Suara.com - Sekretaris Jenderal Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker), Anwar Sanusi mengungkapkan, saat ini banyak sekali persoalan sosial karena kurangnya lapangan pekerjaan yang ada.
"Apalagi banyaknya usia produktif masih menganggur dan belum dapat tersalurkan pada pekerjaan-pekerjaan yang produktif. Ini adalah tantangan buat kita," ucap Sekjen Anwar Sanusi dalam sambutannya pada acara Diskusi Interaktif Peran Career Development Center (CDC) secara daring dan luring di Yogyakarta, Kamis (4/11/2021).
Menurut Anwar Sanusi, jika dilihat mereka yang tidak memiliki pekerjaan ini bukan tidak memiliki pendidikan. Mereka yang pendidikannya semakin tinggi semakin banyak tidak memiliki pekerjaan.
"Sedangkan mereka yang memiliki pendidikan rendah banyak mendapatkan pekerjaan, tapi mereka bekerja belum cukup untuk kebutuhan dirinya sendiri atau belum memenuhi kebutuhan yang layak," ucapnya.
Anwar menjabarkan, dari riset Bank Dunia tahun 2020 menyimpulkan, Indonesia ini memiliki penduduk usia bekerja tetapi tetap berada di bawah garis kemiskinan karena upahnya belum cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup. Memang ada Upah Minimum Regional (UMR) tapi ada masih ada pekerja di wilayah pedesaan yang mendapatkan upah dibawah Upah Minimum Provinsi (UMP).
"Oleh karena itu bagaimana memenuhi kebutuhan hidup ini adalah satu persoalan sendiri," katanya.
Anwar Sanusi menyebut, jika dilihat dari usia angkatan kerja yang didominasi oleh usia-usia muda, ini adalah sebuah demografi besar dan tentunya berbagai masalah ketenagakerjaan harus betul-betul menyiapkan pasar kerja untuk menampung jumlah angkatan kerja tersebut, serta mengakomodasi perubahan nilai-nilai yang sangat berbeda dari sebelumnya.
"Ini adalah sebuah transisi perubahan nilai terhadap persepsi dalam bekerja dan regulasi yang ada harus betul-betul mengakomodir perubahan ini," lanjut Anwar Sanusi.
Anwar menambahkan, kita harus bersama-sama merespon bonus demografi dengan perubahan demografi dan juga merespon milenial melalui aturan sesuai nilai-nilai angkatan kerja milenial yang saat ini mendominasi dari jumlah prosentase demografi kita.
Baca Juga: Kemnaker Ajak Generasi Muda Teladani Keikhlasan Berkorban dan Keberanian Pahlawan
"Dalam arahannya Menaker Ida Fauziyah berharap pusat pasar kerja ini bisa menjadi bagian untuk memberikan solusi agar bonus demografi dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya," ujar Anwar Sanusi.
Sementara itu, Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Kadisnakertrans) Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Aria Nugrahadi, mengatakan, perkembangan teknologi mungkin dapat menghilangkan sebagian jenis pekerjaan, tetapi disisi lain tentu saja memunculkan jenis-jenis pekerjaan yang baru. Itulah tantangan sekaligus peluang yang kita hadapi khususnya dalam penempatan tenaga kerja.
Salah satu kunci dalam menanganinya adalah upaya untuk menghubungkan (link and match) dan memandankan antara ketersediaan tenaga kerja dengan kebutuhan dunia kerja.
"Melalui pengelolaan pasar kerja tentu saja akan signifikan perannya dalam link and match ini sebagai tempat pertemuan antara ketersediaan SDM dan kebutuhan dunia kerja," kata Aria Nugrahadi.
Berita Terkait
-
Peringati Hari Santri Nasional, Menaker Hadiahi Beasiswa untuk 1.000 Talenta
-
Lewat Berbagai Pelatihan Vokasi, Kemnaker Terus Tingkatkan Kompetensi Pencari Kerja
-
Miliki Komitmen K3, Polteknaker Raih Penghargaan Internasional
-
Menaker: UMKM Berperan Penting Serap Tenaga Kerja Perempuan
-
Untuk Mudahkan Fungsi Pengawasan Kerja, Indonesia Kembangkan Sistem Monitoring K3
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas 30 Jutaan untuk Harian, Cocok buat Mahasiswa dan Keluarga Baru
- 7 Mobil Bekas Terbaik untuk Anak Muda 2025: Irit Bensin, Stylish Dibawa Nongkrong
- Gibran Hadiri Acara Mancing Gratis di Bekasi, Netizen Heboh: Akhirnya Ketemu Jobdesk yang Pas!
- Suzuki Ignis Berapa cc? Harga Bekas Makin Cucok, Intip Spesifikasi dan Pajak Tahunannya
- 5 HP RAM 8 GB Paling Murah Cocok untuk Gamer dan Multitasking Berat
Pilihan
-
Harga Emas Turun Tiga Hari Beruntun: Emas Jadi Cuma 2,3 Jutaan di Pegadaian
-
Indonesia Ngebut Kejar Tarif Nol Persen dari AS, Bidik Kelapa Sawit Hingga Karet!
-
Prabowo Turun Gunung Bereskan Polemik Utang Whoosh
-
Jokowi Klaim Proyek Whoosh Investasi Sosial, Tapi Dinikmati Kelas Atas
-
Barcelona Bakal Kirim Orang Pantau Laga Timnas Indonesia di Piala Dunia U-172025
Terkini
-
Pemerintah Pusat Siap Jadi 'Bankir' Pemda dan BUMN Jika Kekurangan Duit
-
Menko Airlangga Sebut Ekonomi Indonesia Solid: Investasi Tembus Rp1.434 T, Konsumsi Tetap Kuat
-
Sentimen The Fed Tahan IHSG di Bawah Resistance 8180
-
Aceh Sedot Investasi Rp3,58 Triliun, Investor Lokal Merajai
-
Walhi Soroti Proyek Jalan Trans Halmahera yang Dinilai Berpihak Pada Korporasi Tambang Nikel
-
4 Fakta Motor Rusak Gegara Isi Pertalite di Jatim: Pertamina Rilis Hasil Investigasi
-
Viral Motor Brebet Usai Isi Pertalite di Jatim, Ini Respon Pertamina Patra Niaga
-
Harga Emas Turun Tiga Hari Beruntun: Emas Jadi Cuma 2,3 Jutaan di Pegadaian
-
Pemerintah Dorong Investasi Lab & Rapid Test Merata untuk Ketahanan Kesehatan Nasional
-
Indonesia Ngebut Kejar Tarif Nol Persen dari AS, Bidik Kelapa Sawit Hingga Karet!