Suara.com - Rencana merger PT Indosat Ooredoo (ISAT) dengan Hutchison 3 Indonesia (Tri) diyakini akan semakin memperkuat posisi keduanya sebagai salah satu penyedia layanan seluler di Indonesia.
"Ini momentum yang tepat bagi Indosat untuk melakukan ekspansi. Penggabungan menjadi salah satu pilihan yang strategis karena bakal menguntungkan kedua belah pihak dalam menyikapi persaingan dan tantangan saat ini di industri telekomunikasi. Baik bagi industri, baik juga bagi kedua perusahaan," ujar Pengamat telekomunikasi Doni Ismanto Darwin.
Ia menyebut, merger keduanya jadi angin segar industri telekomunikasi karena akan menciptakan struktur pasar yang lebih berkelanjutan, kompetitif, mendorong investasi dan perluasan jaringan, serta memberikan pengalaman pelanggan yang lebih baik.
Untuk diketahui, Indosat sendiri sebelumnya melepaskan 4.200 menara telekomunikasi kepada PT Epid Menara AssetCo (Edge Point Indonesia) dan meraup pendapatan Rp6,17 triliun yang mendongkrak laporan keuangan.
Menurut Doni, rencana penggabungan usaha atau kombinasi bisnis antara Indosat Ooredoo dan Tri pun diperkirakan tidak akan mundur.
Sebelumnya, dalam laporan keuangan semester I, Indosat Ooredoo mencatat laba Rp5,59 trilun, jauh berbeda dari tahun sebelumnya yang merugi sekitar Rp341,1 miliar (yoy).
Laba perseroan tersebut ditopang oleh penjualan menara Rp6,17 triliun dan pendapatan yang tumbuh 11,4 persen (yoy) menjadi Rp14,98 triliun dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya.
Analis RHB Sekuritas Indonesia Michael W. Setjoadi mengatakan, kinerja fundamental Indosat Ooredoo terus bertumbuh seiring dengan langkah efisiensi dan pertumbuhan jumlah pelanggan.
Dengan total basis pelanggan 60,3 juta saat ini, Indosat bakal dapat terus mempertahankan kinerja positif dengan margin EBITDA di bawah 40 persen serta biaya operasional (capex) sekitar Rp3 triliun.
Baca Juga: Survei IPO: Kinerja Risma Paling Memuaskan
"Dengan diskusi merger yang sedang berlangsung ini, Indosat Ooredoo benar-benar berada di jalur yang tepat dengan strategi tepat untuk memperkuat posisinya dan menangkap peluang untuk memimpin transformasi digital di Indonesia," ujar Michael.
Hingga kini, pemerintah dan sejumlah pemangku kepentingan terlihat menyambut baik rencana penggabungan perusahaan telekomunikasi seperti rencana Indosat Ooredoo dan Tri.
Dalam kajian Kementerian Informasi dan Telekomunikasi, idealnya Indonesia membutuhkan sekurang-kurangnya hanya dua sampai empat perusahaan telekomunikasi.
Pemerintah juga mendorong agar perusahaan telekomunikasi di Tanah Air mengkaji kemungkinan melakukan penggabungan usaha.
"Industri operator di Indonesia memang terlalu crowded, lima pemain untuk 250 juta pelanggan. Idealnya 3 pemain," kata Michael.
Selain itu, peraturan menteri tentang omnibus law Indonesia yang baru juga memungkinkan pembagian spektrum teknologi baru, seperti 5G, dan retensi spektrum setelah penggabungan.
Berita Terkait
-
Usut Kasus Bansos, Risma Obral Penghargaan ke 143 Aparat Penegak Hukum
-
Mensos Risma Berikan Penghargaan Bagi 143 Aparat Penegak Hukum
-
Risma Beri Penghargaan Kapolres Malang karena Bongkar Kasus Korupsi Bansos PKH
-
Kasus Jatuhnya Lift di Mall Margo City, Kemensos Beri Layanan bagi 11 Korban
-
Batan Gunakan Teknologi Nuklir untuk Perbaiki Fungsi Lahan
Terpopuler
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
- 5 Sunscreen Terbaik Harga di Bawah Rp30 Ribu agar Wajah Cerah Terlindungi
- 7 Mobil Sedan Bekas Mulai 15 Jutaan, Performa Legenda untuk Harian
- 24 Kode Redeem FC Mobile 4 November: Segera Klaim Hadiah Parallel Pitches, Gems, dan Emote Eksklusif
Pilihan
-
Comeback Dramatis! Persib Bandung Jungkalkan Selangor FC di Malaysia
-
Bisnis Pizza Hut di Ujung Tanduk, Pemilik 'Pusing' Berat Sampai Berniat Melego Saham!
-
Bos Pajak Cium Manipulasi Ekspor Sawit Senilai Rp45,9 Triliun
-
6 Kasus Sengketa Tanah Paling Menyita Perhatian di Makassar Sepanjang 2025
-
6 HP Memori 128 GB Paling Murah Terbaru 2025 yang Cocok untuk Segala Kebutuhan
Terkini
-
LPS : Program Penjaminan Polis, Instrumen Penting Tingkatkan Kepercayaan Publik
-
Kebutuhan Asuransi Makin Penting, Allianz Life Syariah Raup 120 Ribu Nasabah
-
Stockbit Error Sejak Pagi, Publik Ancam Pindah Platform Hingga Lapor YLKI
-
HIPMI Soroti Dugaan Tekanan Kelompok Kepentingan di Industri Tekstil
-
Rupiah Loyo di Tengah Kuatnya Dolar AS, RUU Redenominasi Jadi Sorotan
-
IHSG Masih Menghijau Pagi Ini di Awal Sesi, Rawan Aksi Profit Taking
-
Ratusan Eksportir Sawit Diduga Nakal, Kibuli Negara Dengan Modus Pintar
-
Ekonom Sebut Moratorium Cukai Rokok Lebih Untung Bagi Negara Dibanding Kenaikan
-
Waduh, Kesadaran Masyarakat Indonesia Melek Keuangan Syariah, Masih Kecil!
-
Bursa Kripto Domestik Siapkan Solusi untuk Transaksi Jumbo