Suara.com - Pengamat Industri Penerbangan, Hendra Soemanto berharap, maskapai yang kini terancam bangkrut, Garuda Indonesia bisa bertahan.
Dengan harapan itu, ia lantas menyebut, emiten dengan kode GIAA itu mampu memposisikan diri sebagai perusahaan penerbangan besar yang mendominasi pasar domestik dan internasional.
"Tentunya, dengan itikad baik bersama serta tata kelola manajemen yang mumpuni dan profesional di industri penerbangan komersial dari seluruh jajaran direksi dan insan garuda di dalamnya, dengan satu tujuan, menjadikan Garuda Indonesia baru sebagai maskapai dengan profit oriented yang dikontrol oleh sebuah holding yang mumpuni kelak," kata dia.
Namun, hal itu nampaknya sulit direalisasi dalam waktu dekat. Pasalnya, sebagaimana disampaikan oleh menteri BUMN, Erick Thohir, Garuda Indonesia rugi besar gegara menggarap penerbangan internasional.
Erick Thohir bahkan menuntut Garuda Indonesia untuk fokus menggarap pasar penerbangan domestik untuk memperbaiki performa bisnis.
Pasalnya, Garuda Indonesia dianggap terjebak dalam bisnis yang tidak sehat ketika mulai menggarap rute penerbangan luar negeri.
Mengutip dari data Garuda Indonesia, diketahui penumpang tujuan domestik mendominasi sebanyak 78 persen dengan pendapatan mencapai Rp1.400 triliun.
Sementara, jumlah penumpang tujuan luar negeri tercatat hanya 22 persen dengan perolehan Rp300 triliun.
“Garuda harus fokus pada domestik, saya yakin akan kembali sehat, tapi perlu waktu cukup lama,” kata Erick.
Baca Juga: Incar Korban di JPO Sudirman, Pria yang Onani Depan Karyawati BUMN Ternyata Pengamen
Terkait dengan pembubaran Garuda Indonesia dan digantikan pelita Air, Pengamat penerbangan Arista Atmadjati menyebut, tantangan Pelita Air tidak lagi sama.
“Posisi Garuda Indonesia tidak mudah digantikan dengan Pelita Air. Hal tersebut lantaran Garuda Indonesia memiliki sarana prasarana yang sangat besar termasuk jumlah pesawat dan rute yang dilayani yang tidak sebanding dengan Pelita Air saat ini.
Selain itu, Pelita Air juga belum memiliki citra perusahaan sebaik Garuda Indonesia. Perlu waktu bertahun tahun untuk mendatangkan pesawat maupun mengembangkan rute penerbangan internasional.
Berita Terkait
-
Terancam Bubar, Garuda Indonesia Pastikan Tetap Layani Penumpang
-
Indonesia Segera Miliki Sekolah Perhotelan Besar, Gunakan Kurikulum Internasional
-
Pamer Erick Thohir Bangun Rumah Dengan Semen BUMN Hanya Satu Minggu
-
Promo Tes Covid-19 Garuda Indonesia: Antigen Rp45 Ribu, PCR Rp260 Ribu
-
Manajemen Klaim Dirut Garuda Pakai Dana Pribadi Buat Berlibur
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
- 5 Rekomendasi Sepatu Running Selevel Adidas Adizero Versi Lokal, Lentur dan Kuat Tahan Beban
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
Pilihan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
-
Hasil Drawing Play Off Piala Dunia 2026: Timnas Italia Ditantang Irlandia Utara!
-
Pengungsi Gunung Semeru "Dihantui" Gangguan Kesehatan, Stok Obat Menipis!
-
Menkeu Purbaya Lagi Gacor, Tapi APBN Tekor
-
realme C85 Series Pecahkan Rekor Dunia Berkat Teknologi IP69 Pro: 280 Orang Tenggelamkan Ponsel
Terkini
-
RI Targetkan 16 Juta Turis Asing, Ekspansi Hotel Mewah Makin Meriah
-
Pemerintah Akan Tata Ulang Legalitas IKN Setelah MK Batalkan HGU 190 Tahun
-
BI Serap Rp290 Miliar dari Lelang Obligasi PT Sarana Multigriya Finansial, Apa Untungnya?
-
Pemerintah Optimistis Negosiasi Tarif dengan AS Rampung Sebelum 2025 Berakhir
-
Mendag Temukan Harga Cabai Naik Jelang Nataru
-
Bos Djarum Victor Hartono Terseret Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty, Purbaya: Bukan Zaman Sekarang!
-
Intip Gaji dan Tunjangan Ken Dwijugiasteadi, Eks Dirjen Pajak
-
Kejagung Ungkap Status Victor Hartono, Anak Orang Terkaya Indonesia yang Dicekal dalam Kasus Korupsi
-
Mulai Malam Ini Pemerintah Resmi Kasih Diskon Tiket Kereta hingga Pesawat Besar-besaran
-
Pertamina Mulai Bersiap Produksi Massal Avtur dari Minyak Jelantah