Suara.com - Bank Central Asia mencatatkan laba bersih pada kuartal I 2021 sebesar Rp7 triliun, naik 7 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2020.
Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmaja mengatakan meski perseroan meraup laba, aktivitas bisnis belum pulih sepenuhnya. Hal ini, tercermin dari total kredit BCA yang terkoreksi menjadi Rp586,8 triliun di akhir Maret 2021.
Jahja merinci pada kredit korporasi mencapai Rp262,6 triliun di Maret 2021, atau naik 0,9 persen. Kredit komersial dan UKM turun 6,4 persen menjadi Rp178,9 triliun.
Sedangkan, total kredit konsumer juga terkontraksi 10 persen menjadi Rp139,5 triliun. Pada portofolio kredit konsumer, KPR turun 3,4 persen menjadi Rp89,4 triliun, serta KKB berkurang 23,7 persen YoY menjadi Rp36 triliun. Saldo outstanding kartu kredit turun 10,2 persen ke Rp11,1 triliun.
"Pengajuan aplikasi kredit konsumer baru dari BCA Online Expoversary diharapkan akan berkontribusi bagi penyaluran kredit baru pada triwulan II tahun ini. Dari total portofolio kredit, sekitar 21,4 persen atau Rp126,0 triliun merupakan portofolio kredit keuangan berkelanjutan," ujar Jahja dalam konferensi pers, Kamis (22/4/2021).
Dari sisi dana pihak ketiga, BCA mencatatkan Current account and savings account naik 15,4 persen mencapai Rp655,8 triliun, berkontribusi bagi kenaikan total dana pihak ketiga yang sebesar 14,6 persen menjadi Rp849,4 triliun.
Sementara itu, deposito berjangka meningkat 12,2 persen menjadi Rp193,6 triliun. Kuatnya pertumbuhan dana pihak ketiga mendorong total aset tumbuh 12,1 persen menjadi Rp1.090,4 triliun di akhir Maret 2021.
"BCA memproses 40,5 juta transaksi per hari secara rata-rata pada triwulan I 2021, naik dari 31,5 juta dari periode yang sama tahun lalu. Seiring pergeseran tren masyarakat ke arah digitalisasi, BCA terus mencatatkan pertumbuhan pesat pada jumlah transaksi melalui mobile dan internet banking," kata dia.
Selain itu, permodalan BCA tetap berada di posisi yang solid dengan rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) tercatat sebesar 24,5 persen, lebih tinggi dari ketetapan regulator, serta likuiditas tetap memadai dengan loan to deposit ratio sebesar 65,2 persen.
Baca Juga: Terdakwa Kasus Salah Transfer BCA Divonis Satu Tahun Penjara
"Rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) terjaga pada tingkat yang bisa ditoleransi sebesar 1,8 persen, dibandingkan triwulan I tahun lalu yang sebesar 1,6 persen didukung oleh relaksasi kebijakan restrukturisasi," kata Jahja.
Berita Terkait
-
Target DEWA Melejit ke Rp750, Harga Saham Hari Ini Mulai Merangkak Naik
-
BTN Catatkan Laba Bersih Rp 2,91 Triliun Hingga November 2025
-
Saham BBCA Anjlok Aksi Jual Rp150 Miliar
-
Nonton Hemat Akhir Pekan! Pakai QRIS myBCA di CGV Dapat Cashback 30 Persen, Simak Syaratnya
-
Baksos Operasi Katarak BCA Bangun Harapan, Buka Jalan Hidup Masyarakat yang Lebih Produktif
Terpopuler
- 5 Perbedaan Toyota Avanza dan Daihatsu Xenia yang Sering Dianggap Sama
- 5 Mobil Bekas yang Perawatannya Mahal, Ada SUV dan MPV
- 5 Mobil SUV Bekas Terbaik di Bawah Rp 100 Juta, Keluarga Nyaman Pergi Jauh
- Sulit Dibantah, Beredar Foto Diduga Ridwan Kamil dan Aura Kasih Liburan ke Eropa
- 13 Promo Makanan Spesial Hari Natal 2025, Banyak Diskon dan Paket Hemat
Pilihan
-
Live Sore Ini! Sriwijaya FC vs PSMS Medan di Jakabaring
-
Strategi Ngawur atau Pasar yang Lesu? Mengurai Misteri Rp2.509 Triliun Kredit Nganggur
-
Libur Nataru di Kota Solo: Volume Kendaraan Menurun, Rumah Jokowi Ramai Dikunjungi Wisatawan
-
Genjot Daya Beli Akhir Tahun, Pemerintah Percepat Penyaluran BLT Kesra untuk 29,9 Juta Keluarga
-
Genjot Konsumsi Akhir Tahun, Pemerintah Incar Perputaran Uang Rp110 Triliun
Terkini
-
Pemerintah Kucurkan Bantuan Bencana Sumatra: Korban Banjir Terima Rp8 Juta hingga Hunian Sementara
-
Apa Itu MADAS? Ormas Madura Viral Pasca Kasus Usir Lansia di Surabaya
-
Investasi Semakin Mudah, BRI Hadirkan Fitur Reksa Dana di Super Apps BRImo
-
IPO SUPA Sukses Besar, Grup Emtek Mau Apa Lagi?
-
Strategi Ngawur atau Pasar yang Lesu? Mengurai Misteri Rp2.509 Triliun Kredit Nganggur
-
BUMN Infrastruktur Targetkan Bangun 15 Ribu Huntara untuk Pemulihan Sumatra
-
Menpar Akui Wisatawan Domestik ke Bali Turun saat Nataru 2025, Ini Penyebabnya
-
Pemerintah Klaim Upah di Kawasan Industri Sudah di Atas UMP, Dorong Skema Berbasis Produktivitas
-
Anggaran Dikembalikan Makin Banyak, Purbaya Kantongi Rp 10 Triliun Dana Kementerian Tak Terserap
-
Genjot Daya Beli Akhir Tahun, Pemerintah Percepat Penyaluran BLT Kesra untuk 29,9 Juta Keluarga