Suara.com - Arahan dari Menteri BUMN Erick Thohir akan diikuti PT Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim) dan segera fokus menuju pasar pupuk non-subsidi.
“Kami siap mengikuti arahan dari pemerintah terkait fokus perusahaan untuk menggarap peluang di pasar non-subsidi," ujar Direktur Utama Pupuk Kaltim Rahmad Pribadi.
Rahmad menjelaskan, saat ini Pupuk Kaltim memiliki fasilitas produksi yang sangat efisien dan berkapasitas yang besar.
Berkat hal itu, tidak hanya memenuhi pupuk subsidi, Pupuk Kaltim juga siap untuk bersaing dan meningkatkan pangsa pasar pupuk non subsidi.
"Bahkan tidak hanya di pasar domestik, kita juga menargetkan peningkatan pangsa pasar di Asia Pasifik,” kata dia, dikutip dari Antara.
Saat ini, perkembangan dan kemajuan dalam pertanian di Indonesia meningkat tajam sehingga kebutuhan pupuk menjadi semakin tinggi.
“Produksi pupuk non subsidi Pupuk Kaltim, khususnya pupuk Urea Daun Buah, menguasai market share yang sangat besar di Indonesia. Sementara pupuk NPK Pelangi menjadi idola petani dalam meningkatkan produksi pangan dan hortikultura serta perkebunan,” ujarnya.
Hingga 21 September 2021, untuk distribusi pupuk nonsubsidi dalam negeri, Pupuk Kaltim telah menyalurkan 800.000 ton Urea Daun Buah atau 72 persen dari target 1,1 juta ton dan 120.000 ton NPK Pelangi atau 60 persen dari target 200.000 ton di tahun 2021.
“Dengan jaringan distribusi dan penguasaan wilayah pemasaran, pupuk nonsubsidi Pupuk Kaltim yang memiliki kualitas prima dan berlabel SNI, selalu tersedia guna memenuhi kebutuhan petani dan meningkatkan hasil produksi pertanian di Indonesia,” kata Rahmad.
Baca Juga: Dirut Pupuk Kaltim Pastikan Efektivitas Inovasi Perusahaan Dilakukan Secara Terukur
Bagian dari Pupuk Indonesia Group itu saat ini merupakan produsen Urea terbesar di Indonesia dan Asia Tenggara dengan kapasitas produksi mencapai 3,43 juta ton per tahun.
Dengan besaran kapasitas tersebut, Pupuk Kaltim menjadi salah satu dari lima besar produsen Urea terbesar di Asia Pasifik.
Pada 2020, 72 persen dari volume penjualan Urea Pupuk Kaltim menyasar pasar nonsubsidi domestik dan ekspor, dengan terlebih dahulu memastikan kebutuhan dalam negeri terpenuhi.
Berita Terkait
-
Pupuk Kaltim Tingkatkan Daya Saing Batik Lokal Melalui SNI
-
Menteri BUMN Erick Thohir Unggah Video Saat Cicipi Miras, Netizen: Gimana Pak Rasanya?
-
Erick Thohir Masih Punya Hubungan Erat dengan Kesultanan Banten
-
Menteri BUMN Dorong PT Pupuk Kaltim Masuk Pasar Pupuk Non-Subsidi, Apa Tujuannya?
-
Pupuk Kaltim Tingkatkan Efisiensi dan Minimalkan Emisi Gas Amoniak
Terpopuler
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Seret Nama Mantan Bupati Sleman, Dana Hibah Pariwisata Dikorupsi, Negara Rugi Rp10,9 Miliar
- Kompetisi Menulis dari AXIS Belum Usai, Gemakan #SuaraParaJuara dan Dapatkan Hadiah
- Ini 5 Shio Paling Beruntung di Bulan Oktober 2025, Kamu Termasuk?
- Rumah Tangga Deddy Corbuzier dan Sabrina Diisukan Retak, Dulu Pacaran Diam-Diam Tanpa Restu Orangtua
Pilihan
-
Evakuasi Ponpes Al-Khoziny: Nihil Tanda Kehidupan, Alat Berat Dikerahkan Diirigi Tangis
-
Statistik Brutal Dean James: Bek Timnas Indonesia Jadi Pahlawan Go Ahead Eagles di Liga Europa
-
Harga Emas Antam Stagnan, Hari Ini Dibanderol Rp 2.235.000 per Gram
-
Poin-poin Utama UU BUMN: Resmi Disahkan DPR RI, Selamat Tinggal Kementerian BUMN
-
LPS soal Indeks Situasi Saat Ini: Orang Miskin RI Mengelus Dada
Terkini
-
Alasan Izin Tiktok Dibekukan di Indonesia: Tak Taat Aturan, Lindungi Judi Online?
-
Waspadai Akun Centang Biru di Medsos Banyak Tawari Investasi Bodong
-
Waduh, Investor Muda yang FOMO Main Saham Bakal Alami Kerugian
-
Geger Pasar Modal! Saham DADA Dilirik 'Raksasa' Investasi Global
-
5 Fakta Dugaan Penggelapan Uang Rp 30 Miliar yang Seret Maybank Indonesia
-
OJK Pastikan Investasi Saham Bukan Masuk Judi, Ini Faktanya
-
Harga Bahan Pokok Tinggi, Tabungan Kelas Menengah Makin Menipis
-
Transaksi AgenBRILink Tembus Rp1.145 Triliun, BRI Genjot Inklusi Keuangan
-
BRI Percepat Penyaluran KPR FLPP untuk Dukung Program Perumahan Nasional
-
Harga Emas Antam Stagnan, Hari Ini Dibanderol Rp 2.235.000 per Gram