Suara.com - Pemerintah Jepang mengklaim adanya temuan vaksin COVID-19 Moderna yang tercemar pada Minggu (29/8/2021). Kasus yang ditemukan di prefektur Gunma itu jadi yang pertama terjadi di negara tersebut.
Petugas media menemukan bercak hitam kecil di dalam ampul vaksin Moderna yang membuat otoritas perfektur menunda vaksinasi yang menggunakan botol vaksin kelompok Moderna tersebut.
Kementerian Kesehatan setempat pada Sabtu menyampaikan, dua orang meninggal usai menerima dosis vaksin Moderna. Beberapa hari kemudian, vaksinasi dihentukan usai adanya temuan unsur kontaminasi.
Meski demikian, otoritas setempat mengklaim, tidak ada masalah keamanan atau efikasi yang teridentifikasi dan penangguhan tersebut hanyalah langkah antisipasi.
Hingga kini, pihak berwajib masih melakukan penyelidikan terkait penyebab kematian masih berlangsung.
Sementara itu, pada awal Agustus tahun ini, Indonesia kedatangan 3,5 juta dosis vaksin Moderna yang dikemas dalam 66 pallet, yang merupakan kedatangan tahap ke-32.
Vaksin tersebut, dikutip dari covid19.go.id, merupakan hibah pemerintah Amerika Serikat hasil kerja sama multilateral dengan skema COVAX Facility.
Hingga kini, belum diketahui secara pasti apakah pemerintah dan pihak terkait akan merespon temuan kontaminasi vaksin tersebut.
Untuk informasi, pada pekan lalu Jepang menghentikan penggunaan 1,63 juta dosis vaksin Moderna setelah distributor lokal Takeda Pharmaceutical menerima laporan, adanya ampul yang terkontaminasi.
Baca Juga: Daftar 4 Tempat Wajib Pakai Sertifikat Vaksin Covid-19 Lewat Aplikasi PeduliLindungi
Beberapa saat lalu, Moderna dan perusahaan farmasi Spanyol Rovi juga mengabarkan bahwa kontaminasi bisa jadi disebabkan oleh masalah manufaktur di salah satu jalur produksi Rovi.
"Vaksin yang dimaksud di Gunma berasal dari kelompok Moderna yang berbeda dari yang penggunaannya telah ditangguhkan," kata pejabat Gunma dikutip dari reuters via Antara.
Vaksin dari kelompok yang sama telah diberikan kepada 4.575 orang di Gunma, namun otoritas prefektur tidak mendengar adanya laporan sakit, lanjutnya.
Unsur kontaminasi ditemukan pada vaksin Moderna di prefektur Okinawa di Jepang selatan.
Berita Terkait
-
Sederet Fungsi Aplikasi PeduliLindungi yang Wajib Dimiliki selama PPKM
-
Kasus Aktif Tercatat 1,057 %, Batam Menuju Zona Bebas Covid
-
Cuan! Transaksi di Sektor Kesehatan Indonesia Capai Rp490 Triliun Dalam Setahun
-
PPKM Diperpanjang atau Tidak? Ini Bocoran dari Luhut
-
RSD Wisma Atlet Kini Rawat 1.185 Pasien Positif Covid-19, BOR 15 Persen
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Jelang Akhir Tahun Realisasi Penyaluran KUR Tembus Rp240 Triliun
-
Jabar Incar PDRB Rp4.000 Triliun dan Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen
-
BRI Insurance Bidik Potensi Pasar yang Belum Tersentuh Asuransi
-
Cara SIG Lindungi Infrastruktur Vital Perusahaan dari Serangan Hacker
-
Dukung Implementasi SEOJK No. 7/SEOJK.05/2025, AdMedika Perkuat Peran Dewan Penasihat Medis
-
Fakta-fakta RPP Demutualisasi BEI yang Disiapkan Kemenkeu
-
Rincian Pajak UMKM dan Penghapusan Batas Waktu Tarif 0,5 Persen
-
Tips Efisiensi Bisnis dengan Switchgear Digital, Tekan OPEX Hingga 30 Persen
-
Indef: Pedagang Thrifting Informal, Lebih Bahaya Kalau Industri Tekstil yang Formal Hancur
-
Permata Bank Targetkan Raup Rp 100 Miliar dari GJAW 2025