Suara.com - PT Jakarta Propertindo atau Jakpro memberi kesempatan para pelaku UMKM untuk membuka usaha baru di sekitar stasiun guna mendukung pertumbuhan ekonomi dan membangkitkan sektor ini dari wabah COVID-19.
"Stasiun yang ada di LRT sangat memungkinkan untuk pemasangan 'tenant' maupun banyak hal lain yang bisa di-'create' di stasiun agar menciptakan 'growth' yang ada di stasiun sehingga menumbuhkan ekonomi baru di sekitarnya," kata Direktur Utama LRT Jakarta Wijanarko, Jumat (27/8/2021).
Ia menjelaskan, tidak hanya LRT di Jakarta, peluang usaha baru juga bisa tumbuh di kawasan transportasi kereta api di daerah lain.
"Perkeretapiaan perkotaan bisa menjadi salah satu bidang UMKM atau usaha mikro kecil," ucap dia, dikutip dari Antara.
LRT Jakarta mulai beroperasi pada 1 Desember 2019 dengan enam stasiun yang dilalui mulai Pegangsaan Dua di Kelapa Gading, Jakarta Utara hingga Velodrome di Jakarta Timur dengan total jarak 5,8 kilometer.
"Kami bermaksud untuk menjaring komunitas UMKM yang ada di sekitaran wilayah Jakarta agar bisa bangkit bersama dengan LRT di tengah pandemi untuk meningkatkan perekonomian dengan aset yang kami miliki," imbuhnya.
Sementara itu, Presiden Direktur PT Kalbe Farma Tbk Vidjongtius yang juga menjadi pembicara dalam diskusi tersebut mengatakan beragam bisnis sektor transportasi di antaranya kios serba ada.
Selain itu, kios sehat, restoran dan jajanan, elektronik, toko oleh-oleh, kebutuhan hiburan keluarga, tur dan perjalanan, toko fesyen hingga toko koper.
Berdasarkan data Opus Creative Economy Outlook 2020, sektor ekonomi kreatif Indonesia diperkirakan mampu menyumbang hingga Rp1.100 triliun ke Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia.
Baca Juga: Luncurkan Seragam Baru, Jersey Bali United untuk Liga 1 2021 Terinspirasi UMKM Lokal
Sumbangan terbesarnya berasal dari tiga subsektor industri ekonomi kreatif, yaitu kuliner, fesyen, dan kriya (kerajian).
Sementara salah satu sub sektor ekonomi kreatif yang tumbuh di tengah pandemi adalah perdagangan daring atau e-commerce.
Sementara itu, penyumbang PDB terbesar adalah kuliner sebesar 41,6 persen, fesyen sebesar 18,1 persen dan kriya 15,7 persen berdasarkan hasil survei khusus ekonomi kreatif oleh Bekraf dan BPS pada 2016.
Berita Terkait
-
Terindikasi Jual Miras hingga Prostitusi, Dalih Jakpro Tak Masukan 26 Kafe ke Program RAP
-
Berdayakan UMKM, Penting Bagi Perempuan Melek Literasi Keuangan
-
Nilai Investasi Indonesia Tumbuh Rp 442,8 triliun Meski Dihantam Pandemi
-
3 Tips Ampuh Meningkatkan Penjualan Produk Usaha Lewat Mega Sales Tiktok
-
Pelaku Usaha di Pontianak Dapat Keringanan Pajak Terdampak COVID-19
Terpopuler
- 4 Sepatu Lokal Senyaman On Cloud Ori, Harga Lebih Terjangkau
- 5 Body Lotion Niacinamide untuk Cerahkan Kulit, Harganya Ramah Kantong Ibu Rumah Tangga
- Menguak PT Minas Pagai Lumber, Jejak Keluarga Cendana dan Konsesi Raksasa di Balik Kayu Terdampar
- 5 HP Murah Terbaik 2025 Rekomendasi David GadgetIn: Chip Mumpuni, Kamera Bagus
- 55 Kode Redeem FF Terbaru 9 Desember: Ada Ribuan Diamond, Item Winterlands, dan Woof Bundle
Pilihan
-
Entitas Usaha Astra Group Buka Suara Usai Tambang Emas Miliknya Picu Bencana Banjir Sumatera
-
PT Titan Infra Sejahtera: Bisnis, Profil Pemilik, Direksi, dan Prospek Saham
-
OJK: Kecurangan di Industri Keuangan Semakin Canggih
-
PT Tusam Hutani Lestari Punya Siapa? Menguasai Lahan Hutan Aceh Sejak Era Soeharto
-
Harga Minyak Melonjak: AS Sita Kapal Tanker di Lepas Pantai Venezuela
Terkini
-
Diresmikan Prabowo, Jembatan Ini Habiskan 10 Ribu Ton Semen
-
Akhir Tahun jadi Berkah Buat Industri Logistik
-
IHSG Turun Dibayangi The Fed, Ini Analisis Rekomendasi Saham Trading Jumat 12 Desember
-
CPNS 2026 Diutamakan untuk Fresh Graduate, Menpan-RB Ungkap Alasannya
-
Ancam Rumahkan 16 Ribu Pegawai Bea Cukai, Purbaya Sebut Perintah dari 'Bos Atas'
-
SHIP Tambah 1 Armada VLGC Perluas Pasar Pelayaran Migas Internasional
-
Mentan Amran Pastikan Pemerintah Tangani Penuh Pemulihan Lahan Pertanian Puso Akibat Bencana
-
Strategi Asabri Hindari Fraud dalam Pengelolaan Dana Pensiun
-
Bisnis Properti di Negara Tetangga Tertekan, Fenomena Pajak Bisa Jadi Pelajaran
-
Manuver Purbaya Tarik Bea Keluar Emas, Ini Efeknya Versi Ekonom UI