Suara.com - Badan Pusat Statistik (BPS) menyebut, gairah perekonomian nasional sudah mulai bergeliat. Hal tersebut seperti terindikasi pada data kinerja ekspor dan impor bulan Februari 2021, yang menunjukan perbaikan seusai lesu darah akibat pandemi virus covid-19.
Berdasarkan data BPS yang dirilis Senin (15/3/2021), nilai ekspor Indonesia mencapai USD 15,27 miliar.
Sementara nilai impor mencapai USD 13,26 miliar. Kedua kinerja indikator ekonomi tersebut sama-sama mengalami peningkatan secara tahunan.
"Ini menunjukkan bahwa geliat berbagai sektor dan juga investasi di dalam negeri mulai bergerak,” kata Kepala BPS Kecuk Suhariyanto dalam video teleconference.
Alhasil, kata dia, proses pemulihan ekonomi lewat game changer program vaksinasi yang dilakukan pemerintah saat ini, telah berjalan sesuai harapan. Dan ini kata dia cukup menggembirakan dirinya.
"Bahwa performa ekspor impor Februari 2021 ini menggembirakan. Plus, kinerja menciptakan surplus 2,00 miliar dolar AS," katanya.
Kecuk menjelaskan, ekspor Indonesia pada bulan Februari 2021 mencapai USD 15,27 miliar. Angka ini naik 8,56 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu, namun turun 0,19 persen dibanding ekspor Januari 2021.
"Nilai ekspor Indonesia pada bulan Februari 2021 ini sebesar Rp 15,27 miliar, kalau kita lihat month to month (mtm) memang ada sedikit penurunan dari ekspor bulan Januari turun tipis sebesar 0,19 persen, Tapi kalau kita bandingkan secara year on year (yoy) mengalami peningkatan 8,56 persen" kata dia.
Kecuk mengatakan, kinerja ekspor ini merupakan hal yang menggembirakan. Pasalnya, kinerja ekspor sejak bulan November 2020 terus mengalami pertumbuhan positif secara yoy.
Baca Juga: Neraca Dagang Februari 2021 Untung 2 Miliar Dolar AS, Baguskah?
Tak hanya itu, nilai ekspor pada Februari 2021 ini juga lebih besar dari nilai ekspor pada bulan Februari 2020 yang pada saat itu tercatat USD 14,06 miliar, dan lebih baik dari Februari 2019 yang pada saat itu senilai USD 12,79 miliar.
Sementara kinerja impor, kata dia, pada Februari 2021 mencapai USD 13,26 miliar. Angka ini naik 14,86 persen dibandingkan Februari 2020 secara tahunan, tapi secara bulanan turun 0,49 persen dibandingkan Januari 2021.
Dirinya menjelaskan, peningkatan impor secara tahunan ini merupakan hal yang baik. Karena, ini merupakan pertumbuhan positif pertama sejak bulan Juni 2019 yang pada waktu itu tumbuh 2,02 persen secara tahunan.
"Berarti mengalami kenaikan yang cukup tinggi dua digit yaitu sebesar 14,86 persen dibandingkan posisi bulan Februari tahun lalu," katanya.
Apalagi kata dia, peningkatan impor ini juga diikuti dengan kinerja impor bahan baku dan barang modal yang melonjak masing-masing sebesar 11,53 persen dan 17,68 persen secara tahunan.
"Peningkatan impor bahan baku dan barang modal menunjukan geliat industri tanah air mulai bergerak bagus dan jika kita bandingkan dengan angka PMI pada bulan Februari masih berada dilevel ekspansi," katanya.
Berita Terkait
-
Neraca Dagang Februari 2021 Untung 2 Miliar Dolar AS, Baguskah?
-
Ekspor Februari 2020 Meroket 8,56 Persen, Kini jadi 15,27 Miliar Dolar AS
-
Neraca Dagang Februari Diprediksi Bakal Surplus
-
Pengangguran di Cianjur Makin Banyak, Ada 131.016 Orang
-
Bukan Cuma Warganya Suka Ngaku Orang Bandung, Ini Fakta Lain Kota Cimahi
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
- 5 Rekomendasi Sepatu Running Selevel Adidas Adizero Versi Lokal, Lentur dan Kuat Tahan Beban
- 5 Rekomendasi Bedak Tabur untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Halus dan Segar
Pilihan
-
Profil Victor Hartono: Pewaris Djarum, Dicekal Negara Diduga Kasus Pajak
-
Dugaan Korupsi Miliaran Rupiah, Kejati DIY Geledah Kantor BUKP Tegalrejo Jogja
-
Fakta-fakta Gangguan MRT Kamis Pagi dan Update Penanganan Terkini
-
5 Mobil Bekas Pintu Geser Ramah Keluarga: Aman, Nyaman untuk Anak dan Lansia
-
5 Mobil Bekas di Bawah 100 Juta Muat hingga 9 Penumpang, Aman Bawa Barang
Terkini
-
Rupiah Lesu Lawan Dolar AS, Karena The Fed Galau Soal Suku Bunga Acuan
-
Karier dan Pendidikan Victor Rachmat Hartono: Bos PT Djarum
-
Purbaya Umumkan Defisit APBN Rp 479,7 Triliun per Oktober 2025, Klaim Masih Aman
-
Profil Victor Hartono: Pewaris Djarum, Dicekal Negara Diduga Kasus Pajak
-
Bearish Bitcoin: Harga BTC Bisa Turun ke US$67.000 Meski Ada Sentimen Positif
-
Dirut PT Djarum Victor Rachmat Hartono Dicekal Kejagung dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
-
Syarat dan Cara Pengajuan KUR Syariah di Pegadaian
-
Menkeu Purbaya Ubah Aturan Kompensasi Bantu Arus Kas Pertamina dan PLN
-
Awas! Lebih dari 3.000 Bus Tak Layak Jalan di Momen Libur Nataru
-
RDMP Kilang Balikpapan Ditargetkan Beroperasi Pertengahan Desember