Suara.com - Memiliki dua anak yang masih memerlukan biaya sekolah, sementara pendapatan pas-pasan, membuat Saidah (49), warga Kampung Pasirwangi, Kecamatan Cileunyi, Kabupaten Bandung, Jawa Barat (Jabar) tak memiliki banyak pilihan. Dia hanya bisa mengandalkan duit dari program keluarga harapan (PKH) dari Kementerian Sosial (Kemensos) untuk memenuhi segala kebutuhan rumah tangganya.
Namun, dia enggan program besutan Kemensos itu hanya membuat dirinya terlena. Saidah lantas memutar otak bagaimana agar duit tersebut bisa digunakannya untuk sesuatu yang produktif, sehingga bisa memberikan nilai tambah baginya. Sampai pada akhirnya terpikirlah untuk berjualan sayuran.
Awalnya, dia hanya menjajakan dagangannya menggunakan gerobak dengan berkeliling. Suara khas Saidah menjadi satu-satunya andalan untuk memanggil para pelanggannya yang hendak berbelanja.
Seiring berjalannya waktu, teknologi kian canggih. Saidah tak mau ketinggalan. Dia memberitahukan kepada para pelanggannya bisa memesan lewat handphone baik itu secara chat maupun telepon.
Dengan begitu, para pelanggannya tak perlu mengantre lama-lama, sebab bahan yang dipesan akan disiapkan. Sehingga, ketika pelanggan datang, barang sudah siap diangkut.
"Dengan begitu, dagangan cepat habis, sekitar pukul 08.00 sayuran sudah habis terjual," ucap wanita paruh baya itu.
Rata-rata omset yang diraupnya mencapai Rp400-500 ribu per hari. Omset sebanyak itu terbilang cukup lumayan. Atas dasar itu, Saidah pun memutuskan untuk tidak lagi menerima PKH dari Kemensos.
"Ada orang lain yang lebih berhak untuk menerima manfaat PKH," ucapnya.
Sementara itu, Pendamping PKH, Iis menjelaskan, Saidah telah menerima PKH Kemensos sejak 2009. Saidah terhitung tidak lagi menjadi penerima PKH sejak Januari 2021, karena usaha sayurnya berkembang pesat.
Baca Juga: Penerima BST Kemensos Wafat? Ahli Waris Boleh Cairkan, Ini 5 Syaratnya
Iis mengaku bersyukur karena program ini banyak memberikan manfaat dan mengubah pola pikir masyarakat untuk menjadi lebih mandiri. Oleh karena itu, dia akan terus mendorong agar para penerima manfaat PKH bisa lebih mandiri.
"Kami akan terus mendorong setiap KPM agar bisa mandiri serta modul pendampingan diberikan secara konsisten dan penuh ketelatenan," pungkas Iis.
Tag
Berita Terkait
-
Pemerintah Butuh Waktu 6 Tahun untuk Angkat Derajat Masyarakat Miskin
-
Sri Mulyani Klaim Bansos Selamatkan RI dari Masyarakat Miskin Baru
-
Pemerintah Fokus Jaga Daya Beli Masyarakat Miskin di 2021
-
WHO Sebut Lockdown Membuat Masyarakat Miskin Jadi Jauh Lebih Miskin
-
Pembatasan Ganjil Genap Sepeda Motor Berdampak pada Masyarakat Miskin
Terpopuler
- 5 Rekomendasi Motor Listrik Harga di Bawah Rp10 Juta, Hemat dan Ramah Lingkungan
- 10 Rekomendasi Tablet Harga 1 Jutaan Dilengkapi SIM Card dan RAM Besar
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
Pilihan
-
Maarten Paes: Pertama (Kalahkan) Arab Saudi Lalu Irak, Lalu Kita Berpesta!
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
Terkini
-
RI Ekspor Kopi Robusta Asal Lampung dan Malang ke Mesir
-
IHSG Terus Meroket, Intip Saham-Saham yang Jadi Primadona Pagi Ini
-
Setelah Cukai, Produsen Kini Resah dengan Maraknya Rokok Ilegal
-
Pithaloka Batik Kini Merambah Pasar Internasional Berkat Rumah BUMN Pekalongan dari Telkom
-
Tak Bosan Pecah Rekor, Harga Emas Antam Tembus Rp 2.284.000 per Gram Hari Ini
-
Bank Mandiri Serap 63 Persen Dana Rp 55 Triliun dari Menkeu Purbaya
-
IHSG Hari Ini: Asing Lepas Rp 472 M, Stimulus 31 Triliun Bakal Jadi Penopang?
-
Bank Indonesia Buka Suara Disebut Jual Cadangan Emas 11 Ton
-
Harga Emas Hari Ini Naik Semua! Antam Tembus Rp 2.356.000, Emas UBS Meroket!
-
Marak Apartemen Kosong, Begini Caranya Biar Investasi Properti Tetap Cuan