Di tengah maraknya perbincangan kelangkaan dan kenaikan harga minyak goreng yang malang melintang menjadi topik utama bagi kalangan ibu-ibu di Indonesia.
Harga minyak goreng di negara tetangga, negeri Jiran Malaysia disebut-sebut lebih murah, bahkan dibandrol dengan harga yang jauh lebih murah daripada yang dipasarkan di Indonesia.
Saat ini, dalam rangka upaya mengatasi kelangkaan minyak goreng yang meresahkan seluruh masyarakat di Indonesia, pemerintah mencabut aturan harga eceran tertinggi (HET). Setelah dicabutnya HET tersebut, marak toko-toko basis modern memasarkan minyak kemasan dengan harga sekitar Rp 24.000 per liternya, dan Rp 45.000 - Rp 46.000 untuk kemasan dua liter.
Melihat hal tersebut, masyarakat kemudian menyoroti harga minyak goreng di negeri Jiran yang dijual jauh lebih murah daripada di Indonesia.
Negara tersebut membandrol harga minyak goreng dengan harga yang lebih murah berkat kebijakan dari pemerintah negeri Jiran itu sendiri yang menggelontorkan subsidi minyak dengan sistem Cooking Oil Stabilization Scheme (COSS) senilai RM 22,5 atau setara dengan Rp 8.500 per kg. Harga tersebut jelas lebih murah daripada harga pasaran di Indonesia saat ini.
Adanya minyak goreng subsidi di negeri Jiran tersebut memang tidak diperuntukkan oleh masyarakat secara umum. Minyak goreng bersubsidi yang disediakan oleh pemerintah tersebut hanya mengincar kalangan tertentu saja, terutama masyarakat yang memiliki penghasilan rendah.
Adapun untuk masyarakat yang tidak mendapatkan subsidi, seperti misalnya restoran, mereka harus membayar minyak goreng non subsidi dengan harga RM 27,9 atau setara dengan Rp 95.000 per kg.
Diberlakukannya kebijakan yang cukup meringankan beban masyarakat kalangan menengah ke bawah tersebut terkait dengan harga minyak subsidi, bukan berarti dalam praktiknya bisa dijalankan sesuai dengan apa yang diharapkan. Tetap saja, pemerintah negeri Jiran tersebut masih menemukan adanya penjualan minyak subsidi kepada kalangan yang tidak semestinya seperti pengusaha-pengusaha restoran dan sebagainya.
Kebijakan terkait dengan minyak goreng subsidi tersebut justru berbanding terbalik dengan kebijakan yang diberlakukan di Indonesia. Indonesia memberlakukan pencabutan harga eceran tertinggi (HET) yakni sebesar Rp. 14.000 per liter, justru mengakibatkan harga minyak melambung tinggi.
Baca Juga: Inspiratif, Siswa SMA da SMK se-Sulawesi Tenggara Produksi Minyak Goreng dari Bahan Kelapa
Memang diketahui, terdapat beberapa alasan yang menjadikan harga minyak goreng di Indonesia naik. Diantaranya yaitu turunnya tingkat produksi kelapa sawit yang menjadi bahan baku minyak goreng, sehingga produksi minyak goreng menjadi rendah. Selain itu, kenaikan permintaan Crude Palm Oil (CPO) yang dibutuhkan untuk keperluan biodiesel menjadi permasalahan di tengah rendahnya produksi sawit sebagai bahan baku utama.
Kontributor : Syifa Khoerunnisa
Berita Terkait
-
3 Kriteria Penerima yang Layak Dapat BLT Minyak Goreng Rp 300 Ribu dari Jokowi
-
Jokowi Akan Berikan BLT Minyak Goreng, Siapa Saja yang Bakal Kebagian?
-
Fakta Harga BBM di Malaysia Kok Bisa Lebih Murah dari Indonesia, Ternyata Gegara Ini
-
Inspiratif, Siswa SMA da SMK se-Sulawesi Tenggara Produksi Minyak Goreng dari Bahan Kelapa
-
Cara Cek Penerima BLT Minyak Goreng Rp 300 Ribu
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Nama Pegawai BRI Selalu Dalam Doa, Meski Wajahnya Telah Lupa
-
Pemerintah Siapkan 'Karpet Merah' untuk Pulangkan Dolar WNI yang Parkir di Luar Negeri
-
Kartu Debit Jago Syariah Kian Populer di Luar Negeri, Transaksi Terus Tumbuh
-
BRI Dukung JJC Rumah Jahit, UMKM Perempuan dengan Omzet Miliaran Rupiah
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Bahlil 'Sentil' Pertamina: Pelayanan dan Kualitas BBM Harus Di-upgrade, Jangan Kalah dari Swasta!
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Program AND untuk 71 SLB, Bantuan Telkom Dalam Memperkuat Akses Digitalisasi Pendidikan
-
Dari Anak Tukang Becak, KUR BRI Bantu Slamet Bangun Usaha Gilingan hingga Bisa Beli Tanah dan Mobil
-
OJK Turun Tangan: Klaim Asuransi Kesehatan Dipangkas Jadi 5 Persen, Ini Aturannya