Suara.com - Kala Coin, aset kripto asli buatan anak bangsa siap untuk hadir dan meramaikan bursa kripto dunia. Hal ini melihat antusias investor asing ataupun dalam negeri untuk berinvestasi di aset kripto.
Chief Technology Officer (CTO) Kala Coin, Helmi Andi mengatakan, Kala masih sangat optimis mampu memberikan warna berbeda bagi Pasar Kripto Indonesia dan dunia.
Apalagi, ungkap dia, market Indonesia di mata dunia sendiri masih dianggap sebagai pasar potensial. Lantaran pengguna kripto di Indonesia masih sangat kecil, jika berbanding total penduduknya. Hanya saja memang dibutuhkan kerja keras terutama dari segi pengenalan market kripto.
"Hingga kini, belum genap 1,5 bulan. Kala Coin telah berhasil meluncurkan berbagai projectnya, diantaranya Kala Wallet yang bisa didownload di google play, Kala Dex yang lengkap dengan fitur farming dan staking. Bahkan yang menarik, reward staking juga berupa stable coin, dan koin lokal Indonesia lainnya," ujar Helmi dalam keterangannya, Senin (1/10/2021).
Helmi menjelaskan, pemilihan nama token ini sendiri diambil dari nama Bathara Kala yang merupakan figur mitologi dalam tradisi asli kebudayaan Nusantara.
Dalam hal ini, Kala Coin bakal membangun rasa nyaman dan aman bagi setiap holders-nya, salah satunya dengan melakukan audit Certic dan Techrate.
"Bahkan dalam pemasaran, Kala Coin telah melakukan audiensi dengan beberapa listing seperti Nomics, Coinsbit, dan Lbank," katanya.
Helmi menutuurkan, pergerakan industri kripto sangat berkembang. Bergerak dari USD 75.000 Market Cap, dengan harga USD 0,0001, hingga kini telah berhasil mencapai marketcap USD 1.800.000 dengan harga USD 0,040, dalam waktu 40 hari.
"Hal ini tentu saja berkaitan dengan market indonesia yang semakin bergairah dan mulai menerima kripto sebagai salah satu aset," kata dia.
Baca Juga: Ethereum Diprediksi Capai US$50.000, Tak Lama Lagi Kalahkan Bitcoin
Kala Coin baru saja mulai melakukan expansi market ke Internasional dengan berkolabosi dengan para influencer digital.
Menurut Aman Matasulu, selaku Founder dari KALA Coin, meyakini, bahwa KALA telah siap untuk melakukan expansi ke Market Global.
"Goal kami sederhana, yaitu menjadi token yang mampu menghidupkan komunitas, terutama Indonesia, dan membuktikan ke Dunia, bahwa putra putri Ibu Pertiwi juga bisa untuk bersaing di kancah global dalam dunia criptocurrency," kata Aman
Dengan berfocus pada projectnya, KALA Coin berharap ini memberikan sebuah nilai keunikan Kala coin, di mana menjadi koin yang mengutamakan utilities. Bahkan, hero project-nya, yaitu NFT Marketplace diprediksi akan hadir pada bulan Januari 2022.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 HP RAM 8 GB Memori 256 GB Harga Rp1 Jutaan, Terbaik untuk Pelajar dan Pekerja
- 7 Sepatu Adidas Diskon hingga 60% di Sneakers Dept, Cocok Buat Tahun Baru
- 5 Mobil Bekas yang Anti-Rugi: Pemakaian Jangka Panjang Tetap Aman Sentosa
- Diminta Selawat di Depan Jamaah Majelis Rasulullah, Ruben Onsu: Kaki Saya Gemetar
- Kencang bak Ninja, Harga Rasa Vario: Segini Harga dan Konsumsi BBM Yamaha MT-25 Bekas
Pilihan
-
Kaleidoskop Sumsel 2025: Menjemput Investasi Asing, Melawan Kepungan Asap dan Banjir
-
Mengungkap Gaji John Herdman dari PSSI, Setara Harga Rumah Pinggiran Tangsel?
-
Aksi Adik Kandung Prabowo yang Makin Mencengkeram Bisnis Telekomunikasi
-
Sesaat Lagi! Ini Link Live Streaming Final Futsal ASEAN 2025 Indonesia vs Thailand
-
Cerita 1.000 UMKM Banyuasin: Dapat Modal, Kini Usaha Naik Kelas Berkat Bank Sumsel Babel
Terkini
-
Kekayaan Ridwan Kamil dan Atalia Praratya yang Dikabarkan Cerai
-
Merger BUMN Karya Tuntas Awal 2026, BP BUMN Ungkap Update Terkini
-
Target Harga BUMI di Tengah Aksi Jual Saham Jelang Tahun Baru
-
HET Beras Mau Dihapus
-
Dana Jaminan Reklamasi 2025 Tembus Rp35 Triliun, Syarat Wajib Sebelum Operasi!
-
Harga Beras Bakal Makin Murah, Stoknya Melimpah di 2026
-
DJP Blokir 33 Rekening Bank hingga Sita Tanah 10 Hektare ke Konglomerat Penunggak Pajak
-
Emiten TRON Perkuat Bisnis Kendaraan Listrik, Jajaki Pengadaan 2.000 Unit EV
-
Aksi Adik Kandung Prabowo yang Makin Mencengkeram Bisnis Telekomunikasi
-
DJP Kemenkeu Kantongi Rp 3,6 Triliun dari Konglomerat Penunggak Pajak