurance Bidik Potensi Pasar yang Belum Tersentuh Asuransi
-
Cara SIG Lindungi Infrastruktur Vital Perusahaan dari Serangan Hacker
-
Dukung Implementasi SEOJK No. 7/SEOJK.05/2025, AdMedika Perkuat Peran Dewan Penasihat Medis
-
Fakta-fakta RPP Demutualisasi BEI yang Disiapkan Kemenkeu
-
Rincian Pajak UMKM dan Penghapusan Batas Waktu Tarif 0,5 Persen
-
Tips Efisiensi Bisnis dengan Switchgear Digital, Tekan OPEX Hingga 30 Persen
-
Indef: Pedagang Thrifting Informal, Lebih Bahaya Kalau Industri Tekstil yang Formal Hancur
-
Permata Bank Targetkan Raup Rp 100 Miliar dari GJAW 2025